webnovel

Bangsat Boys

Jeka pemuda badung ketua geng Bangsat Boys tengah mengalami patah hati akut. Pada suatu hari ia bertemu dengan gadis polos bernama Unaya. Kesepakatan yang tak terduga terjadi, terlibatlah mereka dalam sebuah hubungan pacaran kontrak. Hubungan yang mulanya hanya berlandaskan saling menguntungkan tiba-tiba berubah menjadi hubungan rumit dan menyesakkan. Dan disinilah titik balik leader Bangsat Boys bermula.

nyenyee_ · Urban
Not enough ratings
69 Chs

Masuk Kandang Serigala

"Ririn Sekarwangi anak 11 IPA 1 temen satu-satunya yang dimiliki Unaya Salsabila". Ririn reflek mundur satu langkah saat si cowok anime tiba-tiba menghadang langkahnya di depan pintu perpustakaan. Pemuda yang memakai Headband dikepalanya itu sempat membuat Ririn salah fokus.

"Ke-kenapa ya?". Tanya Ririn tergagap-gagap sambil memeluk buku Biologi yang baru saja ia pinjam.

"Bisa ngobrol sebentar?". Tanya Victor sambil tersenyum miring. Sumpah! Sumpah si cowok anime emang gantengnya gak ada akhlak! Batin Ririn meronta. Gadis yang hari ini menguncir dua rambutnya, sengaja kembaran dengan Unaya itu meneguk ludahnya susah payah. Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat-cepat dan hendak berbalik, namun sungguh sayang lelaki bermodel rambut seperti Sasuke; alias Jimi langsung menghadang langkahnya.

"Mau kemana? Kita gak akan ngapa-ngapain loe kok. Bisa ngobrol sebentar?". Perkataan Jimi bak menghipnotis Ririn. Gadis itu reflek mengangguk dan pasrah begitu saja saat dua antek-antek Jeka itu mengajaknya duduk disebuah bangku perpustakaan paling pojok. Ririn seakan terintimidasi, gadis itu menunduk dalam sedangkan dua pemuda di depannya ini menatapnya serius.

"Udah berapa lama temenan sama Unaya?". Tanya Victor tiba-tiba yang membuat Ririn berjengit kaget. Pertanyaannya sih se-simple itu tapi Ririn merasa tengah diinterogasi oleh agen FBI.

"Sejak kelas satu". Jawab Ririn dengan suara lirih.

"Oh...". Gumam Jimi kemudian meletakkan ponselnya diatas meja. Tidak tahu apa yang pemuda itu lakukan tapi Ririn bisa melihat jika Jimi tengah merekam obrolan mereka.

"Berarti tahu banget dong gimana Unaya? Secara udah temenan dari kelas satu". Ririn hanya bisa mengangguk, suaranya berat sekali mau keluar. Efek ngeri kali ya?

"Dia cupu banget ya?". Tanya Jimi memancing Ririn. Dan benar saja, gadis haus gosip disekolahan itu langsung mengangkat wajahnya dan seperti gatal hendak mengatakan sesuatu.

"Aduh super cupu deh tuh anak. Tahu gak sih?! Masa iya dia mau-mau nya jadi tempat nyontek anak-anak dikelas. Belum lagi dia cuma dicari kalau dibutuhin doang. Kalau lagi gak butuh boro-boro pada deketin Una, orang disapa aja gak nyaut. Suka di-bully tapi pasrah gitu aja, ada gitu ya orang yang gak ada kekuatan kayak Una?! Sebel gue!". Cerocos Ririn panjang lebar hingga membuat Victor dan Jimi saling pandang. Secara tidak langsung Ririn sudah membocorkan rahasia Unaya atau lebih tepatnya; membongkar titik lemah Unaya.

"Oke! Thanks Ririn". Kata Jimi sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku dan langsung pergi bersama Victor. Sementara itu Ririn langsung terdiam dan mulai sadar dengan apa yang telah ia lakukan barusan.

"Lah? Bego gue! Kok bisa-bisanya sih keceplosan?!....". Rengek Ririn sambil memukul-mukul mulutnya sendiri.

"Hish!! Nakal-nakal!". Kata Ririn berkali-kali mengatai mulutnya yang sudah bicara tanpa rem nakal.

