webnovel

Baby's Dragon

Leo, Penyihir berusia ribuan tahun terbangun dalam wujud bayi setelah lama tertidur demi memulihkan tubuhnya pasca perang yang tak berkesudahan. Namun ketika ia keluar dari Ruang Jiwa ... "Baby ... ," Seekor Naga jantan, menatap batita kecil di depannya dengan mata yang berkilau cerah. Iris emas itu penuh kebahagiaan dengan sentuhan kejutan yang tak tertahankan. "Baby, panggil Papa." " ... ." Sebentar ... BUKANKAH MEREKA BEDA SPESIES?! BAGAIMANA BISA NAGA INI MENGANGGAPNYA ANAK?! Leo sakit kepala. Degan tubuh bayi dan bahasa Naga yang terdengar cadel, pada akhirnya ia mendidik Ayah angkatnya dari Naga Primitif yang konyol dan idiot, menjadi seekor Naga berdarah murni yang berwibawa. Oh, ini Papanya! Leo bangga. Namun sayang, masa depan selalu tidak terduga. Art Cover by: Fai

AoiTheCielo · LGBT+
Not enough ratings
65 Chs

12. Perkumpulan

Cahaya memanjang menembus lapisan tipis jendela dan menyentuh sosok tubuh yang duduk pada lapisan sofa yang empuk. Tubuh yang berbalut setelan putih terlihat sempurna saat helai perak yang lembut berkilau terkena terpaan cahaya. Wajah rupawan yang terukir begitu rupawan, dipadukan dengan sepasang netra emas yang terselubung pada bulu mata putih yang panjang dan melengkung.

Bastian menahan napas.

Begitu ... begitu tenang dan indah. Suara yang sempat menggelitik pendengaran bahkan mampu membuatnya merinding. Namun sosok itu begitu acuh tak acuh. Mengabaikan sekitarnya, fokus dengan sosok mungil yang berada di dalam pelukannya.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan pintu terdengar, memecahkan keheningan yang tercipta di ruangan itu. Kedua tamu serentak menoleh ke arah pintu. Memperhatikan tamu lain yang akan memenuhi ruangan ini.

"Tuan Anthony, Tuan Hery, Nyonya Voinaka dan Tuan Agus telah datang," suara buttler Vampire yang familiar terdengar. Memberitahukan keempat tamu yang mereka tunggu berada di balik pintu.

Fargus langsung mengenali keempat nama tersebut. Anthony adalah seorang Produser, Hery adalah seorang penulis skrip dan kedua orang lainnya … bila ia tidak salah, adalah sepasang Raja dan Ratu actor terkenal?!

Tanpa ada kata, pintu terbuka secara otomatis. Keempat orang tamu yang ditunggu, satu persatu memasuki ruangan yang sederhana tetapi nyaman.

Seorang Elf dengan helai rambut pirang dan mata biru adalah yang pertama masuk, lalu disusul ketiga orang ras manusia.

Bastian mengenali keempat orang ini. Seorang Elf pria yang super cantik, merupakan produser luar biasa. Ia sudah membuat beberapa film yang semuanya, diakui oleh banyak orang. Lalu ada pria berkacamata tebal, dengan rambut cokelat agak berantakan dan bertubuh gempal. Itu adalah Hery, penulis skrip yang kerap bekerja sama dengan Anthony. Bastian sering mengobrol dengannya melalui chat, bagaimanapun, pria ini sangat menarik ketika membahas beberapa ide dengannya.

Lalu sepasang pria dan wanita yang sama-sama terlihat rupawan dan indah … oh, bukankah ini Ratu dan Raja aktor yang terkenal tahun ini?! Mata Bastian memperhatikan sepasang ras manusia yang cantik dan tampan. Wanita yang terlihat seperti berumur 20an, memiliki rambut hitam bergelombang, dengan sepasang iris biru yang indah. Sementara sosok pria di sampingnya terlihat sangat elegan, dengan helai rambut merah yang ditata sedemikian rupa.

