webnovel

Satu bulan telah Berlalu

Ariani melewati hari harinya dengan tenang dan seperti biasa, baik dengan Citra, Zaldi, dan tentu dengan Karina , Nina, dan Tasya. Karina, Nina, dan Tasya sepakat tak akan pernah membahas tentang Adrian selain mengenai pekerjaan. Ariani dan Adrian hanya berhubungan sebatas pekerjaan dan beberapa minggu terakhir Adrian lebih sering di luar kantor sehingga mereka jarang untuk saling bertatapan atau bertemu langsung, jikalau tak sengaja bertemu Ariani hanya akan bersikap biasa layak nya karyawan. Namun sikap Ariani ke Pria semakin dingin, banyak pria yang mendekati nya namun tanpa basa basi ia langsung menolak nya baik secara halus maupun dengan cara yang sedikit egois. Seperti hari ini, Seorang Manager baru bagian Promosi bermaksud mengajak nya keluar namun Ariani lagi lagi berulah. "Haiii, Nona Ariani" sapa seorang Pria bernama Tio dia manager Promosi ketika bertemu Ariani di pantry bersama Nina. "haii, Tuan Tio," balas Ariani, "apa kau punya waktu siang ini" tanya Tio, Ariani sangat paham maksud nya. "hmmm, waktu untuk apa ya" tanya Ariani "apa kita bisa makan siang bersama?" tanya Tio sopan, Nina yang mendengar pertanyaan itu tersenyum mengejek membelakangi mereka, dia pasti tahu jawaban Ariani "ehemmm, begitu, maaf sebelumnya , tapi aku ada janji dengan teman dekat.ku seorang Pria, maaf yaa" jawab Ariani sok bersalah, melihat ekspresi Tio dan masih diam Ariani memiliki ide diluar dugaan "Hmm iyaa, kenalkan ini Nina, sahabat ku," ucap Ariani seraya menarik tubuh Nina yang dipenuhi rasa kaget, "Nin , ini Tuan Tio manager Promosi," lanjut Ariani, mau tidak mau keduanya saling berjabat tangan dan berkenalan. Ariani pun meninggalkan ke duanya. "Kalian mengobrol lah," ucap Ariani dan berlalu pergi.

------------_-----------

"Nona surat cuti anda sudah keluar ,, " ucap Karina yang sedang berada didalam ruangan Ariani. "aahhhhh, akhirnya" ucap Ariani, "okee terima kasih Karina, dan rahasikan dari siapa pun" lanjut nya ada nada sedikit peringatan didalam nya. "baik Nona".

"Arianiiiiiiiiiiii" teriak Nina yang menerobos masuk ke ruangan Ariani. "hmmm" sahut Ariani yang sibuk dengan komputer dan dokumen dokumen nya. "Kau ini benar benar yaa, bisa bisanya kau menolak pria seperti Tio!" teriak Nina lagi "Jika aku tidak menolaknya, dia tak akan pergi makan siang dengan mu".ucap Ariani santai,, Ariani tau dari Tasya bahwa Nina keluar makan siang. "kamu ni riii, bingung dehh, hatimu...." belum sempat Nina menyelesaikan ucapan nya Nina berhenti bicara, Ariani yang sedari tadi sibuk dengan dokumen nya tak memperhatikan sekelilingnya nya, dia pikir Nina tak menerus kan nya karena takut, namun ternyata ada seseorang yang masuk tanpa Ariani sadari, jadi dia melanjutkan omongan Nina "Hati berfungsi untuk menetralisir 'racun' dan hatiku masih berfungsi dengan baik" sahut Ariani. Dia mengangkat pandangan nya dan kaget melihat siapa yang ada di depan nya dan Nina telah keluar dari Ruangan nya. Namun dengan cepat Ariani mengatasi keterkejutan nya. "selamat Siang Tuan Adrian, mohon maaf saya tak menyadari anda masuk" ucap nya sambil berdiri, Adrian tak merespon, "apa ada yang harus saya kerjakan untuk anda Tuan?" lanjut Ariani. "ehemm saya mau mengambil dokumen kerja sama dengan PT. Maju Makmur" ucap Adrian akhirnya, "jika hanya itu Anda tidak perlu repot seperti ini asisten saya bisa mengantarkan nya untuk anda." , Ariani mengambil telpon kantor dan terhubung dengan Karina "Karina tolong bawakan Kontrak Kerja Sama perusahaan dengan PT. Maju Makmur". Tak sampai 10 detik Karina sudah masuk mengantar dokumen itu, "Tuan Adrian yang meminta nya tolong berikan kepada beliau" ucap Ariani , dan Karina pun langsung menyerahkannya dokumen itu, Adrian pun langsung mengambil nya. "apa ada lagi Nona" tanya Karina, "ohh ,tidak Terima kasih" sahut Ariani, Karina pun keluar dari ruangan itu "kalau begitu saya permisi dulu" ucap Karina. Melihat Adrian yang masih diam di tempat nya dan tak berbicara dan tatapan nya masih tertuju padanya, Ariani pun membuka mulutnya, "Anda bisa memeriksanya terlebih dahulu Tuan dan silahkan duduk" ucap Ariani sopan yang benar benar seorang karyawan , padahal sebelumnya dia tak pernah bersikap seperti ini. Tak lama Hp Adrian berdering, dan itu membuat Adrian keluar dari ruangan Ariani tanpa berbicara sedikit pun.

Begitu melihat Adrian hilang di balik pintu. Ariani langsung melempar badan nya di kursi seolah habis meletakkan beban berat "aaahhhhh" ucap nya.