webnovel

Menjauh

Azka Cuma buat gua, ngga boleh ada yang ganggu kia, ngga boleh bagi waktu apa lagi perhatiannya buat orang lain!

"Udah sampe Neng"

Ucapan pak supir menyadarkan Kanya, kanya pun tersenyum dan menganggukan kepalanya, lalu ida pun mengeluarkan uang lima puluh ribu dari dompetnya.

"makasih ya pak!"Ucap Kanya sambil berlalu memasuki pagar rumahnya dengan cepat, karena dirinya melihat Azka yang mengendari motornya melaju denga kecepatan di atas rata-rat.

Kanya pun berlari sekuat tenaga untuk memasuki rumahnya, tanpa memperdulikan klaksonan motor Azka yang sudah berada di depannya rumahnya.

Sebenarnya Azka bisa saja masuk ke dalam rumah Kanya, toh! Dirinya sudah biasa dan tidak canggung denan keluarga Kanya. Namun saat ini memang sangat sulit menghadapi Kanya yang dengan keras kepalanya mengembok pagar rumahnya dan membawa lari kuncinya.

"Nay! Buka cepetan!" Teriak Azka setelah turun dari motornya dan mengecek pagar yang memang di gembok.

"Woi!! Kanya buka cepetan"

Setelah menunggu beberapa menit, Azka benar-benar tidak melihat tanda-tanda bahwa Kanya akan menghampirinya.

"Dasar tuh cewek bener-bener yah!" Gerutu Azka sebelum menaiki motornya dan mengendari motornya melaju ke arah rumahnya yang tak jauh dari rumah Kanya, Yah mereka memang tetanggan jika kalian lupa.

***

sementara di sisi lain, Kanya yang terus memperhatikan Azka dari jendela kamarnya, yang untung saja Azka tidak menunggunya lama.

"Huftt! Gila kok gua jadi kaya gini yaa!"Ucapnya sebelum menghempaskan tubuhnya ke arah kasur. Selamat tidur semua, minggu siang yang tidak menyenangkan.

Setelah mengistirhatkan dirinya Kanya pun terbangun

Kanya menatap penampilanya di cermin, hmm... sangat memprihatinkan,

"Ahhh gila Tasya sialan"Gerutu Kanya sebelum masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan kepalanya.

***

sudah seminggu sejak kejadian tempo hari yang membuat mood Kanya benar-benar hancur tak tersisa.

Yah! Dirinya sudah bertekad untuk menjauhi Azka sebelum laki-laki itu menjauhinya, heyy gengsi dong!! Masa cewek yang ditinggalin, lebih baik dirinya pergi terlebih dahulu, dari pada nanti tiba-tiba meningalkanya demi seseorang perempuan lain, yah kalau dilihat dari segi apa pun, menurutnya dirinya lebih dari segala-galanya dari tasya. Soo kalau Azka ingin memilki sahabat baru yah lebih baik dirinya mundur pelan-pelan.

Setelah menyelesaikan ritua mandinya . Kanya pun keluar dari kamar mandinya dengan handuk yang melilit tubuh mungilnya.

"Ahh! Segarnya" gumahnya sebelum menatap ke arah jendela kamar yang berhadapan dengan jendela kamar milik Azka.

"Hah!" gumahnya sambil menatap ke arah jendela lelaki itu yang semingg terakhir ini dirinya hindari.

"Kanya" teriak seseorang yang tak lain adalah Azka, sontak Kanya langsung menutup gordennya dengan cepat.

"Shitt, Azka" makinya setelah bersandar di samping jendela yang telah tertutup mengabaikan Azka yang terus saja meneriaki dirinya.

Ting

Ting

Suara pesan masuk dari handponenya membuat Kanya mengalihkan pandangnya ke arah nakas yang tak jauh dari tempatnya

Azka jelek:v

"woy nayy"

"bales napa nay"

"nanti gua beliin es krim deh" bujuk azka

"nayy"

"jirr nay gua ada salah ya ke lu"

"novel lu masi ada di rumah gua nih, sini ambih gih"

"nay ga baik loh cuekin orang cuek nanti balik cuek lagi"

"nayy udah dong jangan ngehindar, kalo gua punya salah ngomong! Jangan kek gini, jatuhnya ke kanakan"

"nay asli deh gua tlaktirlu saat ini juga detik ini juga mau itu lu mau beli novel, mau lu beli pitza, sepatu, tas apapun itu gua beliin asal lo bales chat gua"

"buru bales woyy, mumpung gua dapet tfan dari bokap nih"

"nay"

"kanaya"

"lu mah gitu kalo ada masalah selalu ngehindar"

"gua minta maaf si nay, kalo gua salah, tapi jelasin yah gua salah apa, nanti ga akan gua ulangin deh"

Kanya terkekeh membaca satu demi satu pesan yang dikirim oleh Azka, dirinya tak menyangka Azka akan mengetik kata sebanyak itu, biasanya ia hanya akan membalas dengan sangat singkat padat dan jelas, seperti'ya', 'tidak', terus, terserah dan tgg'.

