webnovel

ATASHA : SPARKLING LOVE

Natasha Aluna, tidak ada yang dia pikirkan selain bagaimana nasib pekerjaannya dan satu lagi, bagaimana kabar Raga pradipta. Masa mudanya berakhir menyedihkan, harapan-harapan yang ia bangun selama hidupnya hancur lebur karena perkara kedua orangtuanya. Bagaimana bisa orang tua meninggalkan banyak musibah saat mereka meninggalkan dunia? Mengapa pula banyak orang tua yang bersikap seakan mereka benar dan anaknya adalah yang paling salah dalam urusan keluarga? Pikiran Natasha hanya tentang bagaimana rasanya dicintai, entah itu oleh keluarga, kekasih, atau bahkan yang paling simple oleh teman. Semua orang hanya menyukai dia dan harta milik orangtuanya, bahkan saat mereka tau bahwa Natasha tidak lagi menjadi orang berada, mereka meninggalkannya sendiri. Harapannya bertemu sosok seperti Raga, penyayang, tampan, baik hati, hangat, dan yang paling penting adalah... pria itu tidak pernah memandang tinggi rendahnya kasta. Aku mencoba tidak menyukainya bahkan saat dia berbaik hati padaku, karena semua orang yang menerima cintaku tidak akan pernah berakhir baik saat saling berhubungan. — Natasha Aluna. Saat melihat Natasha, pikiran pertama ku adalah dia anak yang kesepian. Maka dari itu aku banyak meluangkan waktu untuknya, tidak ada pikiran untuk mencintainya. — Raga Pradipta.

lovemizi · Teen
Not enough ratings
247 Chs

ALONE

SELAMAT MEMBACA!

You know to find me.

***

Natasha tau bahwa kehidupannya sudah menjadi jungkir balik detik ini, tetapi dia tetap membereskan tugas-tugas nya sebagai pelajar setelah selesai membereskan kamar kos miliknya. Jauh lebih minimalis daripada apartemen miliknya.

Natasha tidak tau bahwa di dalam paperbag berisi uang itu ada ponsel di dalamnya, setelah dia buka ternyata itu pemberian papahnya. Natasha seringkali bilang ingin membeli handphone keluaran terbaru, tetapi yang pemberian papahnya selalu habis untuk membayar uang apartemen dan melengkapi kebutuhan sekolahnya, membeli buku pelajaran, terkadang dia membeli novel penulis favoritnya, atau tak jarang pula Natasha membagikan uangnya untuk membayar guru les privat.

     "Ternyata mereka terus merhatiin aku, bahkan hal-hal yang menurut aku gak penting selalu mereka sediain," gumam Natasha,

Dia membuka folder foto keluarga miliknya, hanya ada tiga foto di dalamnya itupun diambil dalam keadaan mendadak karena dua jam setelahnya papah dan bunda akan pergi ke Amsterdam untuk mengurus kontrak kerja perusahaan dan Natasha yang harus pergi untuk melakukan lomba

internasional di Singapura.

     "Sorry, Aku nggak bisa bikin kalian bahagia,"

Natasha juga dengan bodohnya membuka kembali isi chattingan miliknya dan papahnya beberapa jam lalu, sebelum Tuhan mengambil kedua orang tuanya. Percakapan itu terjadi tanpa adanya feeling buruk, bahkan Natasha masih sempat bilang bahwa dia akan berbicara dan memarahi papahnya karena terlalu sering mengonsumsi obat dan waktu tidur kurang, beliau ber ketergantungan pada obat dan vitamin tetapi tidak memperhatikan banyak waktu tidurnya.

     "Oke, tempat tinggal udah. Tinggal mikirin uang transportasi dari sini ke sekolah," Natasha melihat maps untuk mengetahui berapakah jarak yang harus dia tempuh dari tempat tinggalnya sekarang dengan sekolahnya.

     "Kurang lebih satu jam," ucapnya, "Jauh juga,"

     "Kosan ini habis setelah tiga bulan, uang dari om Dito sisa empat juta. Bayar bulanan, bayar kosan, uang buku, uang makan?"

Dia harus mulai mencari pekerjaan sekarang, beruntung Natasha punya banyak kemampuan baik bidang akademik maupun non-akademik. Dia mungkin akan berpikir untuk mendaftarkan diri menjadi guru les privat, dan Natasha bisa aktif menulis blog pribadi, dan dia juga harus mulai aktif di media sosial. Karena, banyak penghasilan yang didapat saat pintar bermain media sosial.

     "Tawaran Ema waktu itu masih berlaku gak ya?"

Natasha hendak membuka ponselnya, dia baru sadar sama sekali tidak ada yang memberinya ucapan ulang tahun padahal banyak sekali teman yang dekat dengan Natasha, bahkan orang yang tidak dia kenal pun mengaku dekat dengannya. Tetapi kenapa tidak ada satupun dari mereka mengucapkan selama ulangtahun? Padahal biasanya juga ada siswa di kelasnya berulang tahun, banyak yang memberi mereka ucapan happy birthday untuk nya. Bagaimana bisa ini menjadi sesuatu yang menyedihkan?

Natasha mengurungkan niatnya menghubungi Ema, teman dekatnya. Bahkan Ema yang ditunggu-tunggu pun tidak memberinya ucapan ulang tahun.

     "Oke, aku bakal nunggu sampai hari ini selesai baru aku tanya,"

Natasha tetap percaya bahwa mungkin saja dia akan memberikan dia ucapan itu saat detik terakhirnya.

