"Maura?" Betapa terkejutnya Calista melihat temannya itu tahu-tahu sudah ada di depan pintunya, saat perempuan hamil itu akan memulai aktivitas jalan paginya.
"Calista, kamu mau kemana?" Maura melihat Calista berpakaian olahraga lengkap dengan jam timer di pergelangan tangannya dan handuk kecil tidak ketinggalan.
"Aku mau jalan pagi. Kamu pagi-pagi kesini ada apa? Apa ada hal penting?" Calista tidak merasa ada janji untuk bertemu dengannya dan apa itu? Maura membawa sebuah koper besar di tangan kanannya.
"Calista, aku ... boleh menginap dirumahmu? Aku ... diusir ibu kosku karena uang kos nya kupakai untuk membiayai skripsiku." Maura menampakkan wajah sedihnya. Tidak mungkin Maura sebegitu sengsaranya. Dia adalah anak orang kaya dan uang kos bukanlah hal yang sulit. Kalau dia mau, bahkan dia bisa membeli kosan itu langsung.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com