webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urban
Not enough ratings
348 Chs

Cinta Sahabat

161

Joe melemparkan gelas yang sedang dipegangnya. Setelah melihat bukti foto pertemuan Mas Denis dengan Nita, rekaman suara, dan file perusahaan Mas Denis, emosi Joe memuncak. Terlebih ketika dia mendengar bahwa pria itu membunuhku, karena ingin mengambil uang hasil penjualan rumah lama kami.

"Sebetulnya hal ini pernah Pak Anton katakan padaku, Joe. Tapi dia tidak punya bukti," kataku pada Joe.

"Secepatnya semua ini harus dikirimkan pada polisi. Dia tidak boleh bernafas bebas lagi!" seru Joe, wajahnya merah padam seiring emosinya yang kian memuncak.

"Tidak, aku tidak mau bertindak gegabah sekarang," jawabku.

"Kenapa? Bukannya lebih cepat, itu malah bagus, Dinda," kata Joe.

"Aku harus mendapatkan surat cerai dulu darinya. Kalau tidak begitu, aku tidak ada senjata untuk bungkam dia, supaya lepasin aku jadi istrinya."

"Hmmm, rumit juga sih."

"Ya memang, tapi mau bagaimana lagi. Kamu bilang kemarin, aku harus sabar. Dia licik, aku harus cerdas kan?" kataku.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com