Penghancuran Total
"Akhirnya setelah bertahun-tahun… penelitian kristal jiwa selesai juga… kalau mereka sudah bisa diproduksi secara massal akan sangat menguntungkan…"
"Tapi tuan… kita baru bisa menyempurnakan 4 prototipe dalam 1 tahun terakhir… masih sangat sulit untuk membuat kristal jiwa berkualitas tinggi…"
"Ya mau gimana lagi… bahan mentahnya memang langka… paling tidak sekarang kita sudah punya satu yang siap dioperasikan…"
"Maksud anda prototipe 0…?"
"Benar sekali… dan juga kabar kalau prototipe 3 hanya bisa dikalahkan oleh seorang etranger kelas 1 tingkat lanjut telah membuatku yakin….. kalau kristal jiwa standar milik kita cukup bagus… menurutmu bagaimana hasilnya kalau prototipe 0 sudah sempurna…?"
Senyuman gila yang terlihat mencekam terlihat dari wajah pria dengan jas putih. Para anggota laboratorium lainnya terlihat kaget dan takut ketika melihat ketuanya senang.
"Jadi ini fasilitas rahasia milik negara yang dibangun ketika presiden baru pertama kali menjabat…"
"Benar sekali… pembangunan tempat ini selesai dalam 1 tahun… semua berkat bantuan para mafia bawah tanah yang juga menginginkan hasil penelitiannya…"
"Sungguh luar biasa… aku secara pribadi ingin mengecek hasil penelitiannya sendiri… itu sebabnya aku datang ke sini…"
Obrolan santai kedua pria di lift terhenti karena melihat seorang ilmuwan menyambut mereka ketika pintu lift terbuka.
"Sungguh kehormatan bagiku kedatangan dua tamu terhormat sekaligus… Tuan Astro Nilan dan jenderal besar Rionto Diningrat…"
"Hooo… tidak aku sangka kepala laboratorium sendiri yang menyambut kami… Fino Alfian… aku sudah mendengar banyak tentangmu…"
"Sungguh kehormatan bisa dikenal oleh anda tuan astro…"
Astro Nilan adalah salah satu orang kepercayaan menteri pertahanan yang terkenal sangat ahli dalam strategi militer dan politiknya. Jenderal Rionto Diningrat adalah jenderal besar angkatan darat yang banyak berjasa dalam mempertahan perbatasan Indonesia. Sementara Fino Alfian hanya seorang ilmuwan gila yang sangat mencintai pengetahuan terlarang.
"Mari saya pandu untuk berkeliling…"
Fino pun berjalan bersama dua orang penting untuk memandu mereka ke pusat laboratorium.
"Jadi apa berita yang aku dengan soal penelitian kristal jiwa itu benar…?"
"Benar… kristal jiwa sekarang sudah sampai tahap akhir penelitiannya… namun ada sedikit masalah dalam pembuatannya... "
"Masalah apa kalau aku boleh tahu…?"
"Kristal jiwa terbuat dari bahan-bahan kelas atas… dan untuk membuat kristal jiwa yang kekuatannya besar kami butuh bahan dari monster dimensi peringkat SS+... jadi sangat mustahil untuk memproduksi secara massal... ditambah setiap kristal jiwa harus menyerap jiwa pengelana yang sudah tertanam di orang lain… jadi masih sangat sulit… tapi kalau kami memiliki waktu 2 atau 3 tahun lagi… saya yakin akan bisa melakukannya… untuk sekarang kami hanya memiliki 1 kristal jiwa spesial dan 3 kristal jiwa standar…"
Fino menjelaskan dengan serius soal pencapaian dari penelitiannya yang memakan waktu beberapa tahun. Jenderal rionto sedikit tertarik dengan penjelasan fino soal kekuatan kristal jiwa dan mulai ikut bertanya.
"Jadi ada dua level dalam kristal jiwa yang kau buat…?"
"Tepat… kristal jiwa standar hanya bisa menampung jiwa pengelana peringkat SS ke bawah… dan cuma bisa menampung 1 jiwa pengelana…"
"Lalu yang tingkat spesial…?"