Natasha membuka ponselnya lagi, notifikasi masuk.

|Isi notifikasi berita

Diduga korupsi, pengusaha kaya Gerald Bramantyo bangkrut setelah kabar kecelakaan pesawat yang dialami olehnya beserta sang istri.

  Pada sabtu, 31 Desember 2021 keluarga Gerald dikabarkan akan mendarat di tanah air setelah melegalisasikan kerja sama perusahaan mereka dengan perusahaan ternama di Berlin, tetapi saat ini dikabarkan pesawat yang keluarganya tumpangi mengalami masalah pada bagian pusat nya yang menyebabkan pesawat harus mendarat secara tiba-tiba dan — blablabla.

   Karena banyak hutang yang mulai terpublikasikan, banyak yang mencari keberadaan anak tunggal keluarga Gerald.

Natasha tercengang, apa sekarang dia bisa disebut sebagai buronan?

Tubuhnya terkejut saat ada notifikasi chat dari Dito masuk.

|Nat, kamu jangan pergi ke mana-mana dulu sebelum aku bilang kalau semuanya sudah selesai.

|Kamu udah liat berita hari ini?

|Jangan pergi kemanapun!

|Kirim alamat terbaru kamu

|Ganti ponsel kamu sama ponsel yang pak Gerald belikan, bisa saja nomormu dilacak oleh seseorang.

Natasha mematikan ponselnya, dia menghela napas kemudian tersenyum.

     "Hari ini kamu udah jadi manusia terkuat yang pernah ada, kita istirahat dulu ya."

Dia menatap ke arah ponselnya, "Maaf kak Dito, aku cuman bisa sampai disini. Mental ku gak sekuat papah," ucapnya kemudian dia membaringkan tubuh dan meneteskan air matanya lagi.

Baru tiga jam sejak terakhir kali dia berbaring tanpa beban menunggu hari ulang tahunnya, dan sekarang? Apa yang harus dia lakukan? Membenci hari kelahirannya?

Belum lagi besok dia harus pergi mencari pekerjaan, bagaimana dia bisa hidup tanpa penghasilan? Apa yang harus dia andalkan selain dirinya sendiri sekarang? Mengandalkan Dito untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mungkin terdengar bodoh karena pria itu juga memiliki keluarga yang harus dia beri nafkah.

Natasha membuka ponselnya lagi.

|Dito, maafin papah ya kalau ada salah sama Dito.

|Semoga Dito dapat pekerjaan yang lebih baik lagi daripada kerja bareng papah.

|Jangan pikirin Natasha, Natasha bakal coba bangun sendiri.

Keputusan untuk menjadi dewasa adalah sekarang.

Natasha sangat berterimakasih pada orang-orang yang pernah baik pada dirinya, yang pernah mau diajak susah dan menemaninya saat susah.

|Ema mengeluarkan anda

Natasha membulatkan matanya, belum selesai keterkejutan nya. Ema menghubungi dirinya.

|Di kelas kita gak ada anak bibit koruptor

Begitu isi chatnya.

Natasha tertawa sumbang, bagaimana bisa seseorang yang sangat Natasha percaya sekarang berubah menjadi seseorang yang sangat berbanding terbalik dengan kedoknya saat bersama Natasha dulu, saat sering membeli barang apapun memakai uang Natasha atau lupa sebaliknya.

|Oh, oke. Thanks buat tiga tahunnya.

Di balik itu, Natasha sangat menangis ketika tidak ada yang bisa menjadi sandaran untuknya.

     "Jam lima, keluar kali ya. Sebelum bener-bener ga bisa keluar,"

Natasha mengangguk, dia meraih sweater dan sepatu miliknya. Udara pagi memang sangat baik untuk menetralkan pikirannya yang kacau hari ini. Sedih saja tidak membuatnya menemukan jalan keluar.

***

T

ujuannya tidak ada yang lain selain taman dekat komplek yang tadi dia lewati. Sudah sedikit terang dan banyak orang berlalu lalang.

Saat melihat ada minimarket, Natasha merasakan perutnya yang berbunyi menagih untuk jatah sarapannya. Dan Natasha memilih untuk bersantai di sana.

Dia masuk tanpa melihat kasir, dan berjalan mengambil makanan instan dan kopi.

     "Berapa, kak?" tanyanya masih tidak melihat siapa orang di hadapannya ini.

     "Dua puluh tiga ribu," jawabnya,

Natasha yang mendadak hapal dengan suara itu baru mendongakkan kepala.

     "Raga?" gumamnya,

     "Uangnya lima puluh ribu, kembali dua puluh tujuh. Terimakasih, selamat datang kembali."

Natasha rasa kepribadian nya mendadak berubah seperti itu.

     "Apa kamu mendadak gak kenal aku?" tanya Natasha,

     "Permisi, kalau gak ada keperluan lagi bisa minggir? Saya juga mau pesan ini,"

     "Ah, oh silahkan bu. Maaf,"

Natasha keluar dengan tatapan bingung dan memilih untuk langsung makan saja menghiraukan Raga, mungkin saja dia melihat artikel tadi yang menjadi trending sekarang dan mengenali Natasha. Mungkin Raga tidak akan kau berteman dengannya.

     "Bisa jadi,"

Gambaran jalan yang Natasha lewatin.

SEE YOU NEXT CHAPTER!