webnovel

Pengetahuan Terlarang

Inti Jiwa

Yora membawa rigma dan harun masuk ke area laboratorium pengembangan senjata jiwa. Laboratorium pengembangan senjata jiwa dipenuhi dengan mesin teknologi canggih, rigma sering melihat mesin canggih militer pun terkesima.

"Selamat datang di laboratorium pengembangan senjata jiwa… aku akan ajak kalian berkeliling… tapi sebelum itu aku ingin menelpon seseorang dulu…"

"Ok kami ingin mengamati dulu dari sini…"

"Sip lah… jangan terlalu jauh dari pintu masuk ya…"

Yora pun keluar sambil mengotak-atik smartphonenya, rigma dan harun mengamati kegiatan yang terjadi di laboratorium tersebut.

'Hmmm… hebat juga teknologinya… aku jadi sedikit penasaran bagaimana mereka memanfaatkannya…'

'Syna…? Kenapa hanya dirimu yang sering keluar seperti ini…?'

'Hehe… berbeda dengan aruna dan wimala… aku ini tipe yang penasaran dengan pengetahuan baru… apalagi tentang alkimia seperti ini…'

'Alkimia…? Apa pembuatan senjata termasuk alkimia…?'

'Kau tidak tahu…? Berbeda dengan senjata biasa yang dibuat dengan teknik penempaan dan pemanasan… senjata jiwa yang bagus itu dibuat oleh pengrajin alkimia… mereka menggunakan sintesis jiwa seperti mesin-mesin yang ada di bawah sana…'

'Jadi kau sudah tahu kegunaan mesin-mesin itu…?'

'Kurang lebih begitu… untuk seorang alkimia yang sudah ratusan tahun belajar alkimia sepertiku… mempelajari mesin sintesis hanya perlu waktu beberapa detik… tapi…'

'Tapi apa…?'

'Tapi mesin yang kaummu buat menurutku terlalu rumit… seakan proses pembuatannya terlalu berbelit…'

Rigma terlihat berpikir sejenak, harun menatapnya dengan wajah bingung. Harun sendiri masih belum begitu terbiasa dengan sifat rigma yang menjadi lebih pendiam ketika berpikir.

"Apa kamu memikirkan sesuatu…?"

"Ah tidak… hanya saja aku ingin melihat kegiatan mereka jauh lebih dekat…"

"Aku juga… sebenarnya… sedikit penasaran soal jiwa yang mereka teliti…"

Rigma tersenyum melihat harun yang mulai ikut tertarik dengan penelitian soal jiwa di laboratorium rahasia kampusnya.

"Itu hal bagus… tapi kegiatan yang mereka lakukan ini tanpa izin… dengan kata lain ilegal... kalau kita ingin masuk ke dalamnya… kita harus siap menerima konsekuensinya…"

"Kalau bersama rigma aku tidak masalah…"

"Eeeee….. Jadi kalau tidak bersamaku baru masalah…?"

"Unnn…"

Anggukan beserta senyuman polos harun membuat rigma menjadi semakin terbebani.

'Entah bagaimana aku harus menjelaskan pada orang tuanya bila ada masalah yang terjadi…'

Ketika rigma sedang sangat kebingungan dengan masalah harun, yora kembali dan menghampirinya.

"Ayo kalau kalian mau berkeliling…"

Yora menjelaskan banyak hal sambil mengajak rigma dan harun berkeliling laboratorium pengembangan senjata jiwa. Rigma mendapat pengalaman lebih dekat mempelajari soal senjata jiwa buatan laboratorium tersebut.

"Hebat… aku tidak pernah tahu soal mesin-mesin ini… dan kalian mengembangankannya secara mandiri…"

"Itu benar… mesin-mesin ini asli buatan tangan para peneliti senjata jiwa laboratorium pengembangan senjata jiwa…"

Rigma terkesima mendengar semua cerita soal laboratorium tersebut. Syna juga terlihat semakin tertarik dengan hasil penelitian senjata jiwa.