Sayangnya, yang pertama kali masuk ke dalam pandangan Bastian adalah sosok perak yang begitu indah. Membuat cahaya yang dimiliki sepasang aktor dan artis ini meredup begitu saja.

"Apakah menunggu lama?" Anthony membuka suara lebih dulu. Tanpa sopan santun masuk dan mengambil tempat duduk terdekat dengan sofa. Elf itu tidak terlihat dingin, menatap kedua tamu, senyuman sopan mengembang di bibirnya yang tipis. "Tuan Nirwana dan Tuan Fargus, bukan?"

Fargus langsung bereaksi. Senyuman bisnis mengembang di wajahnya yang semula terlihat tercenga. "Oh, ahahaha! Ya, Tuan Anthony! Saya Fargus dan dia Tuan Nirwana," tawa canggung terdengar. "Kami juga baru saja sampai, tidak menunggu lama sama sekali. Namun ... ," Fargus melirik. Kata 'kami' tidak berani untuk turut mewakilkan sosok yang sejak tadi diam.

Anthony mengerti. Elf cantik itu lalu menatap ke arah Cosmos. Ekspresi ramah dan sopannya berubah. Namun anehnya, bukan keberadaan si peraklah yang menjadi fokusnya, tetapi sosok mungil yang berada di dekapannya. "Akhirnya kau membawanya?"

Pertanyaan itu membuat sepasang netra emas kini teralihkan. Ekspresi yang semula terlihat begitu tenang dan menyendiri berubah. Ada kilau kesombongan diiringi dengan seringai kemenangan yang jelas terlihat.

Pemuda An tidak mengatakan apapun, tetapi ekspresinya penuh dengan kebanggaan.

Anthony mendengus, lalu mengalihkan pandangan ke orang lain. Elf berpakaian formal menatap ketiga orang yang dibawanya telah mengambil tempat duduk mereka masing-masing, membuat meja panjang berkaki pendek kini telah dikelilingi oleh enam orang penghuni.

"Meja ini terlalu kosong, apakah kau tidak memesan makanan?" alis Anthony terpaut, menatap temannya dengan menuduh. Bukankah seharusnya pria ini sudah memesan makanan dan minuman sebelum mereka datang?

"Pesan apapun yang kau suka."

"Okay, kau yang akan membayar semuanya, bukan?"

"Ya."

Anthony puas mendengar jawaban itu. Bagaimanapun, Resto Royal terkenal mahal dan ia tahu, temannya bukan seseorang yang pelit. "Nah, karena Investor kita telah mengatakannya, silahkan pesan apapun yang kalian inginkan. Jangan ragu, dia tidak akan kehabisan uang hanya untuk mentraktir kita semua."

Beberapa orang tersenyum senang mendengar nada jenaka itu. Diluar dugaan, Fargus merasa lega dengan kedatangan rombongan ini. Karena telah mendapatkan jaminan dan izin, tidak ada yang melewatkan kesempatan. Memesan makanan dan minuman apapun yang menurut mereka, menarik untuk dicicipi.

"Sebelumnya, aku akan memperkenalkan diri terlebih dulu," Elf PIrang kembali berusara, mendominasi acara yang akan dibuka. "Namaku Anthony, Produser dalam proyek ini. Aku tahu bahwa kita telah saling mengenal, tetapi akan lebih baik memperkenalkan diri ulang karena ini pertemuan pertama kita secara formal," jeda beberapa detik, sepasang iris biru melirik ke belakang dimana pemuda perak dengan acuh tak acuh masih fokus dalam merawat babynya. Jelas, terlalu malas untuk memperkenalkan diri sendiri.

Sebagai teman yang baik, sesama Otaku dan memiliki bidang pengelihatan yang sama dimana 'Son is number one', Anthony memilih mengalah.

"Lalu, aku ingin memperkenalkan kalian kepada seseorang," tubuh sang Elf agak bergeser, membuat semua mata bisa menatap sosok pemuda tampan yang masih menggendong seorang bocah. "Investor utama dalam proyek ini, An Cosmos, bersama … anaknya, An Leo."

Hening.

