Aodan menutup pintu toilet tanpa menoleh, merasa puas dengan reaksi Rachel dan ingin tertawa terbahak-bahak.
BANG!
Pintu toilet terhempas, menampilkan wajah Rachel yang merah padam. Aodan tidak melihat karena ia pikir Rachel hanya akan mengumpat pada dirinya saja.
Aodan terlalu malas meladeni wanita yang berkelahi hanya mengandalkan mulutnya, apalagi wanita berhati busuk seperti Rachel ini.
"Ya, aku memang yang merencanakan semua ini. Aku ingin Luna dipermalukan!"
Aodan tidak menoleh ke belakang, tidak ingin membuang-buang waktu untuk meladeni orang seperti Rachel.
"Karena sekarang kau kekasihnya aku tidak akan berbasa-basi lagi, Aodan." Rachel sepertinya sudah lupa dengan perasaan malunya, ia berdiri di ambang pintu dengan gigi gemerutuk. "Aku tidak akan membiarkan Luna hidup bahagia sedikit pun."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com