webnovel

Hadiah Yang Dibungkus- Bagian 2

Translator: AL_Squad Editor: AL_Squad

Vivian dikirim ke kekaisaran lain di mana matahari jarang menyinari dan memberikan kehangatan di negeri itu, tanah yang terkenal karena dibangun dan dibuat dari tulang, yang dikenal banyak orang sebagai Bonelake. Dia melintasi kota bersama seorang wanita yang dikirim orang tuanya di dalam kereta. Vivian menangis, air mata mengalir di matanya dan memohon pada orang tuanya untuk tidak mengirimnya ke mana pun sebelum mereka meninggalkan puri dan kekaisaran Valeria. Ayahnya tidak sudi keluar untuk mengucapkan selamat tinggal dan ibunya yang sebelumnya sangat dekat dengannya tidak mau menatap matanya.

Turun dari kereta, Martha, wanita tua yang membawanya ke sini memandangi rumah besar di hadapan mereka lalu memandangi gadis kecil di sampingnya. Wanita itu tidak bekerja untuk keluarga Alcott, tetapi tahu salah satu pelayan yang bekerja disitu, dimana keluarga Alcott telah menghubunginya ketika dia berada di kota untuk membawa gadis itu bersamanya lalu memberikan uang yang cukup untuk menjaga rahasia silsilah gadis itu dan untuk dilupakan. Dia mengasihani gadis itu.

"Vivian," panggilnya pada gadis yang telah melihat rumah besar di depan mereka. Gadis kecil itu memalingkan kepalanya, matanya yang hitam menatapnya dan dia memberi gadis itu senyum untuk membesarkan hatinya, "Di sinilah kita akan hidup dari sekarang," mendengar ini mata gadis itu berkaca-kaca.

"Aku ingin kembali ke mama," pinta Vivian, berharap dia akan membawanya kembali. Dia tidak terbiasa tinggal jauh dari orang tuanya. Wanita itu adalah orang yang baik hati dan jika dia bisa, dia bisa meninggalkan gadis itu di tempat lain dalam perjalanan kesini untuk menghindari masalah tetapi sebaliknya, dia telah menghibur si gadis kecil itu di kereta.

Membungkuk, dia meremas tangan Vivian, "Aku yakin mama-mu akan datang untuk melihatmu dalam beberapa hari. Maka dari itu kamu harus menjadi gadis yang baik," tidak tahu harus berkata apa dia pun berbohong tentang ibunya yang akan mengunjunginya, "Sampai ibumu datang kamu harus mendengarkan apa yang aku katakan, sayang, jika kamu tidak mau mendengar maka dia tidak akan datang. Kamu tidak ingin itu terjadi kan?" dia bertanya dengan lembut, gadis itu menggelengkan kepalanya dengan kuat sebelum menyeka mata dan hidungnya dengan saputangan yang diberikan wanita itu padanya.

Sambil memegang gadis itu, wanita tua itu melangkah ke rumah besar dengan pintu-pintunya yang lebar. Keluarga Carmichael adalah salah satu dari sedikit keluarga berdarah murni yang baik di Bonelake dan pelayan itu tahu, akan aman untuk membesarkan gadis itu di sini. Bukannya mereka toleran terhadap manusia yang berperilaku tidak pantas dengan mereka untuk menunjukkan siapa makhluk yang lebih tinggi tetapi dibandingkan dengan vampir berdarah murni,mereka lumayan bisa ditoleransi. Menjelang malam, Vivian diberikan kamar di lantai dasar rumah yang tidak jauh dari Martha dan yang sudah berbicara dengan Tuan Carmichael tentang Vivian, memperkenalkannya sebagai keponakannya yang berada di sini untuk belajar tentang pekerjaan pelayan.

Maka dimulailah kehidupan Vivian di rumah keluarga Carmichael.

