webnovel

Bayang-bayang kehidupan semu

Yuda kepala kelurga yang bertanggung jawab dengan keluarganya dia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dia mempunyai keluarga yang harmonis satu istri dan satu anak laki-laki. Yuda sangat mencintai istrinya Yumi. Namun suatu hari Yuda harus menerima kenyataan pahit bahwa dia harus di tinggal istrinya meninggal karena sakit. Hancur sudah hati Yuda seakan dunia sudah kelam. beberapa bulan hingga tahun dia sangat sulit menncari pengganti istrinya. Tetapi tidak di sangka dengan tidak sengaja menemukan wanita adik dari sahabatnya waktu dulu juga sering bermain dengan dirinya kebetulan pula wanita itu mempunyai kisah kehidupan yang hampir sama dengan dirinya yang di tinggal oleh pasangannya dan Mereka cocok lalu mereka memutuskan untuk menikah. Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya..?

Naning_naning · Urban
Not enough ratings
408 Chs

bab 39

Yuda yang sedang menunggu di depan toilet bicara dengan Neni.

" Sudah sana kamu mandi dulu biar Kania aku yang memakaikan bajunya.

" kata Yuda sambil menggendong Kania.

Lalu gantian Neni yang mandi, setelah Neni selesai mandi ganti Yuda terus masuk toilet untuk mandi. Setelah mereka selesai mandi mereka bertemu Nur lagi yang sudah selesai mandi.

" Nur tolong tas pakaian ini taruh di bis lalu pak Saman nanti ajak ke warung lesehan sana untuk sarapan. " kata Yuda dengan menunjuk warungnya.

" Ya pak. " jawab Nur sambil membawa tas bosnya untuk di taruh di dalam bis.

Kemudian mereka berjalan menuju warung untuk sarapan, sampai di warung tersebut di lihat sudah ada bapak dan ibu Andika.

" Bu….. ibu di sini juga. " ucap Neni langsung masuk warung itu.

" Hai Nen sini gabung sama ibu. " kata ibunya Neni.

" Eyang utie. " kata Kania mendekati eyang utie. Lalu mereka gabung satu meja.

" Kania minumnya teh hangat saja ya biar badannya hangat setelah mainan air.

" kata Neni.

" Mas Yuda juga minumnya teh hangat jangan kopi biar badannya hangat juga.

" ucap Neni.

" Ya baiklah aku kalau dekat sama kamu tidak minum hangat juga sudah hangat dik. " goda Yuda bicara di telinga Neni.

" U…..hhh kebiasaan. " ucap Neni pelan sambil mencubit lengan Yuda.

" Tuh …. pak Nur. " kata Kania dengan papanya.

" Pak Nur panggil sayang. " kata Yuda.

" Pak Nur sini. " panggil Kania sambil melambaikan tangannya.

Pak Saman dan Nur mendengar panggilan Kania terus mendekati warung tersebut.

" Silahkan pak Saman. " kata pak Andika mempersilahkan pak Saman masuk warung itu.

" Ya pak. " jawab pak Saman kemudian mereka berdua memilih meja yang lainnya.

" Kania mau makan sama apa ? " tanya Neni mendekati Kania.

" Mama aku mau makan ayam goreng.

" jawab Kania.

Kemudian bapak, ibu Andika, Neni dan Yuda memesan nasi campur dengan rempeyek udang mereka makan dengan lahap Kania juga makannya lahap.

" A…..duh ...a...duh makannya enak semua ya. " kata Neni tidak nambah lagi.

" Tidak sudah kenyang. " jawab mereka hampir bersamaan.

Setelah mereka semua selesai sarapan Yuda membayar ke warung tersebut.

"Ayo jalan menuju bisnya. " kata Yuda kepada Neni.

Sementara pak Saman dan Nur sudah keluar warung dari tadi begitu juga pak Andika dan ibu. Sengaja mereka di biarkan supaya tetap bertiga agar tidak mengganggu ataupun agar Yuda tidak enak hati kepada mereka.

Tinggal mereka saja yang belum naik bis, setelah mereka naik dan duduk di dalam bis pak Saman terus menjalankan bisnya ke tempat lain. Kania di dalam bis berdiri terus melihat-lihat pemandangan, kalau ada sesuatu yang tidak di mengerti Kania pasti nanya kepada Neni.

" Kania sayang duduk nak tidak capek apa dari tadi berdiri terus. " kata Neni memegangi tangan Kania.

" Mama Kania haus. " kata Kania.

" Duduk dulu sayang mama ambilkan minumnya. " kata Neni mencari minumannya di bawah bangku.

" Nah ini dia minumannya. " kata Neni sambil di berikan kepada Kania.

Lalu Kania meminumnya dengan terburu-buru karena merasakan haus.

