webnovel

Menjadi Istri Mu Tianyan

Editor: Wave Literature

"Aku hanya punya Papa. Kakak, maukah kamu membantu Xiao Rui?"

"Kakak, benarkah jika Xiao Rui bertingkah manis padamu, maka kamu akan membantu menyembuhkan kaki Papa Xiao Rui?"

"Kalau begitu, aku akan bertingkah manis pada Kakak. Jadi, Kakak harus mau membantu menyembuhkan kaki Papa Xiao Rui, ya?"

Mu Ruishu selalu serius jika itu menyangkut Mu Tianyan. Dia bahkan tidak ragu untuk merendahkan harga dirinya untuknya. 

Selama Papa-nya bisa berdiri, selama Papa-nya bisa bahagia nanti, dia tidak apa-apa meskipun tidak disayangi lagi. 

Paling-paling … paling-paling … dia akan bersembunyi di kamar dan menangis diam-diam sehingga Papa tidak bisa melihatnya.

Berpikir demikian, Mu Ruishu tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menatap Lu Zijia dengan wajah cerianya.

Biasanya, jika dia menunjukkan wajah imutnya seperti sekarang, orang-orang akan gemas dan akan memberinya pelukan atau usapan kepala.

Tapi dia baru saja kehilangan gigi depannya. Jadi, selain terlihat imut, dia juga terlihat sangat lucu.

Lu Zijia yang sedang minum jus, nyaris menyemburkannya ke wajah Mu Raishu karena menahan tawa.

Namun, meski dia menahan diri, dia tetap tersedak.

"Uhuk, uhuk, uhukk~~"

Lu Zijia tertawa sambil terbatuk. Ini membuat wajah kecil Mu Ruishu semerah tomat.

Melihat wajah tuan muda kecil itu yang akan marah, Lu Zijia buru-buru menghentikan tawanya.

Setelah terbatuk, dia kemudian mengusap rambut Mu Raishu.

"Ya, kamu berhasil. Kamu sangat manis. Tenang saja, Kakak pasti akan menyembuhkan kaki Papa-mu."

Kata Lu Zijia dengan nada santai.

Bahkan meskipun saat ini dia masih belum mampu, tapi dia pasti bisa melakukannya nanti.

Mu Ruishu langsung senang saat mendengar janji Lu Zijia. Dia berkata dengan sangat manis, "Kakak, kamu baik sekali. Xiou Rui menyukaimu."

Lu Zijia terdiam.

Tuan muda kecil ini sangat tidak konsisten. Beberapa menit lalu dia masih berkata jika dia membencinya.

Tetapi, lebih baik disukai daripada dibenci.

"Tuan Muda Kedua… "

Paman He memperhatikan interaksi keduanya dengan ekspresi yang rumit, dan kemudian menatap Mu Tianyan.

Ada banyak hal yang ingin ia katakan, tapi dia juga tahu bahwa dia tidak memiliki kapasitas untuk itu.

Kecuali Mu Tianyan sendiri yang mau mengatakannya.

Mu Tianyan tahu kekhawatiran Paman He, tapi dia tidak berniat untuk menjelaskan apapun.

Namun tiba-tiba, dia mengeluarkan sebuah bom yang membuat semua orang tercengang.

Terutama Lu Zijia, yang terlibat. 

"Mulai hari ini, Lu Zijia adalah Nyonya Rumah di kediaman Mu. Istriku--Mu Tianyan."

Kemudian, tatapannya beralih ke arah Mu Ruishu, "Kamu juga harus mengubah panggilanmu. Panggil dia 'bibi'".

Meskipun sudah menyiapkan hati, tapi dia tetap tidak suka ketika Papa-nya memilih wanita jahat ini.

Dia masih sangat sedih. Apa yang harus dia lakukan?

'Tapi, Xiao Rui tidak boleh menangis. Nanti Papa akan membenciku jika aku menangis.'

Walaupun dia selalu berpura-pura dewasa, dia hanyalah seorang anak berusia lima tahun. Dia memang bisa menahan tangisnya, tapi dia tetap tidak bisa menyembunyikan ekspresi sedihnya.

"Bibi."

Mu Ruishu dengan patuh memanggil 'bibi' pada Lu Zijia meskipun suaranya terdengar serak.

Dia terlihat begitu menyedihkan.

Lu Zijia yang tiba-tiba dipanggil bibi tidak dapat berkata-kata.

Lelucon macam apa yang dikatakan Mu Tianyan? Kenapa dia tidak pernah mendengarnya?

Dan itu sama sekali tidak lucu, oke!

Bingung dengan bom mendadak yang dikeluarkan Mu Tianyan, Lu Zijia akhirnya tersadar dan berkata, "Tuan Muda Kedua, kamu salah bicara, ya? "

"Aku tidak pernah berjanji untuk menikah denganmu, apalagi menjadi Nyonya Mu. "