Mendadak, suasana ruangan berubah jatuh ke titik beku.

Elf pirang bingung. Melihat reaksi semua orang seolah tengah dijeda oleh tombol pause … ada apa dengan mereka? Kenapa reaksi semua orang begitu besar? Bahkan kedua aktor dan aktris yang dibawanya, hanya tersenyum dengan kaku, menatap ke belakangnya dengan pandangan yang jelas … rumit?

Anthony menoleh ke belakang dan mendapati bahwa sosok yang semula tertidur, kini telah bangun. Remaja mungil itu merubah posisi berbaring manja di dada Ayahnya, menjadi duduk di pangkuan Pemuda perak. Dengan wajah kecil dan sepasang kelereng emas yang bulat, sosok perak itu menatap ke arah mereka. Memamerkan wajah cantik berbingai helai perak yang indah.

Dalam hitungan detik, Elf pirang tahu kenapa Cosmos begitu suka memamerkan anaknya pada setiap percakapan mereka.

Putih, kecil dan lembut.

Anthony mendadak merah. Ada perasaan ingin bersaing dengan Naga Perak ini. Sungguh, anak siapa yang paling imut dan lucu di dunia?! Anaknya atau Anak Naga ini?!

"Leo sudah bangun?" Anthony menyapa, nada lembut mengalir begitu berhadapan dengan sang remaja. Jiwa kebapakaannya terpanggil, mendadak rindu dengan anak tersayang yang ada di rumah. "Apakah Paman membuatmu terbangun?"

Leo berkedip. Sejujurnya, ia terbangun ketika tamu pertama masuk, tetapi si perak masih enggan bangun. Hanya ketika ruangan mulai terasa ramai … bukankah tidak sopan untuk terus tidur? Pada akhirnya, Penyihir tua ini mengalah. Membuka kedua mata dan tidak terus berpura-pura tidur lagi.

"Um," sang remaja mengangguk patuh, suaranya sangau, membuat Cosmos refleks mengeluarkan segelas air dan langsung menyerahkan kepada si kecil. Leo menerimanya begitu saja, meminum segelas air hangat sampai rasa haus menghilang.

"Baby tidak mengantuk lagi?"

Leo hanya melirik tajam. Oh, jelas-jelas Naga sialan ini tahu bahwa ia sudah terbangun sejak ada orang lain masuk, kenapa pakai pura-pura bertanya? Mendengus, sepasang netra emas menatap semua orang asing yang berada di dalam ruangan--oh, tidak. Dua orang lainnya tidak asing. Satu berjubah, satu mengenakan jas. Leo langsung mengenali keduanya.

Fargus dan Bastian sama-sama kaku.

Keduanya, mengenal bocah cantik yang berada di pelukan sang Investor.

Sungguh ...

BUKANKAH INI MALAIKAT KECIL YANG MEREKA TEMUKAN?!

Bastian ingin menyapa, tetapi mendadak, ia merasa agak ... kecewa. Oh, An Cosmos ternyata sudah menikah. Bahkan sudah memiliki anak. Putranya sangat cantik ... yah, pantas untuk menjadi putra dari pria tampan seperti An Cosmos.

Namun si raven langsung mengusir perasaan aneh yang meraba hatinya. Sepasang netra sewarna darah memperhatikan sepasang dewasa dan remaja putih itu kembali. Keduanya benar-benar identik. Kecuali wajah si kecil yang begitu lembut dan cantik, Pangeran Muda ini bisa menebak betapa cantik Ibu dari sang remaja.

Batsian menghela napas di dalam hati.

Entah bagaimana ia merasa agak ... kecewa.

"Halo," Remaja berhelai perak menyapa semua orang dengan suara kecil yang lembut. Terlihat agak parau karena baru bangun. Sosoknya yang masih terlihat agak mengantuk, memalingkan wajah dan menatap sosok Elf yang berbicara dengannya. "Halo, Tuan Anthony."

