webnovel

Egois

Dengan cepat Azka melepas rangkulan Tasya pada tanganya dan secepatnya menyusul Kanya dan ketiga temanya yang kini berjalan cepat menjauhinya.

"Kanaya" teriak Azka sebelum menarik tangan Kanya agar mengehentikan aksi kanak-kakankan mereka.

"Apa?" ketus Kanya sambil menghempaskan pegangan Azka pada lengannya..

"Dari mana aja seminggu ini ?" tanya Azka

"ngga kemana mana, di rumah aja,"

"terus kenapa menghindar.'

"ngga ada ngehindar.' Sangkal Kanya sambil melipat kedua tanganya di depan dada, bahkan Kanya enggan menatap manik hitam yang menatap dengan tatapan tajam,

Azka menyentuh pundak Kanya yang engan menatapnya.

"cuman?"

"yaa, Cuma jaga jarak aja.'

"kenapa jaga jarak?.' Dengan sabar, Azka menggunakan nada lembut agar Kanya tidak tersulut emosi.

"ya pengen aja.' Jawab kanya acuh

"Udalah, Ka! Ngga usah pegang-pegang!" ucap Kanya sebelum megoyangkan punaknya.

Azka menghela nafasnya, lalu melepaskan pegangannya pada pundak Kanya, lalau melepaskan peganganya pada pundak Kanya, "kalo gua punya salah, ngomong!jangan kaya anak kecil main ngehindar-neghindar aja."

"terserah gua dong! Ketus Kanya yang lagi-lagi membuat Azka memejamkan matanya menahan emosi, bodoh sekali! Ia sangat khawatir pada gadis di depannya setelah satu minggu tidak mendapatkan kabar,eh! Saat ketemu malah mendengar nada ketus yang keluar dari bibiir Kanya.

"Azka kamu---"

"Diem, Sya! Gua lagi bicara sama Kanaya" potong Azka sebelum kembali mengoceh.

Tasya yang mendengar nada tegas dari Azka pun langsung terdiam dan menatap kesal ke arah tiga gadis yang berdiri di belakang Kanya yang sedang menertawainya.

"Kanya, gua ga suka ya kalo lu ilang-ilangan kayak gini." Mendengar nada lembut yang dikeluarkan Azka, entah mengapa membuat Kanya menganggukan kepalanya.

"lu mau makan apa?" tanya Azka yang membuat Kanya menatapnya dalam diam.

"Azka ngga boleh deket-deket Kanya lagi, Kanya ga suka berbagai." Ucap Kanya pelan, sebelum menarik ketiga temannya untuk meninggalkan Azka dan Tasya yang masih bingung dengan hubungan Azka dan Kanya. Teman ? bullshit, ngga ada pertemanan sampai mesra, kecuali TTM-an.

"Azka aku boleh minta---" belum sempat menyelesaikan kalimatnya Azka lebih dulu menyodorkan uang sebesar dua ratus ribu ke arah Tasya sebelum melangkah menjauh dari Tasya dengan tangan yang terkepal.

"jirr! Kenapa malah dikasih uang?" kesal Tasya sebelum menatatp pungung Azka yang sudah menjauh.

***

Sementara itu Kanya berjalan dengan lesuh setelah menyadari Azka tidak mengejarnya. Seharusnya kan di kejar!

"Nay? Lo kalo sayang sama Azka lo jujur! Ujar Giani

"gua jujur kok, cuman gua ngga bisa liat Azka deket sama cewe lain.'

"lo jangan egois dong nay! Ketus Kenzy sembil melipat tangnnya di depan dada.

"Nay denger! Mau sekarang atau pun nanti, Azka bakal ninggalin lo, kenapa ? karena suatu hari nanti, mungin 7-8 tahun lagi, dia bakal nikah dan dia ngga bakal selalu ada buat lo.' Ujar Savira memberi arahan pada Kanya.

"dan lo pun begitu Nay, suatu hari lo bakal hidup sama orang yang bener-bener udah ditakdirkan buat jadi pendamping lo, dan saaat itu datang lo ngga bakal butuh Azka lagi Nay!" sambung Kezny.

"jadi biarin Azka ngelakuin apa pun yang dia mau dan mungkin emang udah saatnya Azka punya hubungan sama cewe lain. lo peting buat dia Nay! Tapi ngga menutup kemungkinan dia juag butuh sosok pacar nay."

