webnovel

ATMA-TRUTH OF SOUL

Sebuah retakan misterius muncul dan mengubah seluruh sistem tatanan dunia. Para peneliti mencoba memastikan tentang sesuatu yang mereka sebut retakan dimensi. sebab retakan misterius yang disebut retakan dimensi mengeluarkan energi aneh. Sebuah energi yang tidak diketahui oleh para peneliti manusia di bumi karena baru pertama kali melihatnya. "Monster Dimensi" Itulah teriakan yang sering terdengar ketika manusia melihat monster keluar dari retakan dimensi. Fenomena kemunculan monster dimensi masih menjadi perdebatan para peneliti. Namun fenomena itu tidak hanya membuat kekacauan, tapi juga memakan banyak korban. Sampai akhirnya sosok manusia yang disebut etranger muncul dan membunuh monster dimensi. "Etranger yang bisa mengalahkan monster dimensi adalah kunci utama untuk keselamatan umat manusia." Begitulah argumen Presiden Amerika ketika melakukan pertemuan darurat tentang kemunculan monster dimensi. Dunia telah menganggap keberadaan etranger merupakan kondisi istimewa yang menguntungkan manusia. Namun tidak semua kekuatan mendatangkan kebaikan, sebab tidak semua orang bisa menjadi etranger. "Kami kaum elit yang telah berkuasa jauh lebih pantas mendapatkan kekuatan itu dari pada rakyat jelata...!" Rasa iri terus menghiasi orang-orang yang tidak mendapat kekuatan untuk menjadi seorang etranger. Tingkat kejahatan di sebuah negara yang tidak bisa mengatur etranger pun meningkat dengan pesat. Indonesia juga termasuk negara yang pernah mengalami krisis akibat ulah para etranger. Pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, dan banyak kejahatan lainnya yang melibatkan para etranger. Rigma Sanja Dawala, anak dari seorang peneliti dan Jenderal Besar Militer Indonesia yang tidak menyukai etranger. Di tengah kekacauan dunia, rigma lebih memilih menjadi seorang peneliti. Rigma mencoba mencari pengetahuan tentang sumber kekuatan etranger. Segala macam jenis pengetahuan tentang etranger terus dipelajari olehnya. Semua itu dilakukan karena sosok terpenting baginya terkena penyakit kontaminasi jiwa akibat serangan monster dimensi. Sampai akhirnya muncul kondisi dimana rigma hampir mati karena serangan monster dimensi peringkat SS+. Di saat kritis rigma masih memikirkan keselamatan temannya, hingga sebuah suara terdengar. "Terimalah kontrak ini untuk membuat kami bertiga menjadi milikmu." Tiga jiwa pengelana menawarkan kontrak saat rigma hampir mati untuk membuatnya menjadi etranger. Rigma pun terpaksa menjadi etranger untuk menolong teman sekelasnya di universitas. "Kami, sosok yang sering disebut Raja terkuat akan membantumu menemukan jawabannya."

KannaSayu · Fantasy
Not enough ratings
414 Chs

Tim Hastina

Perkembangan Pesat

Setelah satu minggu latihan, sebuah surat digital masuk ke dalam e-mail rigma. Surat tersebut membahas soal misi yang harus dilakukan oleh grup rigma dan Dimana organisasi pandawa telah menentukan nama grup miliknya. Di sana juga tertulis soal data rigma sebagai etranger kelas spesial yang telah di update. Semuanya diurus oleh organisasi pandawa dalam waktu singkat agar rigma dan timnya bisa langsung bergerak.

"Tim Hastina… itulah nama grup kita sekarang ini… lalu untuk misi pertama… kita mendapatkan beberapa gerbang dimensi di dekat ibukota di kalimantan tengah…"

"Tapi ketua… bukannya kita masih dalam proses latihan…?"

"Tidak masalah… sebab pengalaman juga bagian dalam latihan… pengalaman kalian akan bertambah dengan pesat saat meraih pengalaman… lagi pula kita semua disini butuh uang bukan…?"

Akhirnya seluruh anggota pun ikut dalam penaklukan retakan dimensi yang ada di ibukota. Gerbang dimensi yang cukup besar muncul di tengah lapangan sepak bola. Berdasarkan informasi dari pengawas gerbang dimensi, monster dimensi penjaganya memiliki peringkat SS.