Memanggil Pama? THE HELL!!! Leo tidak mau. Sungguh, jiwa tuanya menjerit. Ia sudah berusia ribuan tahun! Bagaimana mungkin memanggil orang lain Paman?! Bukankah orang ini seharusnya memanggilnya Kakek?!

"Panggil saja Paman Thony," Elf pirang dengan berbaik hati mengoreksi, membuat Leo yang mendengarnya, ingin mengutuk makhluk ini. "Yah … apakah kami mengganggumu?"

Sangat mengganggu. Leo ingin menjawabnya seperti itu. Namun remaja cantik dengan kalem menggelengkan kepala. Bertingkah sangat manis dengan ragu-ragu menatap sekitarnya. Sepasang netra emas yang bulat, penuh dengan rasa penasaran yang lugu, membuat jiwa semua orang menjerit ingin memeluk remaja lucu yang seperti boneka.

"Tidak mengganggu sama sekali," kalem, sosok remaja itu lalu menatap ketiga orang asing yang tidak dikenal. "Umn … namaku Leo, An Leo, senang bertemu dengan kalian."

"Senang bertemu denganmu juga," Anthony tersenyum penuh dengan kebapakan. Tangannya terulur, hendak menyentuh kepala perak yang terlihat selembut sutera.

Pa!

Tanpa ragu, tangan lain langsung menampar cakar jahat yang mencoba menyentuh putranya. Senyuman pedofil Anthony benar-benar mengganggu Cosmos. Oh, bukan hanya itu, mata seperti leser semua orang di ruangan ini, ketika melihat putranya, entah bagaimana terlihat sangat menyebalkan! Mereka seolah-olah ingin menculik satu-satunya telur yang telah ia tetaskan dan besarkan ini!

"Singkirkan tangamu yang kotor itu."

"Tanganku cukup bersih," Anthony mencibir. Menyadari bahwa Naga Perak ini cukup posesif dengan putranya. Oh, siapa yang sebelumnya tidak berhenti memamerkan dan mengagungkan putranya di dalam forum? Dan sekarang? Ketika mereka bertemu, Pria An tidak ragu memamerkan giginya untuk semua orang yang melihat putranya seolah-olah mereka semua akan menculik bocah itu!

"Papa," Leo cemberut, menarik lengan si perak dan melotot imut.

Cosmos meleleh.

Tanpa sadar ia nyaris menyeringai konyol.

Namun Leo mengabaikan, menatap wajah-wajah asing itu lalu meminta mereka memperkenalkan diri. Mendengarnya, semua orang tersenyum. Satu persatu memperkenalkan diri mereka. Ruangan kembali ramai dengan obrolan, terutama ketika makanan telah datang, menambah suasana menjadi lebih meriah. Meski Cosmos dari awal sampai akhir tidak terlalu banyak bicara, tetapi pemuda itu akan menjawab ketika ditanya. Namun, beberapa orang lebih suka mengobrol dengan si kecil. Bagaimanapun, anak kalem dan cantik ini lebih ramah dan menyenangkan.

Dengan sengaja, Leo akan bertingkah imut. Kalem dan bahkan membuat ekspresi yang mampu membuat seseorang ingin menculiknya. Hal ini semakin membuat Cosmos was-was.

Bagaimanapun, Naga adalah Naga. Meski Cosmos terbilang cukup longgar dengan membiarkannya melakukan apapun yang Leo inginkan termasuk berkeliaran sendirian di planet asing seperti Ruby, tetapi untuk beberapa hal, Naga Perak bisa merasakan krisis.

Seperti saat ini. Hampir semua orang di ruangan menganggap putranya sangat lucu. Tidak sabar untuk mengenalnya. Tidak sabar untuk menyenangkannya. Tingkah mereka seperti penculik yang tengah mengukur target mereka untuk melakukan aksinya.

Pemuda An Panik. Hal ini membuatnya waspada dan benar-benar tidak melepaskan Babynya hingga tanpa sadar melupakan keberadaan Nirwana ...

Oh, efek inilah yang diinginkan Leo.

Remaja cantik berjiwa tua itu diam-diam menyeringai senang.