Belum sempat Giani menyelesaikan ucapanya, Kenzy dengan tampang polosnya memotong ucapaan sahabatnya itu,

"atau Azka bosen sama Kanaya" Savira dan Ghiani yang mendenga ucapan Kenzy dengen cepat menginjak kak gadis itu,

"Aww! Ringis Kenzy sambil menatap kesal pada kedua sahabtanya itu yang tampak tak bersalah.

"ihh napa lu berdua injek kaki gua" sentak Kenzy yang dibalas helaan nafas dari kedua sahabtanya itu.

"ada gajah di kaki lo tadi" Kanya yang mendengar balasan Savira menunjukan ekspresi terkejutnya. Gajah? Atau semut?.

"semut bego!" koreksi Giani yang dibalas putaran mata oleh Kenzy

"Tapi kalo Azka udah beneran bosan gimana?" tanya Kanya

"ngga bakal! Tenang aja" ujar Savira

"ngga akan dia Cuma butuh orang baru aja , tapi inget! Bukan berarti dia lupain lu nay"ujar giani

"gua Cuma mau Azka bareng terus gua, gua ngga mau dia dekat sama orang lain,"

"nay tapi kan lu juga lagi deket sama kak Zidhan lu gimana si"

"udah engga" ujar Kanya

"hah? Kok bisa" seru sahabtanya itu

"serius lu nay?" tanya kenzy

"iyah seriusan"

"kok bisa ceritain lah" ujar Savira

"iyah jadi emang semenjak kak Zaidhan lulus dari sekolah kita hubungan gua sama dia mulai rengang, dan ya lama kelaman dia ngilang tanpa ada kabar" ujar Kanya

"Anjir temen kita di ghosting " ujar kenzy

"ishh! Nyebelin lu, biarin gua juga udah bisa lupain dia kok"

"kan apa gua bilang dia tuh Cuma pengen ngedeketin lu doang ujung ujungnya apa dia ninggalin lu kan" ujar kenzy

"udah lah biarin bodo amet ga perduli gua, gua kan masih punya Azka ini" ujar Kanya

"udah-udah cabut yokk" ujar Savira

"lets go!" ajak Ghiani sebelum mengganeng sahabatnya itu menuju restoran cepat saji kesukaanya, Yah, untuk mengisi perutnya yang sendari tadi sudah minta di isi tetapi tertunda karena ocehan ketiga gadis yang kurang pahami.

***

Kanya mengamati mobil ferarai milik Azka yang terparki di rumah lelaki itu,

'Azka ngga keluar sama Tasya emang?'

Batinya sebelum memutuskan pandangan ke arah depan.

"sayang!" teriak wanita paruh baya yang sedang memegang nampan yang berisi kue dan juga dua gelas susu coklat.

"iyah" tanya Kanya sambil memutar sedikit tubuhnya ke arah sang nenek yag tersenyum ke arahnya.

"ini nenek udah bikinin kue sama susu."

"panggil Azka gih!' suruhnya sambil berlalu setelah memberikan Kanya nampan yang berisi kue dan susu

"Kanya ga bisa panggila Azka mah!" balas Kanya sedikit berteriak.

"pokonya ngga mau tau! Paggil Azka sekarang juga! Kamu kalau punya masalah sama Azka jangan bawa-bawa nenek dong! Azka itu udah nene ang—belum sempat menyelesaikan ocehannya, Kanya lebih memilih dulu ngancir ke arah pagar.

Kanya menatap ke arah pagar besar di depannya, rumah Azka yang dua kali lipat lebih besar dari rumahnya itu, tampak megah dengan cat yang berwarna abu berbeda dengan rumahnya yang di cat hijau.

Dengan pelah Kanya mendorong pagar berwana hitam itu, dan untungnya tidak di kunci.

"Azka!" teraiknya keras sambil mengetok ngetok pitu rumah milik Azka.

Tak berselang beberapa menit seorang wanita paruh baya membuka pintu itu dengan senyum ramah yang setiap hari ia tunjukan.

"Azka nya ada bi?" tanya Kanya yang langsung di angguki oleh wanita itu.

"den Azka lagi sakit, Non, demam tinggi," Lapor bibi yang membuat Kanya membulatkan matanya, sakit? Kenapa Azka tidak menghubunginya?!" batin Kanya.

"Azkanya dimana, Bi?" dengan panik Kanya langsung berlari menuju kamar Azka yang berada di lantai dua,

Brak

"Azka!" teriak Kanya setelah melihat Azka tertidur dengan handuk yang berada di dahinya.

"Nay, sakit," lirih Azka dengan mata sayu yang tertuju pada Kanya.

***