Menjadi pelayan termuda di rumah Carmichael, dia diberi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Martha, pelayan tertua dalam rumah ini memastikan untuk mengajarkannya setiap malam untuk memastikan gadis kecil itu tahu tentang aturan rumah. Yang pertama tidak muncul di hadapan anggota keluarga mana pun. Yang kedua adalah jika dia secara tidak sengaja menampilkan dirinya di depan mereka, dia tidak boleh berbicara dengan mereka tetapi hanya menganggukkan kepalanya. Aturan ketiga adalah mendengarkan setiap kata ketika Carmichael berbicara kepada mereka dan bukan untuk berperilaku tidak pantas. Banyak aturan yang lain tetapi salah satu yang paling penting adalah untuk menjauh dari orang-orang bermata merah karena dia adalah manusia. Vivian diberi tugas sederhana seperti membantu menyortir dan membersihkan sayuran, menyirami tanaman atau memetiknya, terkadang mengikuti Martha sampai perempuan itu memintanya untuk tetap di dapur.

Selama minggu pertama suatu sore, ketika Martha sedang mencincang daging di atas meja, dia berbicara kepada Vivian yang sedang menatap ke api, melihat api berderak dan merebus panci, "Astaga, kenapa kamu tidak menjemput Paul," gadis itu menganggukkan kepalanya sebelum pergi mencari Paul yang merupakan salah satu pelayan yang bekerja di rumah besar.

Melihat sekeliling dengan hati-hati sambil mengintip dari dinding dan pilar yang dibangun, dia mencari Paul seolah-olah dia adalah tikus. Sebelum dia bisa berjalan melintasi aula, dia mendengar langkah kaki dan suara-suara yang mendekatinya membuatnya membeku di belakang salah satu pilar. Tentunya, ketika pelayan tua itu menasehatinya untuk tidak berada di hadapan Carmichael apa yang sebenarnya dimaksudkannya adalah untuk menjauhkan diri dari mereka yang menyebabkan kecurigaan, karena Vivian sebelumnya termasuk dalam keluarga vampir. Gadis itu telah memahami kata-kata Martha secara harfiah karena itu dia bersembunyi di balik dinding ketika dia bisa saja berjalan keluar dari sana tanpa berperilaku seperti pencuri.

Mengintip perlahan untuk melihat siapa orang itu dari jauh, dia melihat Tuan dan Nyonya Carmichael kedatangan tamu hari ini. Dia melihat dua anak, seorang laki-laki dan perempuan dari jauh. Dia belum melihat anak-anak seusianya di sini dan dia merindukan saudaranya, Gregorie, berharap dia ada disini bersamanya sekarang. Sebelum dia bisa melihat mereka lebih lama, dia merasakan seseorang menepuk pundaknya.

Berbalik, matanya membelalak melihat seorang bocah pirang yang tampak sedikit lebih tua dibandingkan dengannya dengan mata merah yang menatapnya. Rambut pirangnya jatuh di dahinya, memegang tatapan tanpa ekspresi yang tertuju pada wajah Vivian yang membuatnya gelisah ketika dia berdiri tidak yakin apa yang harus dilakukan.

"Leo!" seseorang memanggilnya sehingga bocah itu menjauh darinya, tanpa melirik lagi dia berjalan kearah anak-anak yang telah tiba.

Dengan tatapan tajam yang meninggalkan wajahnya, dia berlari kembali ke dapur.

"Apakah kamu menemukan Paul?" dia menggelengkan kepalanya ke pertanyaan Martha, "Dia pasti sudah pergi ke pasar. Tapi masih terlalu dini baginya untuk keluar. Ambil ini, pastikan kamu tidak membuang yang kecil kali ini," wanita itu menatapnya tajam. Kemarin ketika salah satu pelayan telah menyuruhnya duduk di depan pohon-pohon untuk mengambil kacang polong, dia telah membuang setengahnya sampai Martha menemukannya dan mengajarinya cara mengupas semuanya sebelum membuang kulit luar. Gadis itu tidak mengucapkan sepatah kata pun sejak mereka melangkah masuk ke dalam rumah, dia tidak mendorong gadis itu untuk berbicara karena dia tidak tega melakukannya. Dia berharap bahwa suatu hari dalam waktu dekat, gadis itu bisa melepaskan mantan keluarganya karena jelas seperti pada hari itu di Valeria, bahwa keluarganya ingin menyingkirkannya dan tidak menginginkan apapun darinya.