webnovel

AWAS! Presiden Tsundere

Sebelumnya ia adalah kepala sekretaris di kantor milik Huo Yunting, yang menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di atas meja dan juga di “bawah” meja. Ia juga adalah istri yang patuh di malam hari, saat Huo Yunting menginginkannya. Semua ini adalah penyesalan dan juga pelampiasan dari dosa-dosa yang ia miliki, Lu Zhaoyang harus menelan semua penghinaan ini setengah mati, Ibunya adalah wanita lain dari perselingkungan busuk dari keluarga kaya Hou, yang menggetarkan seluruh keluarga dan membuat ibu Hou marah besar. Mungkin adalah suatu pembalasan yang impas, juga tawaran paling buruk dalam hidup Lu, saat Hou Yunting datang mengrebek rumahnya di suatu hari. “Kamu harus membayarnya dengan tubuhmu, setiap hari.” Tawaran dibuat dan ia tak bisa berkata tidak. “Kalau kamu belum merasa puas dengan permainan ini.. Baiklah, mungkin kita bisa bermain permainan perceraian, lalu kita menikah lagi, melakukan hal yang sama dan mengucapkan ikrar pernikahan berulang-ulang untuk mempelai wanita, lagi dan lagi. Lagi dan lagi, aku bisa melakukannya. Bukankah itu sangat manis, sayangku?” Apakah itu menggetarkan hati atau malah membuat sedih? BUKANKAH INI SANGAT JELAS? Huo Yunting... dia berhati iblis, fisik dan jiwanya adalah Iblis. Ikuti Fifty Thunder of Huo Yunting! Karena kamu akan melihat dominasi romantis klasik dalam sebuah kantor yang terjadi di dunia modern dengan komedi komedi unik dan episode-episode yang menguncanghan hati!

Shopkeeper Fang · Urban
Not enough ratings
981 Chs

Dingin, Kejam dan Keterlaluan

Editor: EndlessFantasy Translation

Ketika mereka berdua berjalan semakin jauh ke dalam kantin, hampir semua orang di dalam ruangan itu berdiri dan memberi tanda hormat kepada Huo Chen saat mereka saling bertukar pandang. Situasi itu membuat Wen He merasa cukup tegang ketika senioritas di kamp militer ternyata sangat formal dari yang dia bayangkan sebelumnya.

Dan Huo Chen adalah satu-satunya orang yang bisa membuatnya merasa aman. Wen He membuntuti langkah Chen dari belakang, ia benar-benar bersikap seperti layaknya istri yang taat kepada suaminya, memberikan anggukan singkat dan senyum yang terpaksa kepada orang-orang di sekitarnya saat dirinya mengambil beberapa jenis makanan ke piringnya, sebelum akhirnya ia duduk bersama Huo Chen di satu meja yang berada di paling pojok di kantin itu.

"Kamu adalah seorang komandan, mengapa kamu makan di sini? Apakah tidak ada ruangan khusus untuk orang-orang sepertimu? "

Pertanyaan itu hanya mendapat tatapan tajam dari Huo Chen.