webnovel

Pria gila

"Dio, bangun nak. Ini udah jam 6" ucap mamanya membangungkan Dio.

"Absen mah. Pusing" balas Dio meremin mata lagi.

"Kamu sakit?" tanya mamanya menyentuh dahi Dio. "Tapi nggak panas tuh"

" ... "

"Ya udah nanti mama izinin ke wali kelas kamu. Sekarang kamu makan dulu baru boleh tidur lagi"

"Hmm"

Mamanya lalu turun buat ngambil makanan.

Sementara itu ponselnya berdering tanda ada pesan masuk. Ada beberapa pesan dari temannya, dan dua pesan dari nomor tak dikenal.

Dio yang kepo langsung membuka pesan dari nomor tak dikenal itu.

??

Baby

Baby, udah bangun kan?

"Kok foto profilnya nggak ada sih. Emm balas aja deh siapa tahu ini nomor cewek cantik. Kan lumayan baru putus udah dapet lagi. Mwehehe"

Dio

Iya sayang ada apa?

??

Calling ...

"Duh malah nelfon. Ah serah deh"

"Halo?" Dio melembutkan suaranya.

"Jadi benar kamu baby" suara di seberang sana, yang langsung bikin bulu Dio berdiri.

Kenapa? Tentu saja ternyata si nomor tak dikenal itu cowok.

Tak ayal Dio langsung menutup panggilan itu. Astaga apa sih yang sebenarnya terjadi sama dunia ini. Kenapa coba dua hari ini dia ketemu sama cowok belok.

"Dio, tadi Fela kesini katanya mau berangkat bareng" ucap mamanya yang sudah berdiri sambil membawa nampan untuk sarapan.

"Terus mama bilang apa?" Dio khawatir kalau mamanya nyuruh Fela nunggu dia turun.

"Suruh dia berangkat lah. Kan kamu sakit" jawab mamanya yang bikin Dio ngelus dada.

Untung emak gua pintar, batin Dio.

"Dah ini dimakan. Oh ya obatnya juga"

"Oke ma" Dio tentu menghabiskan makanannya, minus obat.

Di lain tempat.

"Kenapa dia tiba-tiba mematikan ponselnya?" tanya David mengerutkan dahinya.

Leo, sahabat sekaligus sekertarisnya itu menghembuskan napas panjang.

"Lu ngedekatinnya terlalu bar-bar. Langsung to the point. Nggak pakai pemanasan. Mainnya langsung ciuman. Bikin dia ngasih pukulan"

David menatap horor Leo. "Potong gaji"

"Ah ya jangan dong. Gini deh gua bakal ngasih cara supaya abang doi suka balik. Gimana?" tawar Leo.

"Lu kira gua nggak bisa melakukannya sendiri?!" nada bicara David meninggi.

Au ah serah. Potong ya potong aja, asal dikit batin Leo yang udah kesal sendiri mau gimana jelasinnya ke David.

"Udah balik kerja sana" usir David yang dijawab dengan senyuman paksa Leo.

Kembali ke rumah Dio.

Seharian ini dia cuma ngabisin waktunya buat tidur dan rebahan. Oh ya tentunya sambil mainin ponsel juga.

Sampai akhirnya sore pun tiba. Saat dia akan mandi, mamanya mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk aja mah nggak dikunci"

"Fela kesini lagi. Dia nunggu di bawah" ucap mamanya, lalu pergi.

Sial. Ngapain sih kesini segala. Semua kan udah clear, rutuk Dio.

"Mending mandi aja kan ya" monolog Dio yang berjalan ke kamar mandi.

Nggak kerasa dua puluh menit berlalu. Mamanya kembali ke kamar Dio karena nggak turun-turun juga.

"Lah ini anak belum selesai juga mandinya?" mamanya heran karena biasanya Dio nggak pernah mandi lebih dari sepuluh menit.

"Dio, kamu nggak lupa kan Fela di bawah?"

" ... " nggak ada sahutan.

"Dioo" panggil mamanya meninggikan volume.

Dio langsung membuka pintunya. "Iya ma nggak usah teriak-teriak"

"Fela di bawah masih nunggu kamu tuh. Buruan"

"Dio masih nggak enak badan. Suruh dia pulang aja" ucap Dio sambil memilih pakaian.

"Tapi dia udang nunggu sayang"

"Mama ... please"

"Kamu ada masalah sama dia?" tanya mamanya akhirnya.

Dio nggak ngejawab. Mamanya angkat bicara lagi.

"Ya udah tapi kamu nggak boleh kayak ngejauh gitu. Kan temenan lagi bisa" setelahnya mamanya pergi.

Selesai berpakaian, ponselnya berdering lagi. Kali ini ada lima belas pesan dari nomor tak dikenal pagi tadi.

Dio ingin memblokir nomor itu saat tiba-tiba orang itu mengirim foto dengan tulisan yang mengatakan bahwa bahaya jika tersebar.

Mata Dio melebar begitu dia melihat foto dirinya tengah dicium pria gila semalam, yang anehnya di foto tersebut dia nampak ikut menikmatinya.

Tanpa perlu ditanya lagi ini pasti nomor pria gila semalam.

Dio

Apa sih mau lu hah?!

??

Save nomorku, baby

Dio

Hapus fotonya!

??

Kau terlihat sangat menggairahkan disana

Dio

Fuck!

??

Temui aku sepulang sekolah besok

Aku akan mengantarmu pulang juga

"Woi!" seorang cowok berambut ikal kecoklatan berdiri menyandar di ambang pintu.

Di tangannya, ada bungkusan plastik yang berisi snack dan minuman.

"Masuk Bam" Dio menaruh ponselnya mengajak Bam duduk di sofa kecil.

"Giliran gua bawa makanan dikasih duduk di sofa" sinis Bam, sementara Dio cuma nyengir.

"Tamu kan raja. Dan raja tentunya tidak duduk di bawah" dalih Dio.

"Ya ya ya serah lu deh. Eh iya btw kok gua nggak yakin ya lu nggak masuk sekolah karena sakit" Bam menatap selidik, Dio menggaruk hidungnya yang tak gatal.

Bam menepuk pundak Dio beberapa kali membuat Dio geram.

"Gue tahu lu sama Fela udah putus" ekspresi Bam nampak sedih, menghayati rasa sakit yang dirasakan karibnya itu.

Dio yang merasa geli mengusap wajah Bam dengan kasar. "Nggak usah lebay lu"

"Dasar monyet! Udah di peduliin malah dikatain. Mana tangan lu bau pup lagi. Wah jangan-jangan lu belum cuci tangan"

Dio cuma mesem-mesem. Bam segera ngacir ke kamar mandi buat nyuci mukanya sebanyak tujuh kali. Dia takut virus tangan Dio akan berpengaruh dalam mengurangi tingkat kegantengannya.

"Dikibulin percaya aja" Dio tertawa.

Setengah jam kemudian Bam baru keluar dengan wajah yang berseri-seri.

"Lama amat lu. Cuma nyuci muka apa sambil nonton bok-hmph"

Bam langsung membekap mulut Dio saat kakak perempuan Dio, Lia muncul. "Eh kakak"

"Pulang sana lu. Jangan ganggu adek gua belajar" ucapnya dengan ekspresi jutek.

Oh ya jadi belum lama ini Lia putus dengan pacarnya. Efeknya tiap ada cowok yang datang ke rumah selain papanya dan Dio selalu diusirnya.

Dan anehnya entah kenapa cowok modelan kek Bam nurut aja sama Lia.

"Baik kak" Bam segera beranjak.

"Udah belajar sana" kini gantian Dio yang diperintah.

"Iye iye"