"Kalau kamu tertarik untuk bergabung dengan laboratorium pengembangan senjata jiwa… aku bisa memanggil penanggung jawabnya…"

"Aku tertarik dengan senjata jiwa… tapi kalau bisa aku juga ingin meneliti soal pemulihan jiwa…"

"Hmmm… untuk ikut serta dalam penelitiannya kamu harus menjadi anggota bagian tersebut… dan mustahil satu orang menjadi anggota inti pada dua bagian laboratorium… tapi… jika hanya mengakses hasil penelitian bagian pemulihan jiwa… semua anggota laboratorium bisa melakukannya… disini kami punya perpustakaan yang menyimpan semua hasil penelitian yang telah dilakukan selama 10 tahun terakhir…"

Keinginan rigma untuk ikut berkontribusi dalam penelitian pemulihan jiwa pun pupus. Peraturan laboratorium yang telah lama dibuat tentu tidak bisa begitu saja dilanggar. Apalagi rigma adalah calon anggota yang baru pertama kali datang ke laboratorium.

"Jadi... aku tetap hanya bisa bergabung menjadi anggota inti satu bagian saja…?"

"Iya… karena banyak hal yang kami pertimbangkan soal kenyamanan anggota…"

"Tidak masalah… kalau memang tidak bisa, aku juga tidak akan memaksakan keinginanku…"

"Senang punya calon anggota yang pengertian… selanjutnya bagian mana yang ingin kau kunjungi…?"

Rigma berpikir untuk sejenak, ia sudah melihat hampir seluruh fasilitas laboratorium pengembangan senjata. Tanpa sengaja rigma melihat harun dan teringat sesuatu, ia pun mengusap kepala harun sambil tersenyum.

"Tentang bagian mana lagi yang akan kita kunjungi… aku ingin harun yang memilih…"

"Eh aku…!?"

"Benar juga… idemu bagus nak... "

Harun panik karena disuruh rigma untuk mengambil keputusan, ia belum pernah mengambil keputusan sendiri sebelumnya.

"Hmmmm…. "

"Tidak usah terlalu keras memikirkannya… cukup ikuti keinginanmu…"

"Kalau begitu… aku ingin melihat bagian pemulihan jiwa dan penguatan jiwa…"

Yora sedikit terkejut mendengar harun ingin mengunjungi dua bagian laboratorium, seolah dia ingin memilih. Namun tujuan harun yang sebenarnya adalah membuat rigma dapat melihat laboratorium pemulihan jiwa.

"Pilihan bagus… kalian memang tidak bisa masuk dua bagian sekaligus… tapi bukan berarti kalian tidak bisa melihat kegiatan mereka… ayo aku akan antar kalian melihat bagian pemulihan jiwa dan penguatan jiwa..."

"Kenapa penelitian jiwa yang berkaitan dengan penguatan dan pemulihan bisa menjadi dua bagian…? Padahal mereka sama-sama meneliti jiwa…"

"Pertanyaan bagus… awalnya banyak yang mengira penguatan jiwa dan pemulihan jiwa dapat digabung menjadi 1 bagian… namun setelah 5 tahun terakhir… penguatan jiwa ternyata jauh lebih kompleks dari perkiraan awal… akhirnya penguatan jiwa dan pemulihan jiwa menjadi 2 bagian laboratorium yang terpisah…"

"Jadi begitu… lalu kenapa penelitian pemulihan jiwa baru mencapai tahap pemulihan energi jiwa saja…?"

"Laboratorium pemulihan jiwa memakan biaya yang lebih besar dari semua bagian laboratorium… mesin buatan mereka terlalu rumit dan komponennya sangat mahal… itu sebabnya penelitian mereka berjalan sangat lambat... oh iya sumber dana kami berasal dari etranger dunia bawah… "

'Bahkan dananya berasal dari dunia bawah… benar-benar laboratorium ilegal…'

Tak terasa mereka akhirnya sampai di depan pintu laboratorium pemulihan jiwa, rigma menelan ludahnya sebelum masuk.

"Pintunya jauh lebih besar ya…"

"Ya karena fasilitas bagian pemulihan jiwa memiliki luas area paling besar dari semua bagian laboratorium…"

*terbuka…*

Ketika yora menggunakan kartu pada scanner yang ada di pintu besar tersebut, perlahan pintunya pun mulai terbuka. Berbeda dengan laboratorium pengembangan senjata jiwa, laboratorium pemulihan jiwa terlihat sangat sibuk.

"Itu… !"

"Yap itu adalah portal antar pulau… yang seharusnya menghubungkan transportasi darat antar pulau di indonesia… tapi disini kami memilikinya untuk terhubung dengan guild dan dunia bawah…"

"Kau pasti bercanda… Harga satu portal setahuku lebih dari 1 triliun coin… selain sebuah negara… siapa lagi yang bisa mendanai portal tersebut…?"

