webnovel

AWAS! Presiden Tsundere

Sebelumnya ia adalah kepala sekretaris di kantor milik Huo Yunting, yang menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di atas meja dan juga di “bawah” meja. Ia juga adalah istri yang patuh di malam hari, saat Huo Yunting menginginkannya. Semua ini adalah penyesalan dan juga pelampiasan dari dosa-dosa yang ia miliki, Lu Zhaoyang harus menelan semua penghinaan ini setengah mati, Ibunya adalah wanita lain dari perselingkungan busuk dari keluarga kaya Hou, yang menggetarkan seluruh keluarga dan membuat ibu Hou marah besar. Mungkin adalah suatu pembalasan yang impas, juga tawaran paling buruk dalam hidup Lu, saat Hou Yunting datang mengrebek rumahnya di suatu hari. “Kamu harus membayarnya dengan tubuhmu, setiap hari.” Tawaran dibuat dan ia tak bisa berkata tidak. “Kalau kamu belum merasa puas dengan permainan ini.. Baiklah, mungkin kita bisa bermain permainan perceraian, lalu kita menikah lagi, melakukan hal yang sama dan mengucapkan ikrar pernikahan berulang-ulang untuk mempelai wanita, lagi dan lagi. Lagi dan lagi, aku bisa melakukannya. Bukankah itu sangat manis, sayangku?” Apakah itu menggetarkan hati atau malah membuat sedih? BUKANKAH INI SANGAT JELAS? Huo Yunting... dia berhati iblis, fisik dan jiwanya adalah Iblis. Ikuti Fifty Thunder of Huo Yunting! Karena kamu akan melihat dominasi romantis klasik dalam sebuah kantor yang terjadi di dunia modern dengan komedi komedi unik dan episode-episode yang menguncanghan hati!

Shopkeeper Fang · Urban
Not enough ratings
981 Chs

Apakah Kamu Ditinggalkan?

Editor: EndlessFantasy Translation

Pria itu itu mengambil jus dari tangan Lu, kemudian menuangkan minuman anggur ke dalam gelas baru.

Gelas itu diberikan kepadanya dan memandangnya sekilas, Lu memutuskan untuk meminumnya sampai gelas itu kosong.

"Nah, ini baru nona ketua kelas kita. Ternyata kamu peminum yang jauh lebih hebat daripada yang aku bayangkan!"

Yah, tidak ada gunanya untuk merespon, lagipula Lu tidak ingin perhatian yang berlebihan.

Teman sekelasnya yang lain juga menghampiri Lu, bermaksud menawarkannya minuman, "Bagaimana kamu datang hari ini? Apa yang terjadi dengan kekasihmu, lelaki yang dulu kamu kencani di kampus?"

Itu adalah topik percakapan yang dia benci. Pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya sangat menarik perhatian semua orang di dalam ruangan itu dan penasaran terhadap apa yang akan dijawab olehnya.

"Oh, benar! Aku hampir saja lupa kalau kamu dulu punya pacar semasa kuliah! Bagaimana sekarang dengan hubungan kalian? Kalian berdua sangat serasi dan manis sekali waktu itu, kami hampir menderita diabetes kalau melihat kalian berdua. Apakah kalian sudah menikah?" Tiba-tiba salah satu teman kelas wanita Lu ikut bergabung.

"Ya aku tahu! Jika aku ingat dengan benar, kalian berencana menikah setelah lulus. Hei, tunggu sebentar, mana undangan pernikahan kalian untukku?"

Gosip itu memekakkan telinga Lu. Dia merasa sangat tidak nyaman dan rasa kesal mewarnai mimik wajahnya.

Lu menuang segelas anggur untuk dirinya sendiri. Namun teman-temannya masih menatap Lu dengan penasaran.

Di tengah antisipasi, Lu menggelengkan kepalanya dengan tegas.

Itu sudah masa lalu ... meskipun hari-hari berharga yang mereka lalui bersama selama beberapa bulan itu, dapat dikatakan adalah waktu paling bahagia dalam hidupnya.

Saat itu adalah di mana masa-masa si lelaki memegang erat tangannya ketika mereka berjalan di bawah bunga sakura yang mekar, membuat teman-teman sekelasnya merasa iri melihat kemesraan mereka saat itu, dan si lelaki akan mengulurkan tangannya untuk mengambil kelopak bunga yang jatuh di atas rambutnya, dengan membisikkan kata-kata cinta yang lembut ke telinganya..

"Aku tidak sabar lagi. Yang, kita akan menikah setelah kamu lulus."

Suara itu sangat hangat dan lembut seperti sinar matahari di musim semi. Perkataan pria itu menghibur hatinya..

Masih teringat jelas hangat di pipinya saat itu karena tersipu. Seperti api yang membakar dengan begitu semangat, dia mengabaikan orang yang lewat di sekelilingnya dan berteriak "Oke! Aku pasti akan menikah denganmu setelah lulus!"

Tapi ... yah ... sebelum si wanita memakai baju dan topi kelulusannya, pria itu sudah pergi.

Di ruangan itu, mengingat kenangan itu, hidungnya mulai berair saat dia menghabiskan segelas anggur lagi.

Mantan teman-teman sekelasnya menatapnya dengan berbagai ekspresi berbeda. Ada yang menaruh simpati, tatapan meremehkan dan ada yang terlihat senang.

Mantan pacarnya sangat mencintainya saat itu. Dia adalah seorang pria yang paling tampan di sekolah, terlihat elegan karena status sosialnya yang superior, meskipun tidak ada yang benar-benar yakin tentang identitas sebenarnya sampai hari ini.

"Ya ampun, Lu! Jangan bilang, kalian berdua sudah putus? Bukankah aku sudah pernah memperingatkanmu tentang cowok-cowok narsis? Mereka bukan lelaki yang setia, hanya bermodalkan penampilan saja! Lalu, bagaimana kalau kamu denganku saja? Kita bisa melanjutkan ke pernikahan jika yang kamu ingin." Teman sekelasnya tertawa.

"Tinggalkan saja lelaki pengembara itu. Aku punya rumah sendiri, mobil sendiri, penghasilan sendiri, tidak ada yang kurang dariku, aku punya semuanya. Bagaimana kamu mau? Zhaoyang, ayolah, aku selalu mencintaimu sejak kita kuliah ..." Teman sekelas prianya yang semampai datang mendekati Lu, mengajukan tawarannya saat matanya mendambakan lekuk tubuh Lu dengan tatapan terpikat.

Yah, tidak seperti serigala bersiul yang menunjukkan kejantanan di hadapannya, teman-teman sekelas perempuannya lebih tertarik pada gosip terbaru antara Chen dan Lu, terutama empat orang wanita yang pernah tinggal di kamar asrama tepat di seberang kamar miliknya.

"Huh, sayang sekali Lu kehilangan mesin uang berjalannya. Kupikir dia akan segera menjadi putri dari keluarga kaya raya. Kurasa dia ditinggalkan, jika dilihat dari betapa sempurna mantan kekasihnya."

"Benar. Maksudku, lelaki itu punya penampilan yang berkelas, kau tahu. Penampilan bangsawan kelas atas. Mungkin dia membuangnya karena kerendahan wanita itu."

"Aku tahu, perempuan tidak hanya dinilai dari penampilan luarnya saja. Latar belakang keluarga juga hal yang penting. Mungkin akhir cerita mereka bisa sangat berbeda jika Lu juga seorang Putri dari keluarga kaya raya."