"Woah… monsternya cukup besar ya…"

Asrea terlihat sangat antusias melihat monster dimensi yang memiliki tinggi badan lebih dari 5 meter di tengah stadion.

"Cangkangnya juga terlihat keras…"

Akbar sangat penasaran tentang seberapa kuat kulit monster yang mengkilap seperti baja. Monster dimensi yang keluar dari retakan dimensi terlihat aneh dengan cangkang hitam yang melapisi tubuhnya. Ia memiliki 2 kaki dan dua tangan seperti manusia, tapi kedua tangannya terlihat seperti capit kepiting.

"Kenapa dia hanya duduk saja…?"

Rias malah penasaran kenapa monster dimensi yang berjaga terlihat seperti menunggu sesuatu.

"Entahlah… tapi kita datang ke sini bukan untuk mencari tahu alasannya…"

"Benar kita datang untuk membasmi monster dimensi…"

Legi dan rigma terlihat bersemangat melihat monster yang menjadi target pertamanya cukup besar.

'Material…!'

'Adu kekuatan…!'

Namun isi kepala keduanya sangat berbeda, keinginan pribadi yang mendorong mereka untuk semangat. Rigma bersama 5 orang anggotanya pun maju ke medan pertempuran hingga membuat monster dimensi merasa terusik.

"Ketua… apa tidak masalah membagi kelompok menjadi dua…?"

"Tidak masalah… sebab level monster dimensinya juga berbeda… yang kita akan lawan peringkat SS… sementara kelompok kedua hanya menghadapi monster dimensi peringkat S+..."

Warna cangkang pada tubuh monster dimensi pun berubah menjadi merah gelap. Tanah tempatnya berdiri dalam sekejap berubah menjadi lava panas.

"Bagaimana bisa dia berdiri dengan santai di atas lava…? Benar-benar monster yang aneh…"

"Semuanya berhati-hatilah… kemungkinan panas tubuhnya melebihi 500 derajat celcius…"

"Dimengerti…!"

Rias pun mundur beberapa langkah karena merasa tidak diuntungkan dalam pertarungan.

[Glori Bringer]

"Rasakan pukulan udaraku ini…!"

*bush bush bush bush….*

Pukulan akbar yang sangat kuat membuat hempasan udara mengenai monster dimensi seperti meriam udara. Namun tidak satupun serangannya yang mempan, lalu muncul 3 kepala hydra melilit tubuh sang monster dimensi.

"Asrea tahan selama beberapa detik…!"

[Tangan Naga]

*BAM…*

Pukulan langsung yang sangat kuat menghantam kepala monster dimensi hingga membuat tanah tempat ia berpijak hancur.

[Pemadatan Api : Tombak Api]

"Diva….!"

"Oke…!"

[Peningkat Sihir]

Ukuran tombak api yang dipadatkan oleh rias pun bertambah hingga 5x lipat. Tombak rias panasnya sama dengan bagian luar matahari, mata tombaknya yang memiliki lekukan terlihat seperti bilah keris.

"Bagus… asrea dan vina segera hentikan pergerakan monster dimensi…"

"Siap…!"

[Hydra]

[Freezing Field]

Asrea menggunakan 4 kepala hydra untuk melilit tubuh monster dimensi dan vina menggunakan es untuk memperkuat lilitannya.

"RASAKAN INI…!"

Tombak raksasa yang melelehkan area sekitar rias pun diluncurkan dan tepat mengarah ke dada sang monster dimensi.

*syush… BURN…*

"WRAARARRHHHH"

Sang monster dimensi berteriak kesakitan ketika tombak panas rias berhasil menembus cangkang keras miliknya. Cangkangnya meleleh karena panas dari tombak api milik rias, tapi sang monster dimensi belum sepenuhnya mati.

"Sial cepatlah mati…!"

*wushh…*

"Apa...!?"

Tanpa diduga kecepatan sang monster dimensi meningkat pesat dan ia pun melayangkan pukulan pada rias. Ujung capit kepitingnya melesat dengan cepat menuju ke kepala rias tanpa bisa dihindari.

