webnovel

Chapter 2 - Bayangan

Disisi lain dari dunia Aerthralis, Hidup seorang remaja yatim yang bernama Venus. Venus adalah kembaran pluto di dunia sebelumnya, dan sekarang pun mereka tetaplah kakak-beradik. Nama venus didunia sebelumnya adalah Kota takahashi.

Venus melihat gerimis hujan dari balik jendela gereja, berharap ada jemaah yang datang untuk berdoa kepadanya.

"hujannya deras sekali hari ini..." ucap venus sambil menyentuh jendela dengan tangannya.

ya,sepertinya deras sekali.

aku menangguk, untuk sesaat aku terdiam.

aku melihat sekelilingku,ruangan gereja yang kosong membuatku kebingungan dengan suara orang yang berbicara denganku sebelumnya.

apa kamu takut? tanya suara yang secara misterius masuk ketelingaku.

"siapa itu, tunjukan dirimu" ucapku. Aku terus menerus memalingkan kepalaku.

petir menyambar nyaring, mengangetkanku, suara deras hujan berhenti sesaat dan mulai semakin deras.

bagaimana,bukankah enak menjadi pendeta? tidak seperti dia yang hidup didesa kecil dan kehilangan orang tuanya.

"siapa kamu!! tunjukan dirimu!! tidak usah takut!!"

Aku, takut? HAHAHAHAHA, daripada jadi pendeta, sepertinya kamu lebih cocok menjadi seorang badut. HAHAHAHAHAHAHAHAHA. ucap suara ini, dia benar-benar mengejek dan menertawakanku.

"Siapa sebenarnya kamu, tunjukan wujudmu!"

aku berjalan kesetiap sisi ruangan, melihat kebawah meja dan ke bawah kursi, tidak ada tanda-tanda adanya orang lain disekitarku.

"Kubilang tunjukan wujudmu!!" ucapku.

Aku tidak memiliki wujud, aku ada didalam mu.

"didalamku? apa maksudmu?" tanyaku. aku perlahan mengehela nafas ku dan duduk di kursi.

Kamu bayangkan saja aku seperti udara yang kau hirup, tidak memiliki wujud tapi kamu bisa merasakan keberadaannya.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu..." ucapku.

aku menatap keluar jendela, melihat hujan yang semakin deras.

aku melihat jam dan tersadar sudah hampir malam hari, aku berdiri mengambil payungku.

Hei,mau kemana kamu?

"pulang" ucapku. Perlahan membuka payungku, membuka pintu gereja dan berjalan perlahan keluar.

angin deras melewatiku, air-air hujan membasahi seluruh tubuhku saat angin deras itu melewatiku dan membuatku basah kuyup.

Angin benar-benar menganggu bukan?

"Iya" ucapku, aku menutup payungku dan berlari diderasnya air hujan yang mengguyur tubuhku.

Kamu tahu kenapa angin itu sangat menggangu?

"mungkin karena mereka terkadang datang diwaktu yang salah, tapi terkadang angin itu juga berguna banyak" ucapku.

tidak ada jawaban dari suara bisikan ini, hanya suara rintik hujan yang masuk ketelingaku.

rumahku sudah terlihat, rumah sederhana dengan banyak bunga dihalamannya, pohon-pohon yang berdiri tegak di setiap sisinya.

"Ibu, aku pulang" ucapku.

aku perlahan melepaskan sepatuku, berjalan kekamar mandi dengan pakaian yang basah.

"Selamat datang sayang" ucap ibuku.

suaranya yang lembut dan hangat membuatku seperti dipeluk olehnya, walau umurku sudah 16 tahun, aku masih sering bermanja dengan ibuku. Aku benar-benar mencintainya.

bersandar di bak mandi, aku melihat ke langit-langit, suara petir menyambar sangat nyaring.

Itu benar-benar mengagetkanku. ucapku dalam hati.

suara bisikan itu sudah tidak ada lagi, aku bingung dari mana asal suara itu.

aku berjalan keluar kamar mandi, dengan baju biasa, melihat ibuku duduk di sofa ruang tamu.

aku berlari ke arah ibuku. "Ibu~" ucapku sambil membaringkan kepalaku ke pangkuan ibu ku.

"iya sayang, apa ada yang datang kegereja hari ini?" tanya ibuku.

senyumnya yang manis dan hangat membuatku semakin dan semakin menyayanginya setiap saat, tatapan penuh kasih sayang itu membuatku seperti seseorang yang selamanya akan menjadi bayi di dekat ibu nya.

"tidak ibu...hari ini sepi karena hujan deras..."

ibuku mengelus-elus kepalaku. "sudah sudah, tidak apa-apa" ibu mencium keningku.

"terimakasih ibu" ucapku.