Coin adalah mata uang digital dunia yang berlaku sejak 2090, distribusi coin di indonesia sendiri berlaku sejak tahun 2101. 1 coin sendiri setara 1000 rupiah, semua bank yang ada di dunia bekerja sama untuk menjaga kestabilan coin.

"Soal itu… rahasia… kalau kalian sudah menjadi anggota resmi barulah kalian bisa tahu siapa sumber dana kami…"

"Huh... sudah kuduga bakal seperti itu…"

"Daripada membahas hal tidak penting lebih baik kita lanjutkan kunjungannya…"

Yora pun mengantar rigma berkeliling, namun yang paling antusias mengamati adalah syna. Banyak etranger yang datang dari portal untuk memulihkan kekuatannya. Banyak juga yang datang untuk memeriksa kondisi jiwa mereka setelah bertarung. Alkimia yang digunakan oleh laboratorium pemulihan jiwa membuat syna sangat bersemangat.

"Lalu tempat ini adalah kunjungan terakhir kita di laboratorium pemulihan jiwa… calon maha karya peneliti pemulihan jiwa… kapsul rekonstruksi jiwa…!"

"Apa kegunaannya…?"

"Kalau penelitiannya selesai… kapsul ini dapat memulihkan kondisi jiwa yang rusak… kontaminasi jiwa, retakan jiwa, bahkan jiwa yang terpecah hingga kepingan kecil dapat disembuhkan nantinya…"

Rigma terkejut mendengar penjelasan dari yora, ia langsung terbawa perasaan dan menarik kerah jas putih yora.

"Kau bilang kontaminasi jiwa…!?"

"I-iya memang kenapa…?"

"Apa benda ini bisa menyembuhkan jiwa yang terkontaminasi…?"

"Kalau sudah selesai… ha-harapannya sih bisa…"

"Berapa lama lagi benda ini akan selesai…!?"

"Su-sulit diprediksi… ini baru prototipe awal… bahkan belum memiliki fungsi… semua penelitian soal kapsul ini masih berbasis teori yang belum matang…"

"Cih… jadi baru angan-angan ya…"

"Ya begitulah… ditambah lagi kami masih meneliti lebih dalam tentang inti jiwa… sebuah misteri yang sangat sulit dipecahkan dengan pengetahuan kami saat ini..."

Rigma perlahan mulai tenang setelah mengetahui kenyataan soal kapsul rekonstruksi jiwa. Ia sempat berharap kalau kapsul itu bisa menjadi jalan keluar untuk aisha. Namun semuanya tidak berjalan sesuai harapan rigma. Mengungkap misteri inti jiwa sama saja mencari tahu kebenaran soal jiwa itu sendiri.

'Perkataanku soal rendahnya pengetahuan manusia soal jiwa tidak salah kan…?'

'Iya… aku sepertinya terlalu berharap... '

'Tenang bocah… setelah kau mengumpulkan jiwa untuk kami bertiga… aku masih bisa menjamin kesembuhan gadis itu…'

'Yah... aku cukup beruntung memiliki kalian...'

Kunjungan berikutnya ada laboratorium penguatan jiwa, laboratorium penguatan jiwa jauh lebih kecil dari bagian lainnya. Laboratorium penguatan jiwa lebih mirip sebuah rumah sakit kecil, tapi peralatan mereka jauh lebih canggih.

"Oke kita sudah selesai mengunjungi tiga bagian… dan ini baru 1 jam berlalu sejak kalian datang… untuk bonus aku akan mengantar kalian melihat bagian laboratorium mesin… tempat mesin pelacak retakan dimensi berada…"

"Boleh aku juga sedikit penasaran soal alat pelacak tersebut…."

"Rigma… aku juga penasaran tentang laboratorium penelitian mesin…"

"Kalau begitu ayo kita lihat bersama ya…"

Rigma menjawab harun sambil tersenyum, ia mengusap kepala harun untuk membuatnya lebih tenang.

"Kalau begitu sudah diputuskan ya…"

Mereka pun berkunjung ke area penelitian mesin, dimana mesin untuk melacak retakan dimensi lahir. Laboratorium penelitian mesin sangat berbeda dari 3 laboratorium lainnya yang memiliki tata ruang seperti tempat penelitian. Laboratorium penelitian mesin lebih terlihat seperti pabrik dan pangkalan militer yang menjadi satu.