"Tingkat spesial memiliki perbedaan di kapasitas ruang…. Dimana kristal jiwa spesial dapat menampung 2 jiwa pengelana peringkat SS ke bawah… tapi tetap saja… kemampuan pengguna kristal jiwanya akan berpengaruh ketika bertarung nantinya…"
"Jadi meski memiliki kekuatan setara etranger kelas spesial… pengguna kristal jiwa tetap bisa dikalahkan bila tidak memiliki kemampuan atau pengalaman bertarung…?"
"Ya bisa dibilang begitu… ditambah kristal jiwa tingkat spesial masih dalam tahap pengembangan… beda dengan kristal jiwa standar yang sudah hampir sempurna..."
"Hooo… kalau boleh aku tahu… apa masalah pengembangan kristal jiwa spesial ini…"
Saat rionto bertanya, tiba-tiba fino menghentikan langkahnya dan menghadap ke kaca besar di sebelah kirinya.
"Anda bisa lihat di sana…"
Rionto dan astro melihat sebuah tabung raksasa berisi 1 orang wanita di dalamnya. Di sekitar tabung raksasa banyak peneliti yang sibuk mengolah data dari komputer.
"Hooo… sepertinya wanita itu aset penting…"
"Benar tuan astro… kristal spesial memiliki masalah pada penggunanya… dengan kata lain… kita tidak bisa sembarang memilih penggunanya untuk sekarang ini... "
"Alasanya…?"
"Alasannya sederhana… kekuatan dari kristal jiwa spesial terlalu besar… jadi paling tidak penggunanya harus memiliki kapasitas energi jiwa yang memadai… kalau tidak… tubuh penggunanya akan meleleh setelah penggunaan selama 1 jam…"
"Fiuh mengerikan sekali… jadi itu sebabnya kau bilang masih memiliki masalah soal kristal jiwa spesial…"
"Benar…"
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju tempat selanjutnya, tempat pengolahan data penelitian yang juga pusat laboratorium.
"Ini adalah pusat laboratorium dan juga tempat menampung para pengguna kristal jiwa…"
"Oi… kenapa semua pengguna kristal jiwa itu wanita…?"
"Pertanyaan bagus jenderal rionto… kami menggunakan wanita karena tubuh wanita lebih cepat beradaptasi pada kekuatan kristal jiwa… tapi bukan berarti lelaki tidak bisa menggunakan kristal jiwa… lebih tepatnya ini juga termasuk hobi saya… hehehe…."
"Whahahaha…. Aku tidak menyangka seorang ilmuwan gila sepertimu punya selera yang bagus juga soal wanita…"
"Saya juga ikut senang kalau selera saya cocok dengan anda…"
"Jadi… bagaimana hasilnya…?"
"Hasilnya sangat memuaskan… bahkan saat pikiran mereka kita kontrol… kekuatan tempurnya tidak berkurang sedikitpun…"
Rionto dan fino sibuk membahas soal hobi mereka yang hampir mirip, sementara astro lebih fokus memeriksa dokumen hasil penelitian.
"Fino… ada yang ingin aku tanyakan…"
"Iya tuan astro silahkan tanyakan apa saja…"
"Soal kristal jiwa spesial… wanita bernama ling nai ini satu-satunya yang memiliki kecocokan benar…?"
"Benar…"
"Lalu kenapa tidak ada catatan untuk mengendalikan pikirannya…?"
"Soal itu… kami tidak bisa melakukannya… sebab tiap kali kami memasang chip pengendali pikiran… kekuatan kristal jiwa yang menempel padanya malah hilang kendali… sudah dua ruangan isolasi yang hancur… dana kami juga terbatas… jadi saya masih memikirkan cara mengontrolnya…"
Astro terdiam ketika mendapat jawaban dari fino soal ling nai yang pikirannya tidak dikendalikan.
