webnovel

Memergoki

Valey yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya, bangun dan menuju ke pintu keluar. Ia tengah bersiap, untuk memberi kejutan kepada sang suami yang bekerja di salah satu perusahaan milik Frans, yang merupakan mitranya.

Dia merasa sangat senang hari ini, karena setelah tidak sempat bertemu selama seminggu belakangan karena ada trip bisnis, akhirnya ia bisa menjumpai sang suami. Sengaja ia tidak memberi kabar kepulangan dan juga tidak pulang ke rumah langsung.

Sambil disetiri oleh sang sopir, Valey duduk santai di belakang dan menikmati pemandangan kota yang ramai di pagi senin ini.

"Apa Nona tidak ingin mengabari dahulu? Mungkin saja nanti Tuan Ricko akan kaget dengan kedatangan Nona yang secara tiba-tiba ini," tanya sang sopir sambil memberitahu dirinya mengenai apa yang akan terjadi nanti.

"Tidak apa, Pak. Aku memang sengaja ingin membuatnya kaget. Bukankah harusnya dia senang bisa bertemu denganku setelah perjalanan bisnisku yang lumayan ini?" Valey memberi jawaban sambil menanyakan pendapat dari sang sopir pribadi.

"Ah, benar juga, Tuan pasti sangat senang melihat Nona yang sudah tidak bertemu lama ini," jawab dari pak sopir.

Valey tidak menaruh curiga sama sekali. Bahkan ia yang sadar akan tatapan sopir yang terus melihat ke kaca dashboard memilih mengabaikan saja, ia tidak berpikir bahwa tatapan itu sebenarnya adalah tatapan panik dari seorang yang sebenarnya ingin memberitahukan sesuatu kepadanya.

Tanpa ragu, Valey masuk ke dalam perusahaan Frans dengan kartu izin yang sudah ia miliki semenjak bekerja sama dengannya. Ruangan dari Ricko adalah ruangan pribadi karena merupakan sekretaris dari Frans, sang pemilik perusahaan ini.

Ia menaiki lift dengan penuh kesenangan, bagaimana tidak, dia benar-benar merindukan sang suami yang tidak memberi kabar karena katanya sedang sibuk. Kakinya melangkah dengan riang menuju ke salah satu ruangan dengan tanaman hijau yang ada di depannya.

Baru saja dirinya memegang gagang pintu, Valey terdiam mendengar adanya suara yang bukan milik dari Ricko, karena terdengar seperti ada suara perempuan di sana.

"Ahh, Sayang.., kapan bisnis Valey akan selesai? Aku takut dia melihat kita seperti ini..," ujar dar suara tersebut.

"Elly sayangku, tidak mungkin dia akan datang cepat, lagi pula, ini katanya bisnis yang lumayan besar, jadi pasti akan lebih lama..," jawab dari suara Ricko.

'Tunggu, Elly?' batinnya tersentak mendengar nama dari wanita yang baru saja disebutkan tersebut.

Dia mengurungkan niat untuk membuka pintu, dan memilih diam dahulu di sana, ingin mendengar apa saja yang tengah mereka bicarakan. Untuk berjaga, Valey merekam dengan segera menggunakan Hp-nya, sebagai barang bukti. Dia merekam semua ini.

"Haha, lagipula, kamu harusnya lebih takut kalau Frans yang datang ke sini..," ujar Ricko dengan suara yang manis sekali.

Kenapa dia seperti itu? Dengan Valey saja, Ricko tidak pernah berbicara begitu. Dia sangat ketus dan juga dingin kepada dirinya tersebut.

"Tidak mungkin sayangku.., aku sudah menanyakan jadwal Frans padamu, jadi, kalau aku ke sini, akan terus aman karena kamu adalah sekretaris darinya..," jawab Elly yang terdengar mencoba menggoda Ricko.

Bila mengingat posisi dari meja tempat Ricko dan juga sofa pribadinya, pintu ini tidak kelihatan sama sekali karena di dalam juga ada tanaman yang menutupi. Sehingga, Valey dengan perlahan, mencoba membuka sedikit pintu tersebut.