Setelah mengorek informasi dari teman Unaya yang ternyata o'on maksimal, Victor dan Jimi langsung menghadap Bos mereka yang sedang asyik memainkan games di ponselnya. Masih agak gak nyangka jika Ririn akan semudah itu membocorkan titik lemah Unaya. Gak heran gadis cupu dan gadis o'on berteman baik, cocok begitu.

"Kita udah dapetin apa yang loe mau Bos". Kata Jimi yang langsung menyerahkan ponselnya pada Jeka. Jeka melirik ponsel Jimi kemudian mendengarkan rekaman suara yang diputar oleh pemuda itu. Seringai senyum terpatri diwajah tampan Jeka, tak butuh banyak waktu untuk memahami isi dari rekaman tersebut.

--Bangsat Boys--

Dari arah selatan, jarak sekitar sepuluh meter. Gadis berpipi chubby dan berkuncir dua itu tertawa ngakak dengan semangkok bakso didepannya.

Suasana kantin mendadak sunyi senyap saat Jeka dan antek-anteknya berjalan melewati bangku-bangku kantin. Bahkan untuk bernapas-pun rasanya sulit, tatapan tajam dan mengintimidasi Jeka sudah membuat mereka tak berkutik. Unaya heran saat melihat teman sekelasnya mendadak diam mematung seperti tengah menahan keciprit.

"Kenapa sih?". Tanya Unaya yang memang duduk membelakangi Jeka alhasil gadis itu belum sadar dengan keberadaan pemuda itu. Perlu diketahui jika teman-teman satu kelas Unaya mengajak gadis itu bergabung karena setelah istirahat akan ada ulangan Fisika. Tentu saja mereka harus bersikap baik pada Unaya saat ini agar dapat contekan.

"Eung... kita duluan ya Na. Bye!". Kata lima gadis yang duduk bersama dengan Unaya tadi kemudian lari terbirit-birit saat Jeka memberi kode pada mereka untuk menyingkir.

"Lah? Kok kabur sih?! Yang bayar siapa woy!!!!". Teriak Unaya yang tidak terima ditinggal begitu saja.

"Gue yang bayar". Sahut Jeka kemudian mengambil tempat duduk tepat di depan Unaya.

"Loe lagi?! Belum kapok apa gue siram pake jus jeruk?...". Bentak Unaya kemudian beralih mengambil mangkok yang ada di depannya.

"Mau gue siram kuah bakso sekalian?". Ancam Unaya yang membuat Jimi dan Victor langsung menghentikan aksi bar-bar Unaya.

"Santuy dong Mbak Unaya, si Bos mau ngomong baik-baik sama loe". Kata Victor sambil mengambil alih mangkok bakso Unaya pelan-pelan.

"Ya udah buruan mau ngomong apaan?! Gak usah cengar-cengir! Emang situ ganteng?!". Hina Unaya dengan kurang ajarnya. Yang tidak sengaja mendengar-pun hanya bisa terbatuk-batuk. Ada masalah hidup apa si Unaya sampai tidak bisa melihat wujud ketampanan seorang Jeka Nalendra? Begitulah pikir mereka.

"Sabar Jek, sabar! Kalau bukan karena harga diri yang jatuh terinjak, gue juga ogah berurusan sama cewek cupu kayak Unaya gini". Batin Jeka sambil menghembuskan nafas beberapa kali. Meski awalnya mau nonjok Unaya, tapi pemuda itu menahan diri sekuat mungkin. Baru kali ini ada yang meragukan ketampanannya.

"Ini masih soal tawaran kerjasama waktu itu". Kata Jeka dengan sabar.

"KAN GUE UDAH BILANG KALO....HMMPTT!!!". Jeka langsung menyumpal mulut Unaya dengan tisu di depannya. Jeka pikir Unaya hobi ngemil tabung gas, tidak heran setiap ngobrol dengannya selalu nge-gas.

"Gak usah nge-gas di depan gue! Mau gue buang mulut loe ke tempat sampah?!". Desis Jeka yang langsung membuat Unaya mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Ngeri anjir, tatapan mata Jeka itu loh bagaikan busur panah.

"So-sorry habis loe nyebelin banget sih. Kan kemarin gue udah bilang, gue gak mau berurusan sama loe". Cicit Unaya dengan suara amat lirih. Jeka tersenyum kecil melihat wajah merajuk gadis itu. Ingat ya cuma sedikit!