'Aku heran kenapa laboratorium semegah ini belum ketahuan sampai sekarang…'

"Ini adalah laboratorium mesin… area terluas kedua dari semua laboratorium yang ada… disini berbagai jenis mesin canggih lahir… bahkan portal antar pulau juga dibuat disini…"

"Jangan bilang alasan kalian memiliki portal yang sangat mewah itu…"

"Benar… itu adalah buatan asli laboratorium ini… dengan kata lain kami hanya perlu bahan mentahnya…"

"Haaaaa…. Aku tidak akan terkejut lebih dari ini kan…? Ditambah lagi semua fasilitas unik ini berada di bawah kampus atma… "

Rigma benar-benar kagum melihat fasilitas laboratorium rahasia yang berada tepat di bawah kampusnya itu. Mereka pun melanjutkan kunjungan hingga ke area pelacak retakan dimensi, dimana ruangan tempat alat tersebut berada terlihat seperti pusat komando.

Gelombang Jiwa

"Cepat hubungi guild alexander… pancaran gelombang jiwa terdeteksi di daerah kekuasan mereka…"

"Beberapa gelombang jiwa aneh juga terdeteksi di area kekuasaan guild pandawa…"

"Hubungi mereka agar bisa bergerak cepat…"

Keadaan sangat gaduh ketika rigma, harun dan yora memasuki pusat deteksi retakan dimensi di laboratorium penelitian mesin.

"Bu yora… apa memang mereka selalu ribut seperti ini…?"

"Ya begitulah… terutama bila banyak potensi retakan dimensi yang terjadi…"

"Potensi retakan dimensi…?"

"Iya… alat deteksi skala besar kami dapat melacak potensi retakan dimensi dengan keakuratan 80% dalam radius 5000 Kilometer…. Teorinya sangat sederhana… kami mencari pancaran gelombang jiwa aneh yang muncul tiba-tiba…"

"Hoooo… menarik sekali…"

'Heee…. Jadi dia memanfaatkan gelombang jiwa yang muncul dari benda mati atau suatu tempat... adalah kunci dari retakan dimensi...'

Syna tiba-tiba muncul dan ikut berkomentar soal mesin pelacak retakan dimensi tersebut. Rigma melirik dengan tatapan aneh ke arah syna, ia terlihat sangat penasaran apa yang syna ketahui soal gelombang jiwa.

'Kau juga penasaran bocah…?'

'Jelas lah… ini pengetahuan baru juga untukku…'

'Heee... bocah yang sebelumnya benci dengan etranger sekarang mau belajar soal gelombang jiwa... '

'Ya aku memang benci dengan etranger… tapi bukan berarti aku juga membenci segala hal yang berkaitan dengan mereka…'

'Hahaha… baiklah… mulai sekarang aku akan mengajarkanmu semua pengetahuan yang aku miliki soal jiwa… dan juga alkimia… tapi dengan 1 syarat…'

Ketika semua orang di ruang komando sedang sangat sibuk mengatasi pancaran gelombang jiwa yang muncul. Rigma hanya menatap dari dekat pintu masuk sambil tersenyum tipis, sebab ia baru saja mendapat sesuatu yang menarik.

'Apa syaratnya…? Aku harap bukan sesuatu yang aneh…'

'Syaratnya kau harus bergabung dengan laboratorium pengembangan senjata mereka…'

'Cih… jadi kau sudah tahu aku sedang mempertimbangkan untuk masuk ke laboratorium pemulihan jiwa…'

'Tidak banyak yang bisa kau lakukan di area pemulihan jiwa… aku bisa menjamin hal itu sebagai seorang master alkimia…'

'Baiklah… aku juga sebenarnya tertarik dengan sintesis yang sebelumnya kau jelaskan…'

'Bagus berarti sudah diputuskan…'

"Rigma… "

Rigma yang sedang berbicara dengan syna lewat pikirannya dikagetkan oleh suara harun. Harun terlihat khawatir pada rigma yang terus terdiam saat yora sibuk membantu rekannya.

"Tidak apa-apa… ngomong-ngomong sebelum kamu memutuskan untuk bergabung dengan laboratorium ini atau tidak… sebaiknya aku datang ke rumahmu terlebih dulu… paling tidak kedua orang tuamu harus tahu…"

'Setidaknya cuma mereka yang bisa melarang anaknya…'

"Un…"

Harun setuju dengan keputusan rigma, hal itu tentu membuat rigma jauh lebih tenang.

"Huh… akhirnya beres juga… jadi bagaimana…? Kalian mau bergabung ke laboratorium mana…?"