Dengan otaknya yang pintar dan juga menghindari risiko berlebihan untuk bisa membuatnya tetap aman, ia menggunakan kamera ponselnya untuk menyorot ke dalam. Benar saja, saat ia melihat ke layar dari Hp tersebut, ia mendapati bahwa Ricko dan Elly di sana, sedang berdekatan dan bercumbu.

Ia menutup mulut karena tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat ini. Bagaimana bisa, sahabatnya dan sang suami berselingkuh?!

Sambil gemetar tangannya merekam, ia merasa sangat sakit hati dan hanya bisa menatap dengan penuh tidak percaya.

Dan.., ia melihat dengan jelas dari layar Hp-nya sendiri, dua orang yang merupakan orang terdekat tersebut..., sedang berciuman dengan mesranya. Ricko tampak agresif memeluk pinggang dari Elly. Elly juga membalas dengan melingkarkan tangan pada leher Ricko.

'Sejak kapan.., sejak kapan mereka seperti ini?' batinnya yang masih tak percaya dan terbelalak melihatnya.

Namun, di tengah perekaman dan kegiatan yang sedang dilakukan dua orang tersebut di dalam ruangan, terdengar langkah kaki dari sudut lorong, yang membuat Valey segera mengakhiri rekaman dan buru-buru beranjak dari sana. Ia berjalan dengan cepat demi tidak membuat keributan dari langkah kakinya tersebut.

Ia mencari toilet terdekat dari lorong tersebut, segera masuk ke dalam sana, dan mengunci diri rapat-rapat di sana. Tangisnya pecah sekeras mungkin, bagaimana bisa.., sang sahabat yang ia percaya sejak kuliah, dan juga sang suami yang ia cintai dari awal kuliah, berselingkuh?!

Valey tidak membiarkan suaranya keluar dari mulutnya. Ia ingin memendam semua rasa sakit hatinya. Perasaannya perlahan berubah, memaksakannya menjadi sebuah emosi yang tidak terduga. Valey amat marah.

Semua sudah ia berikan kepada sang suami, sampai bisa memiliki posisi sekarang berkat kerja sama dengan Frans, dan Elly sudah ia berikan pekerjaan di perusahaannya meski kualifikasinya masih kurang, dan sekarang apa? Ia mendapatkan balasan seperti ini.

Sambil menatap ke hp-nya, Valey memutar ulang rekaman tersebut, dan melihat lagi bagaimana aksi bejat mereka yang jelas mengkhianati dirinya ini.

"Akan kubuat mereka merasakan apa yang kurasa!" ujarnya dengan pelan dan juga penuh emosi.

Tapi bagaimana? Membalas orang-orang yang berselingkuh ini tidak cukup dengan pemecatan semata dan juga pemutusan hubungan sementara. Seberapa lama mereka menghabiskan waktu berdua, adalah lama waktu yang harus mereka rasakan sebagai luka.

Valey berpikir keras di dalam toilet sana, mencoba mencari cara untuk bisa membuat mereka berdua sakit hati secara bersamaan. Namun, melakukannya sendiri bukanlah ide yang bagus dan juga tidak mungkin bisa membuatnya bisa menang.

"Benar, Frans, kalau Frans tahu, bukankah ini akan menjadi menarik?" gumamnya dengan pelan sambil menggigit jarinya sendiri.

Valey mulai menghapus air matanya dengan bagian tengah dari rok yang tengah ia pakai, ia tidak boleh kelihatan lemah seperti ini. Keluar dari sana, valey bercermin dan melihat penampilannya. Segera ia mengeluarkan make up-nya, dan memolesi kembali wajahnya.

Lipstik ia buat merah merona, dan juga mengenakan merah pipi yang menyala, ia akan mencoba membuat perhitungan dahulu.., dengan Frans yang pasti akan mau bekerja sama dengannya kalau tahu soal ini.

Ia bercermin dengan anggunnnya, mendongakkan kepala seolah melihat dirinya yang harus naik ke atas dan juga memperlihatkan sisi dari bagaimana luar biasa dirinya tersebut.

'Aku ini hebat, aku ini direktur perusahaan, kenapa aku harus sakit hati dengan mereka yang di bawahku?' batinnya mencoba meyakinkan diri.

"Tunggu pembalasanku, tukang selingkuh!" tegasnya yang berbicara pada cermin.