"Ngomong-ngomong fino… bisa kau buatkan aku satu untuk menjadi sekretaris pribadiku…? Soal wanita yang menjadi wadah dan biayanya akan aku siapkan… kau cukup memasang pengendali pikiran dan kristal jiwa standarnya…"
"Oh tentu dengan senang hati tuan rionto… saya akan siapkan spesial untuk anda…"
"Deal… kalau begitu aku akan siapkan wadah dan dananya 2 hari lagi…"
"Jenderal rionto… kita akan segera pergi…"
Astro memotong momen bahagia rionto yang akan mendapat sekretaris baru yang sangat penurut dan kuat.
"Kau sudah selesai memeriksa dokumennya…?"
"Sudah semua… hasilnya penelitian ini akan terus didanai sampai rencana pemusnahan guild dan kelompok revolusioner berhasil… pasukan pengguna kristal jiwa ini akan kita namai… pasukan sayap putih…"
"Hooo jadi kalau penelitian ini selesai… para etranger di indonesia akan tamat… mereka akan segera digantikan ya…. Menarik… aku juga tidak begitu suka kekuatan etranger yang lebih besar dari militer sekarang ini…"
"Ya setidaknya kita akan berhasil kalau rencana ini tidak bocor keluar…"
Ketika astro dan rionto masuk ke dalam lift untuk meninggalkan laboratorium, fino memasang senyuman aneh. Seolah fino memiliki rencana tersendiri yang tidak diketahui oleh rionto dan astro.
Permintaan Guild
"Huaaa aku tidak menyangka liburan kita berakhir secepat ini…"
"Ya mau gimana lagi… kekacauan akibat retakan dimensi yang tiba-tiba muncul membuat gunung pancar ditutup untuk sementara…"
Rigma sangat lesu ketika merapikan barang-barang yang ada di mobil van untuk dipindahkan ke gudang.
"Oh iya rigma aku sudah memikirkan nama untuk rakun kita…"
"Hooo boleh aku tahu namanya…"
"Shugilhan…!"
"Ehhhh…!? Terlalu panjang dan merepotkan…"
"Lah bukannya bagus ya…"
Sang rakun juga panik ketika mendengar nama aneh yang ingin diberikan padanya. Rigma hanya menghela nafas ketika tahu asrea sangat buruk dalam memilih nama.
"Akan aku ubah jadi zura… gimana…?"
Sang rakun mengangguk berkali-kali dan terlihat bahagia dengan nama yang rigma pilih.
"Tuh lihat tuan rakun juga senang…"
"Zura ya… bagus juga… aku setuju…"
"Kalau begitu sudah ditetapkan…"
Tiba-tiba tubuh sang rakun memancarkan cahaya saat diberikan nama oleh rigma dan asrea. Setelah cahayanya meredup, energi jiwa milik sang rakun meningkat dengan sangat drastis.
"Woah… hebat energinya setara dengan etranger kelas 2 sekarang…"
Disaat rigma senang mengetahui perkembangan familiarnya, di pelosok hutan kalimantan sedang terjadi pertempuran hebat.
*BOOM…*
Tanah terbelah dan pepohonan besar hancur akibat serangan dahsyat dari ketua organisasi palapa.
"Si-sial… "
Pimpinan kelompok revolusioner yang menjaga markas cabang di hutan tersebut mati terbelah.
"Sekarang pimpinan kalian sudah mati… beritahu aku dimana kalian menyembunyikan wakil ketua kedua organisasi palapa…!"
"Ba-baik tuan… kami akan beritahu… semua tahanan sekarang dipusatkan di cabang kalimantan barat… tepatnya di sebuah pulau terpencil… saya yakin orang yang anda cari ada di sana…"
"Hooo informasi yang bagus…"
"Ja-jadi kami boleh pergi…?"
"Hah siapa bilang… semua kelompok revolusioner harus mati karena berurusan dengan organisasi palapa…!"
Para anggota organisasi sudah bersiap mengayunkan senjata mereka untuk membunuh anggota kelompok revolusioner yang tertangkap.
"Tapi… kami… arrrghhh…!!"
"Kematian kalian akan jadi peringatan bagi semua pasukan revolusioner untuk tidak main-main dengan organisasi palapa…"
Antonio pun kembali melanjutkan perjalanannya untuk mencari wakil ketua kedua yang telah diculik.
Bersambung…