"Kalau aku sudah memutuskan untuk masuk ke pengembangan senjata jiwa… tapi untuk harun… sepertinya harus meminta izin dari orang tuanya terlebih dulu…"

"Ah soal itu… lebih baik jangan… kalau kalian membocorkan informasi tentang laboratorium ini di luar zona kampus… chipset yang ada di tanganmu akan meledak…"

"Kalau begitu kami hanya perlu meminta izin tanpa membocorkan informasi saja bukan…?"

"Kalau kau bisa melakukannya… tidak akan jadi masalah… tapi asal kalian tahu… semua pengetahuan dari laboratorium ini bersifat rahasia bukan tanpa alasan... "

"Sepertinya aku bisa menebak alasannya…"

"Benar… pengetahuan soal jiwa sudah lama dimonopoli oleh pemerintah dan militer… hal itu menyebabkan hasil penelitian soal jiwa di luar badan institusi resmi negara jadi sebuah pengetahuan terlarang…"

Rigma dan harun keluar dari laboratorium setelah selesai mengunjungi setiap bagian. Mereka bergegas menuju tempat tinggal harun menggunakan mobil rigma.

"Kedua orang tuamu seharusnya sekarang ada di rumahkan…?"

"Iya… mereka seharusnya sudah pulang…. Sebab mereka mengirimkan aku pesan…"

"Aku harap orang tuamu bisa bijak dalam memutuskan…"

'Tentunya mereka tidak akan membiarkan putri mereka ikut dengan orang asing sepertiku…'

Dalam 10 menit rigma akhirnya sampai di rumah harun yang terlihat sederhana. Rigma menarik nafas sebelum masuk ke dalam rumah itu, ia mencoba menguatkan mentalnya. Rigma juga sedang memikirkan kata-kata yang harus diucapkan agar orang tua harun mengerti bahaya dari keputusan harun.

"Tidak masalah... asal dia bersama nak rigma…"

"Eh…!? Ta-ta-tapi… ini adalah organisasi berbahaya... "

"Nak rigma… kami tahu betul bagaimana sifat harun… ia bukan tipe gadis yang akan mengikuti pria yang menurutnya tidak layak diikuti…"

"...!"

Rigma tersentak ketika mendengar ucapan ayah harun yang seolah tahu tentang rahasianya. Tapi rigma tidak terlalu ambil pusing soal rahasianya yang bocor dari harun. Hal yang membuat rigma pusing adalah rahasianya membuat kedua orang tua harun terlalu berharap padanya.

'Sial aku gak kepikiran hal ini bakal terjadi…'

"Itu benar nak rigma… saya sebagai ibunya tahu betul bagaimana anak saya… ia sangat pemalu… tapi dia tidak bodoh dan ceroboh saat memilih pria yang menurutnya pantas…"

"Istri saya juga sepaham tentang masalah ini nak rigma… jadi saya harap nak rigma bisa mendampingi dan melindungi putri kami…."

"Sa-saya… saya tidak begitu yakin dapat memastikan keamanan dan keselamatan harun… sebab saya sudah 2 kali gagal melindungi orang yang saya sayangi… saya juga bukan orang sempurna… tapi jika kalian sebagai orang tuanya mempercayakan harun pada saya… maka saya akan menerima dan melindunginya sekuat yang saya bisa…"

'Sial... ini terlihat seperti aku akan menikahinya atau semacamnya…tapi aku rasa menikah dengan harun juga bukan hal yang terlalu buruk...'

Kedua orang tua harun saling menatap dan tersenyum lebar ketika mendengar ucapan rigma. Harun yang bersembunyi di balik pintu pun tersipu malu, kuping dan wajahnya memerah. Ia tersenyum sambil menahan rasa malunya ketika mendengar ucapan rigma pada kedua orang tuanya.

"Tolong jaga putri kami…"

Esok harinya rigma dan harun resmi menjadi anggota anggota klub penelitian sains. Dimana dalam laboratorium rahasia kampus atma rigma berada di bagian pengembangan senjata jiwa. Sementara harun lebih memilih bagian laboratorium penguatan jiwa yang jumlah anggotanya lebih sedikit.

"Hooo jadi mereka memutuskan untuk masuk ke dalam lembaga penelitian itu… menarik…"

Seorang etranger wanita yang melihat info rigma dan harun dari smart devicenya tersenyum senang. Seolah semuanya berjalan sesuai keinginannya, di sisi lain rigma dan harun tidak tahu sejauh apa takdir yang sedang menunggu mereka.

Bersambung…

Next chapter