*BOOM….*

"Oi oi… ternyata monster dimensi peringkat SS sekuat ini… tapi… kalian hebat juga bisa menyamai kecepatanku…"

Rigma memuji akbar dan legi yang ikut menahan serangan capit monster dimensi.

"Sungguh pujian yang tidak berguna…"

"Benar… kau bahkan hanya menggunakan [Tato Sakral] sekarang…"

"Hooo jadi kalian berdua menyadarinya… level kalian benar-benar meningkat ya…"

Saat serangan capit kanan berhasil dihentikan oleh 3 orang, sang monster yang merasa kesal mengayunkan capit kirinya.

"Uwaa… ini monster benar-benar kesal…"

*swing… BRURRR…*

Sebagian stadion hancur menjadi serpihan kecil karena ayunan capit kiri sang monster dimensi. Sang monster dimensi sangat marah dan kekuatannya tidak berkurang sedikitpun. Padahal tombak api rias masih tertanam di dadanya, rias masih berusaha mempertahankan bentuk tombaknya. Rigma terpaksa menghindar sambil menggendong rias yang terus mempertahankan sihirnya.

"Kerja bagus… sekarang waktunya serius… kerahkan seluruh kekuatan kalian…"

[Kekuatan Naga : 75%]

[Pedang Cahaya]

[Transformasi : Dragonoid]

Legi membuat seluruh tubuhnya menjadi sangat keras dan kedua tangan dan kakinya berubah bentuk. Di kepalanya juga tumbuh 2 tanduk coklat kecil dan warna rambutnya berubah menjadi putih. Sementara akbar membuat sebuah pedang dari cahaya keemasan yang ia genggam dengan kedua tangannya.

"Hooo… bagus… sekarang… ASREAA….!!"

"Yaaa…!!"

Sang monster dimensi merasakan energi jiwa pekat dari belakang dan menoleh ke arah asrea. Di sana asrea sudah menyiapkan banyak anak panah yang terbuat dari air.

[Panah Air Penghakiman]

[Tombak Es]

Panah air asrea pun menghujani tubuh monster dimensi tanpa henti dan memaksanya bertahan. Ditambah dengan tombak es milik vina yang mendorong monster dimensi mundur sedikit demi sedikit.

"SEKARANG…!"

[Tebasan 10 Bintang]

[Pukulan Penghancur Gunung]

Tebasan bercahaya biru dari akbar di sambung dengan pukulan keras legi pada bagian punggung monster dimensi.

*creck… prang…!*

Cangkang hitam yang diserang pada satu titik secara beruntun pun hancur hingga membuat sebuah lubang besar.

"Kerja bagus anak-anak…! Sekarang biarkan aku memberikan serangan penghabisan…"

Rigma mengeluarkan pedang senja sambil memasang kuda-kuda khas ilmu pedang phantom.

[Gemerlap Phantom]

Pedang senja mengeluarkan aura hitam pekat ketika rigma menggunakan teknik phantom. Rigma melompat ke udara dan melancarkan satu tebasan penghabisan di bagian punggung monster dimensi.

*sling… crang…*

"Oi oi oi… yang benar saja…"

"Ini sih namanya lubang yang kita buat jadi tidak berguna…"

[Tebasan Malam Senja]

Tubuh monster dimensi terbelah menjadi dua bagian dengan 1 tebasan dari pedang senja. Rigma memotong cangkang keras sang monster dimensi seperti memotong kertas.

"Yosh misi selesai…!"

*brugh…*

Rigma tersenyum ke arah legi dan akbar tanpa rasa bersalah ketika monster dimensinya tumbang. Retakan dimensi yang terbuka pun segera menutup setelah kematian sang monster dimensi.

"Yo ketua… kalau anda bisa mengalahkannya dengan sekali serang kenapa tidak dari awal…?"

"Oh soal itu… aku ingin melihat sejauh mana kemajuan kalian… dan hasilnya sangat bagus…"

"Benarkah…!? Hooo aku jadi semangat…!"

Legi dengan polosnya percaya dengan pujian yang terlontar dari mulut rigma. Rigma sebenarnya bisa saja membiarkan anak buahnya yang menghabisi monster dimensi. Namun ia masih harus mengurus korban penjualan manusia dari aldiano.

'Aku tidak punya banyak waktu… semakin cepat selesai semakin bagus… sekarang… apa tim 2 sudah selesai…?'