"Berapa umur Leo?" Penulis skrip menatap sosok mungil yang dengan patuh duduk di pangkuan Ayahnya. Dari waktu ke waktu, si kecil akan disuapi beberapa cemilan, membuat semua orang dengan jelas melihat Ayah muda yang terlalu memanjakan anaknya.

Pada awalnya, semua orang merasa kaget dan syock. Bagaimana mungkin An Cosmos sudah memiliki anak sebesar ini? Lalu mereka semua sadar bahwa … baik Leo maupun Cosmos, bukanlah ras manusia. Untuk beberapa alien, hal ini tidak aneh. Bagaimanapun, pertumbuhan fisik mereka lebih lamban. Wajah muda mereka, kerap tidak sesuai dengan umur yang telah mereka lalui.

"25 tahun," Cosmos yang menjawab. Sosok itu mengirimkan segelas jus ke bibir anaknya yang dengan antusias, menyambut. Jelas, mood si kecil kembali baik, membuat sang Naga menghela napas lega.

"Sudah 25 tahun … ," jeda beberapa detik, Elf itu menatap sosok remaja yang terlihat puas dan kenyang di pangkuan sang Naga. Melihatnya, membuat si pirang merasa iri. Sungguh, putranya sudah tidak mau dipangku dan disuap lagi! "Tidakkah Leo ingin pergi bersekolah di Academy Ruby?"

Leo adalah Penyihir, Cosmos pernah memamerkan bahwa anaknya adalah Penyihir yang kuat dan cerdas! Saat tahu bahwa Cosmos berada di Planet Ruby, hal pertama yang dipikirkan Anthony adalah Naga ini menyekolahkan putranya di Academy Ruby. Namun siapa sangka? Coba lihat Nirwana yang mengenakan jubahnya dan lihat bocah manja ini?

Cosmos jelas belum memasukkan anaknya ke Academy Ruby. Putranya bahkan tidak mengenakan jubah!

"Tidak," Cosmos langsung menjawab--benar-benar lupa bahwa beberapa hari yang lalu, si perak lah yang sangat ingin Putranya masuk ke Academy Ruby. "Baby masih terlalu kecil, dia belum bisa menjaga dirinya sendiri," ujarnya serius seraya mengusap bibir mungil itu dengan tisue.

Bastian yang mendengarnya, tertohok.

DIA BAHKAN LEBIH TUA DARIKU DAN MASIH DIANGGAP BAYI KECIL?!

Sungguh, si raven merasa beruntung karena ia mengenakan tudung. Bila tidak … semua ekspresinya pasti akan terbaca. Ia Sudah cukup syock ternyata An Cosmos telah memiliki anak, lebih syock lagi saat tahu malaikat kecil yang ditemuinya adalah anak An Cosmos. Lalu sekarang … malaikat imut ini dianggap masih bayi?!

Bastian gelisah. Mendadak, ia ingin ikut nimbrung ke dalam percakapan.

"Leo sendiri bagaimana? Tidak mau bersekolah di Academy Ruby?" Voinaka bertanya dengan lembut, memperhatikan bocah kecil yang manja dan imut. Sebagai seorang wanita, tidak disangkal bahwa ia merasa gemas dan ingin mencubit pipi gempil itu!

"Tidak," Leo menjawab jujur. Tujuan utamanya keluar dari Planet, hanya untuk menemukan makam. Terkurung di dalam Academy untuk bersekolah secara formal dan semakin dalam menghayati ilmu 'berpura-pura menjadi bocah' bukanlah keinginannya.

"Kenapa?" Anthony tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Sungguh, anak ini menjawab tidak mau, bukan karena hasutan Ayahnya kan?

"Bila aku di sekolah … bukankah berarti tidak ada Papa?" Leo menjawab dengan ekspresi serius, membuat wajah cantik dan imut semakin terlihat menggemaskan. Ucapan itu jelas bohong, Cosmos bisa merasakannya sendiri. Namun, mendengar langsung dari mulut kecilnya, membuat hati sang Naga meleleh.

Tanpa bisa menahan diri, seringai konyol kembali merekah.