"Unaya Salsabila cewek cupu yang dimanfaatin temen sekelas buat minta contekan, dicari kalau dibutuhin doang, sering di bully tapi pasrah. Woah! Gak nyangka gue kalau cewek yang berani nyiram pentolan sekolah ternyata selemah itu". Sindir Jeka yang membuat Unaya langsung menganga lebar. Loh kok Jeka bisa tahu sih? Unaya langsung berfikir keras, memikirkan satu nama yang rasanya ingin ia bejek-bejek saat ini juga.

"Ririn Sekarwangi". Desis Unaya sambil meremas-remas tangannya sendiri. Jeka tersenyum puas melihat targetnya yang sudah tidak berkutik. Sengaja diam hanya untuk melihat ekspresi panik Unaya.

"Ya-ya terus mau loe apa?!". Meski sudah terpojok tapi Unaya masih nyolot membuat Jeka menarik sudut bibirnya keatas.

"Loe anak IPA pasti tahu kan istilah simbiosis mutualisme?". Tanya Jeka yang membuat Unaya reflek mengangguk.

"Loe jadi pacar kontrak gue buat balas dendam ke-Helen, dan gue bakal pastiin kalau gak akan ada lagi yang nge-bully loe di sekolah. Gimana deal?". Tanya Jeka sambil bersandar ditembok kantin. Sementara itu Unaya masih terdiam mencoba memikirkan tawaran dari Jeka. Cukup menggiurkan sih, gadis itu juga lelah dimanfaatkan oleh teman-temannya sendiri. Dibaikin tapi malah ngelunjak, itu-lah mereka.

"Gue boleh lihat kontraknya?". Tanya Unaya yang sudah mulai tergiur. Jeka mengangkat telapak tangannya dan dengan sigap Jimi mengulurkan selembar kertas pada Bos-nya.

"Pastiin gak ada yang nguping!". Perintah Jeka. Jimi, Victor, dan antek-antek Jeka yang lain langsung membubarkan murid-murid yang sedang makan dengan paksa.

"Loe bisa baca dulu, gue tungguin". Unaya menerima selembar kertas yang diulurkan Jeka. Jeka menyulut rokoknya sambil menunggu Unaya selesai membaca kontrak.

Kontrak Simbiosis Mutualisme

1. Pihak dua membantu pihak satu membuat So Hee cemburu dengan cara pacaran pura-pura.

2. Pihak satu membantu pihak dua agar tidak di-bully oleh teman-temannya.

3. Tidak boleh baper! Sadar diri pihak satu tidak suka cewek cupu.

4. Kontrak ini hanya boleh diketahui oleh kedua belah pihak dan teman dekat yang sekiranya tidak ember.

5. Boleh skinship asal tidak berlebihan.

6. Kontrak ini berlaku sampai pihak satu dan dua berhasil menyelesaikan misi mereka.

Meski kontrak yang dibuat Jeka menurut Unaya nyeleneh, tapi gadis itu langsung menandatangani-nya begitu saja. Jeka tersenyum puas kemudian mengulurkan tangannya ke depan.

"Partner?". Unaya menjabat tangan Jeka dan tersenyum sangat tipis. Jeka beringsut untuk duduk didekat Unaya dan merangkul bahu gadis itu begitu saja.

"Eh?".

"Kita harus umum-in hubungan kita biar semua orang tahu kalau mulai hari ini loe cewek gue". Kata Jeka sambil mengajak Unaya selfie beberapa kali.

King.JK0197

My girl...

Jeka terlihat puas saat postingannya langsung banjir komentar dari fans-nya. Sementara itu Unaya termenung karena merasa telah melakukan sebuah kesalahan. Kerja sama dengan Jeka sama saja masuk ke dalam kandang Serigala, Owh! Shit!

"Inget ya Unaya, jangan baper. Meski gue brengsek, tapi gue gak suka mainin cewek". Peringat Jeka yang membuat Unaya berdehem. Oke-oke lagian siapa juga yang bakalan baper? Big No! Jeka juga bukan tipe-nya kok....

Setidaknya untuk sekarang wkwk...

--Bangsat Boys--