webnovel

memikirkan calon anak nya

Di ruangan vvip alia mulai membuka mata nya, alia melihat pergelangan tangan nya yang masih di bungkus perban dan selang infus masih menempel di tangan nya.. ia melihat sekeliling tidak ada orang di sekitar sana, ia mencari sosok rafa mantan bos nya, sosok pria tampan dan galak, sosok pria yang telah merenggut masa kegadisan nya,'

Alia kembali menetes kan air mata nya, ia mengingat kembali setiap kejadian-kejadian memilukan yang menimpa nya, Kesedihan terus bergelayut dalam pikiran nya. "Kenapa aku tidak mati saja" pikir alia sambil mengusap kasar wajah nya.

"Bagaimana aku tinggal nanti, aku harus pergi ke mana? Aku tidak mungkin pulang ke kampung dalam keadaan hamil" pikir alia dalam hati, seraya terus meneteskan air mata, ia bahkan merasa jadi orang yang paling malang di dunia ini.

Untuk beberapa saat alia memejam kan mata merasakan kesedihan yang mendalam di hati nya, hingga tanpa ia sadari seseorang berwajah tampan telah masuk ke ruangan nya dan berada di dekat nya menatap alia, saat alia membuka mata nya ia terkejut melihat pria di depan nya. Alia yang terkejut seketika berusaha bangkit dari tidur nya namun steven melarang nya.

"Siapa kamu" tanya alia.

"Tiduran saja jika masih pusing, saya pemilik klinik tempat kamu mencoba bunuh diri" jawab stiven.

"Maaf kan aku sudah merepotkan mu" ucap alia penuh penyesalan.

"Kenapa kamu mau bunuh diri? cerita lah, jika kamu cerita dengan jujur aku akan memaafkan mu," jawab stiven tegas

Alia pun tidak punya pilihan lain kecuali menceritakan kejadian yang menimpa nya dari awal hingga akhir nya ia berada di klinik dan mencoba bunuh diri, stive mendengar kan dengan seksama cerita dari alia, diam2 stiven mengepalkan tangan nya menahan emosi. Ia tidak tega melihat penderitaan gadis di depan nya,

"Saya bingung mau tinggal di mana, saya tidak punya saudara di kota ini Apa tuan atau kerabat atau saudara mu ada yang membutuhkan asisten rumah tangga atau yang lain?" Tanya alia dengan polos,

"Siapa yang mau bekerja?" tanya stiven

"Aku yang mau bekerja, aku tidak ingin pulang ke kampung ku. Aku tidak tega melihat penderitaan kedua orang tua ku."ucap alia.

"Apa kamu tidak ingin menikah dengan pria itu?aku bisa bantu membuat nya bertanggung jawan" ucap stiven penuh keyakinan

"Tidak, aku akan lebih menderita jika hidup dengan nya, sifat nya sangat buruk, ia begitu egois, dan galak sekali. Ia bahkan memarahi saya setiap hari ketika masih di rumah nya" ujar alia polos, seraya menghapus air mata yang memngalir dari pelupuk mata nya.

"Sudah kalau gitu kamu bisa bekerja di apartemen ku" jawab stiven mencoba menenangkan alia.

"Benarkah?terima kasih kakak.. " ucap alia dengan penuh kegirangan. Ia tidak menyangka jika ada seseorang yang bisa menolong nya, stiven yang melihat alia kegirangan hanya tersenyum," setidak nya ia bisa sedikit tersenyum" batin nya

"Biaya rumah sakit ini akan aku bayar dengan di cicil, tuan bisa memotong gaji saya 50% setiap bulan nya." Ucap alia.