"Di sana akan banyak teman," Fargus menghela napas. Sosok bertubuh remaja dengan mental anak berusia 5 tahun ini benar-benar lengket dengan Ayahnya. "Misalnya Nirwana, dia bisa menjadi temanmu di Academy."

Alis remaja itu terpaut, terlihat tidak setuju. "Apakah teman harus berada di lingkungan yang sama? Seperti Papa, dia bisa berteman dengan siapapun hanya dengan … Asisten."

Tidak ada yang bisa menyangkal hal itu. Bahkan Anthony sebagai teman online Cosmos, tidak bisa menyangkal ucapan remaja kecil ini. Sungguh, mereka sudah berteman bertahun-tahun dan baru beberapa hari yang lalu mereka kerap saling menyapa dan sesekali bertemu.

Jadi … berteman memang tidak perlu selalu berada di ruang lingkup yang sama.

"Tetapi memiliki teman online dan teman secara langsung melalui pertemuan itu, sangat berbeda," Anthony tidak menyerah. Mencoba meyakinkan remaja yang telah disesatkan Ayahnya sendiri. "Memiliki teman satu sekolah, lalu sekaligus bisa belajar ... Leo tidak mau mencobanya? Sangat menyenangkan bisa mengenal banyak orang sekaligus."

"Aku sangat imut," Leo berujar kalem. Ekspresinya mendadak serius. "Bagaimana bila mereka ingin menculikku karena aku terlalu lucu?" Sepasang netra emas yang bulat menatap ke arah Anthony. Ia sedikit memiringkan kepalanya, memperlihatnya ekspresi polos yang lugu. "Ne?"

Anthony mati.

Bukan hanya sang Elf, beberapa orang bahkan ingin muntah darah. Oh, sungguh, apa yang diajarkan Naga Perak ini kepada putranya?! Bagaimana bisa begitu narsis?! Bagaimana bisa begitu lucu juga?!

Namun Naga Perak terkekeh. Ia mengusak kepala si kecil, ekspresinya jelas menunjukkan pujian dan rasa bangga. Melihatnya, semua orang tidak bisa berkata-kata kembali. Pada akhirnya, rencana pertemuan yang hanya akan sampai jam 5 sore, berakhir hingga selesai makan malam.

Banyak hal dibahas. Perihal pembuatan film yang akan dilakukan. Sebagai penulis dan juga pembuat Skrip, Bastian dan Hery mendominasi percakapan. Membahas beberapa adegan dan alur yang sedikit diubah dan disesuaikan. Kedua Aktor yang akan menjadi pemeran utama, diberikan banyak bimbingan. Produser dan Investor juga turut ambil bagian. Pada akhirnya, tanpa sadar makan malam telah terlewati.

Bila bukan karena alarm alami Cosmos yang tahu kapan makan malam si kecil, semua orang di dalam ruangan benar-benar akan lupa untuk mengisi perut. Naga Perak juga cukup puas dan tidak bertingkah berlebihan ketika mulai memperhatikan idolanya. Ia sudah bertemu, itu sudah lebih dari cukup. Rasa kagum dan senangnya terbakar di dalam diskusi panas pembahasan film.

Jadi, ketika Cosmos memutuskan untuk kembali agar Babynya bisa tidur, Leo benar-benar menghela napas lega. Bagus, Naga Perak ini jelas tidak menunjukkan keinginan untuk menikah lagi … yah, setidaknya Papanya tidak seidiot itu untuk menikah semua orang yang dikaguminya, bukan?

Ketika gelap beranjak dan bintang bertaburan, Leo terlelap di balik selimut hangatnya. Tersenyum kecil dan merasa nyaman dengan hari yang sukses dilalui. Setidaknya, kali ini, ia tahu bahwa di hati sang Naga Perak, An Leo tetaplah yang teratas.

Tenang, Baby~ Cosmos masih sayang sama 'burung'nya. Dia gak mau bila mendadak disunat karena pengen nikahin anak orang/eh

AoiTheCielocreators' thoughts