"Huh! Azka aza kan gua udah bilang! Azka itu ngga ada apa-apa nya tanpa seoang Kanya"

Akhirnya dirinya pun bergegas memakai baju dan di lanjut menghempaskkan tubuhnya di atas ranjag queen size miliknya.

"ahh! Senengnya gua, terbukti kalo Azka tuh butuh banget gua, kita liat aja sampai mana seorang Azka bisa hidup tanpa gua!"

***

Sementara itu di lain tempat seorang lelak sedang mentap ke aran jendela kamarnya yang berhadapan dengan jendela seorang gadis yang sudah seminggu ini menghindari dirinya.

"jir, tuh anak kenapa lagi sih heran deh gua" gerutunya sambil terus memperhatikan handphone nya berharap akan pesanya dibalas oleh gadis itu.

Setelah lama menunggu ia pun melangkah kakinya menuju sopa yang berada di kamarnya.

Berbeda dengan kamar Kanya yang lebih memilih kamar bernuasa pink, Azka lebih menyukai kamarnya yang bercat abu-abu tua di lengkapi dengan perabotan yang serba hitam dan abu abu yang menambah kesan aestetik di kamarnya.

Kamar Azka ini hanya memiliki dua bingkai foto yakni satu bingkai foto dirinya bersama kedua orang tuanya yang saat ini menetap di Jakarta sedangkan foto satunya yang berukuran besar menampilkan foto dirinya bersama gadis cilik berkuncir kuda dengan wajah penuh dengan es krim yah foto itu merupakan foto masa kecilnya dengan Kanya yang menapilkan senyum lepas pada dirinya.

Yah memang hubungan Azka dan Kanya memang sudah lama ketika dirinya memutuskan untuk tinggal dengan neneknya sedari dirinya berumul 8 tahun, berawal dari hubungan dirinya dengan orang tuanya yang cukup asing sehingga saat kematian sang nenek Azka lebih menetap di Bandung, mengabaikan sang bunda untuk tinggal bersama di Jakrta.

Yah! Ayahnya gila kerja, begitu pun dengn ibunya.. tetapi bagi dirinya sudah biasa akan hal itu, dan tidak membutuhkannya lagi.

Ting

Ting

Mendengar suara handphone nya berbunyi seketika dengan cepat mengapai hanphone nya itu, berharap Kanya lah yang mengirimnya pesan.

+62**********

Hy save ya nomer aku

*tasya

Harapnya pudar dia kira yang mengirim pesanya adalah Kanya tetapi tidak seperti yang di harapkan sehingga dirinya pun ogah untuk membalas pesan tersebut

Dpt dr mm no gua

+62**********

Dapet dari glen Ka

Hmm Azka pun tidak niat untuk membalas pesan itu kembali, ia kira perbincangannya telah selesai, sayangnya Tasya kembali mengirimnya pesan,

+62**********

"Azka? Boleh ngga aku minta tolong?"

HMM

+62**********

Hari ini ada film keren yang tayang di bioskop, mau ngga nonton film bareng ?"

Membaca pesan dari Tasya membuat Azka berfikir sejenak, hmm setelah di fikir-fikir mungkin ajakan Tasya ada baiknya juga si, mungkin dengan itu pula dapat membuatnya lebih tenang dan tidak khawatir aan hubunganya dengan Kanya

Y

+62**********

Kamu jemput aku ngga?

Ktm di sana aj

+62**********

Okey deh see you Ka:3

:3 ?dirinya tak mengerti akan arti dari titik dua dan angka tersebut. Dirinya mengacuhkan nya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap-siap. Setelah itu ia pun bergegas keluar kamar.

"hmm sepi dan sunyi seperti biasa" guamnya setelah melihat tidak adanya tanda-tanda kehidupan di rumahnya.

Dimana biasanya Kanya lah yang selalu menemani dirinya duduk bersantai dengan pandangan menuju Tv dan tidak lupa dengan banyaknya cemilan di atas meja yang di belikanya dari supermarket khusus ia beli untuk menemani dirinya dan Kanya.

Dirinya pun berjalan ke arah meja makan, melihat ada mbok Minah yang sedari ia kecil menemaninya

"pagi bi" sapanya

"pagi den! Sarapanya udah bibi siapin, sok lah sarapan dulu" ujar mbok minah

"makasih ya bi" gumanm nya sebeum melangkah ke arah meja makan yang terdiri dari empat kursi dan lagi-lagi hanya di isi oleh Azka seorang diri.