Stiven mengangguk tanda setuju. "Kamu panggil saya kakak aja jangan tuan." Ucap stiven dengan tersenyum

"Saya ada meeting di luar mungkin selesai nya sedikit malam, saya akan kembali besok pagi. Jika kamu butuh sesuatu minta lah bantuan perawat, dan ini uang mu yang saya temukan di pinggir ranjang klinik saat kamu coba bunuh diri. Ucap stiven

Alia mengangguk tanda setuju, dan mengucapkan terima kasih. lalu stiven pun keluar dari ruangan tersebut dengan santai meninggal kan alia seorang diri di ruangan 0 rumah sakit tersebut. Kesehatsn alia sudah mulai membaik, ia bahkan bisa masuk keluar kamar mandi seorang diri.

*****

Di kediaman rafa terlihat seseorang masuk ke dalam rumah tersebut dengan santai nya, ia juga telah memerintah kan seseorang untuk mengambil mobil bos nya dengan. Ia masuk ke dalam ruang kerja bos nya bermaksud menanyakan tentang video bos nya di depan klinik. Namun belum juga menanyakan, bos nya telah lebih dulu ber tanya.

"Ke mana saja kamu?," Tanya rafa

"Saya mencoba nyari orang yang ada dalam video ini" jawab kevin seraya menunjukkan video di dalam handphone nya.

Rafa mengambil handphone yang di sodorkan oleh kefin dan melihat isi video tersebut. Bahkan video itu sudah viral.

Rafa sangat marah melihat video tersebut, ia bermaksud melempar handphone tersebut, namun kevin telah mengantisipasi nya, hingga ia pun dengan mudah menangkap handpone tersebut.

"Cepat bereskan, aku tidak mau ada video tersebut di sosial media apapun" jika hari ini masih ada video tersebut aku yang akan menghabisi penyebar video itu, " kata rafa dengan geram, seraya memberi perintah pada kefin, rafa berlalu keluar dari ruangan tersebut meninggalkan kefin seorang diri di ruang kerja nya. Kevin tidak membalas perkataan rafa, yang bagi nya telah terbiasa banget bos mya marah pada nya. Ia memilihih bekerja untuk menuntaskan pekerjaan yang menumpuk dari kantor nya

****

Rafa keluar menuju garasi ia bermaksud mengambil handphone milik nya yang tertinggal di mobil milik nya, "Bagaimana bisa aku meninggalkan barang yang sangat penting ini di mobil,"batin rafa.

Hari itu benar2 hari yang mrnyebalkan bagi nya, bagaimana mungkin ia bahkan tidak bisa melacak keberadaan alia, bagaimana keadaan janin dalam kandungan alia, rafa benar2 frutasi memikirkan nasib anak dalam kandungan alia. Meskipun ia sama sekali tidak tertarik pada gadis itu namun ia memiliki rasa tanggung jawab yang kuat atas perbuatan nya terlebih pada calon buah hati nya, biar bagaimana pun kini gadis itu sedang mengandung calon buah hati nya,

"Seandai nya elena tidak meminum pil kb tanpa sepengetahuan nya, seandai nya ia tidak selingkuh maka pasti ellena telah mengandung anak nya." Batin rafa, namun saat ini ia harus fokus untuk mememukan alia, di mana pun dia berada dan segera menikahi nya agar anak nya memiliki ayah dan ibu yang lengkap . Begitu batin

Rafa mengambil semua barang berharga dari mobil nya. Dengan langkah cepat rafa masuk kembali kedalam ruma hlalu buru2 masuk ke dalam kamar nya,

Rafa yang telah melewati hari2 melelah kan sejak beberapa hari lalu pun merbahkan tubuh nya di atas kasur king zise milik nya, bayangan alia bunuh diri selalu membayangi pikiran nya, ia memikir kan nasib janin dalam kandungan alia, ia benar2 tidak membayangkan alia akan senekad itu menghadapi hidup nya,

****

Rafa memencet sebuah nomor di ponsel nya dan menelpon polisi yang menangani kasus alia,

namun polisi tersebut mengatakan jika kasus percobaan bunuh diri yang di lakukan si pelaku bernama alia saat ini sudah di tutup, polisi mengatakan jika saat ini kasus nya telah di tutup

Next chapter