Rigma bertanya-tanya sambil menatap langit biru yang ada di atas stadion ibukota dengan wajah datarnya. Di sisi lain ibukota, amalia sibuk mengatur formasi rekan satu timnya yang terus melancarkan serangan.

'Siapa sangka kekuatan mereka benar-benar meningkat hanya dalam 1 minggu... '

Awan gelap di atas area pertempuran terus berputar akibat energi jiwa yang terus dikumpulkan oleh amalia untuk serangan penghabisan.

[Bola Hitam]

"Pergerakannya terkunci…!!"

Mata amalia pun berubah menjadi kebiruan dengan percikan listrik di sekitar kelopak matanya. Sinyal dari kumaran memang sudah lama ia tunggu, pergerakan petir pada awan hitam pun semakin intens.

"Matilah…!"

[Petir Arkamsha]

*JGER…!*

"WRAAAAAAAACCCCKKK…!"

Monster dimensi pun tumbang dan retakan dimensinya mulai tertutup secara perlahan. Tanpa mereka sadari, ada beberapa orang dari kejauhan yang mengamati pertarungan tim hastina.

"Lapor mereka membagi timnya menjadi dua... keduanya berhasil mengalahkan monster dimensi tanpa ada korban jiwa…"

"Bagus… lanjutkan pengamatannya…"

"Dimengerti…"

Perempuan yang menyuruh orang untuk mengawasi grup rigma menjilat bibir atasnya. Ia terlihat sangat terobsesi oleh rigma yang terlihat semakin kuat.

"Rigma… dia benar-benar anak yang menarik… kau tidak salah pilih jidris…"

Penemuan Tak Terduga

Azin dan siar terus menyelidiki informasi kekacauan dunia bawah menyeret mereka ke tempat penelitian homunculus.

"Ini…!"

"Tidak salah lagi ini adalah laboratorium rahasia milik pemerintah…"

"Jadi informasi dari tentara sialan itu benar… aku tidak menyangka pemerintah benar-benar mencoba menyingkirkan etranger di Indonesia…"

"Azin… kita harus segera melaporkannya ke tuan muda…"

"Ya kau benar…"

Saat azin dan siar hendak mundur setelah menemukan lokasi laboratorium rahasia, seseorang datang dari dalam hutan.

"Wah wah… sudah menyusup seperti tikus… sekarang kalian juga ingin lari seperti tikus ya…"

Seorang pria berambut gondrong dengan jaket kulit dan ikat kepala loreng seperti tentara muncul.

"Dia bukan orang biasa… bersiap untuk kemungkinan terburuk…!"

"Ya…!"

"Hohoho… tikus seperti kalian ingin main-main denganku… boleh juga… ini bisa mengusir kebosanan karena berjaga selama seminggu penuh…!"

*sling tang tang bam…!*

Pertarungan berdarah pun tak terhindarkan, azin dan siar mati-matian bertarung sambil mencari celah untuk lari. Hingga akhirnya pertarungan berakhir dengan gugurnya siar dan lolosnya azin dari area laboratorium. Azin juga memasang benang di sekitar hutan untuk menghalangi musuhnya yang ingin mengejar.

"Cih… gara-gara wanita ini…! Satu tikus lolos…! Ya paling tidak aku beruntung karena menahan diri… jadi wajahmu yang manis tidak rusak dan tubuhmu masih utuh…"

"Apa yang ingin kau lakukan padaku…!?"

"Tenang cantik… kau akan menjadi budak para penjaga sampai kami bosan…! Hehehe… jadi…!"

Tatapan busuk pria yang berhasil mengalahkannya membuat siar merinding ketakutan.

*slet… cratt…*

"ARRRHHHHH…. AAAAAAAAA….!"

"Kau tidak butuh tangan dan kaki untuk melayani kami… jadi aku singkirkan mereka…! Hahahaha….!! Teriakanmu indah sekali…!"

Kedua kaki dan tangan siar dicabik hingga putus, kemudian penjaga yang melakukannya langsung menghentikan pendarahan di tubuh siar. Setelah pendarahan berhenti siar pingsan dengan mata terbuka dan matanya terlihat benar-benar kosong.

Bersambung…