" Hati-hati kalau minum nanti tersedak jangan buru-buru. " ucap Neni.

" Dik aku minum dong haus ini. " kata Yuda juga kehausan.

" Wo...alah...alah orang kok senangnya bersaing bersama anaknya.

" canda Neni heran.

" Ma...sa sih. " kata Yuda menggoda Neni sambil mencolek pinggang Neni.

" Kebiasaan deh. " jawab Neni membalas mencubit perut Yuda dan memberikan minuman itu kepada Yuda.

Oleh Yuda di terima botol minumnya dan langsung di minum.

" Seger banget. " kata Yuda sambil memperhatikan Kania.

" Iya pa seger banget hausnya langsung hilang. " ucap Kania menirukan omongan papanya.

" Anak sama bapak kok bisa kompak . 

" kata Neni di telinga Yuda, Yuda hanya tersenyum mendengar kata-kata Neni.

***

Tak terasa wisata yang di kunjungi telah sampai, pak sopir sudah memasuki tempat parkiran, begitu bis di parkir penumpangnya langsung turun semua.

"Eyang utie tunggu Kania. " kata Kania.

" Aku mau ikut eyang utie saja ma. " kata Kania berlari mengejar eyang utie.

" Sini sayang sama eyang saja, biarin Kania sama ibu saja Yud. " kata ibunya Neni terus menggandeng Kania.

" Ya Bu. " jawab Yuda dan memberi pesan Kania jangan merepotkan eyang .

" Tidak pa. " jawab Kania kemudian berjalan menuju museum.

" Ayo sayang cepat masuk museum itu.

" ajak ibunya Neni, Kania langsung jalan dengan eyang utie dengan senang hati.

" Anakku pinter tahu kalau papanya ingin berduaan saja dengan sayangku. " ucap

Yuda memegang tangan Neni.

" Oh …..my god modus lagi. " kata Neni dengan menarik tangan Yuda untuk turun dari bis.

Kemudian mereka berdua berjalan menuju museum Jogja kembali, pengunjungnya cukup ramai.

" Mas duduk di sini saja enggak usah lihat-lihat aku sudah pernah melihat semua. " kata Neni dengan Yuda.

 " Kalau mas Yuda ingin melihat-lihat isi museum ini silahkan, aku males orangnya banyak kalau melihat enggak bisa leluasa. " kata Neni.

" Aku di sini saja sama kamu. " kata Yuda sambil duduk di samping Neni.

Mereka berdua duduk sambil makan snack santai rasanya.

" Dik minumnya mana ? " tanya Yuda dengan mencari botol minuman.

" Ini mas minumnya. " kata Neni sambil memberikan minuman itu kepada Yuda.

Mereka berdua duduk sambil memperhatikan orang-orang lalu lalang melihat isi museum ini. Kania yang dari tadi bersama eyang utie melihat-lihat museum, melihat papanya yang santai berlari mendekati papanya.

" Papa…..!! teriak Kania memanggil papanya.

" Sayang sudah tahu isi museum ini ?

" tanya Yuda.

" Sudah pa sudah lihat semuanya, tadi Kania juga melihat seragam seperti polisi tapi tidak seragam polisi yang Kania lihat sekarang. " kata Kania.

" Memang seragamnya jaman dulu begitu itu sayang. " jawab Neni menjelaskan kepada Kania.

Lalu ibunya Neni melihat Kania dengan Neni dan Yuda sedang duduk di pinggir tempat istirahat.

" Kania sayang ikut eyang tidak ? " tanya eyang utie mendekati Kania.

" Tidak eyang Kania sudah capek mau duduk di sini. " jawab Kania ikut duduk dengan papanya.

" Ya sudah eyang utie ke sana dulu sama eyang kakung ya. " ucap ibunya Neni.

Kemudian ibunya Neni dan bapaknya meninggalkan Kania dengan papanya.

" Sudah istirahatnya Kania ? " tanya Neni.

" Sebentar lagi ma Kania masih capek mengelilingi museum ini yang besar dan luas banget. " kata Kania.

" Sudahlah dik di sini dulu Kania biar hilang rasa capeknya. " kata Yuda hati-hati agar Neni tidak emosi.

" Tahu...tahu !! " jawab Neni cemberut.

Yuda yang melihat Neni cemberut tidak enak hati padahal tadi kalau ngomong sudah hati-hati agar tidak tersinggung masih salah kata Yuda dalam hati.

Kemudian Yuda mendekati Neni.

" Sayang jangan cemberut dong cantiknya nanti hilang lho. " kata Yuda sambil mengelus pundak Neni agar sedikit reda cemberutnya.

" Iiih….. idiih mas Yuda selalu modus deh. " kata Neni berdiri meninggalkan mereka.

Yuda menjadi bingung apa ucapannya ada yang salah.

Bersambung