webnovel

Rumah Sakit

Davin dengan cepat membawa Ariani ke rumah sakit.

"pak lebih cepat" ucap Davin ke supir pribadi nya.

Davin terus menggenggam tangan Ariani, dan mengelus lembut rambut wanita yang baru dikenalnya itu.

Badan Ariani sangat panas dan gemetar.

'wanita yang sangat cantik,' batin Davin yang terus memandang ke wajah pucat Ariani.

Tak lama mobil Davin pun tiba di rumah sakit, dengan cepat Davin membawa nya masuk, dan seorang suster yang melihat Davin berlari dengan cepat mengambil sebuah tempat tidur, Davin meletakan Ariani dengan hati hati dan membantu Suster mendorong Ariani ke ruang UGD.

Sasha dan sekretaris Davin yang mengikuti mobil Davin dari belakang pun tiba.

"bagaimana Mba Ariani?" tanya Sasha langsung. "dia didalam, apa kau sudah menghubungi keluarga nya" tanya Davin.

"sudah ,, mereka sudah menuju kemari".

Davin dan Sasha terlihat gelisah. Sasha yang memegang tas Ariani, di kaget kan karena handphone Ariani berbunyi.

"Citraa Calling..."

"ahh kebetulan sekali" ucap Sasha melihat siapa yang menelepon.

"hallo" ucap Sasha begitu dia menjawab telpon.

"..."

"saya asissten mba Ariani, mba ini sahabat mba Ariani kan?"

"..."

"mba Ariani.tadi pingsan, dan sekarang.di rumah sakit"

"...."

"seperti nya mba Ariani seminggu ini tidak makan dengan teratur, karena terus gelisah" jelas Sasha.

"....."

"itu karena, karena, tuan Adrian sama sekali tak memberi kabar ke Nona Ariani, dan Handphone Tuan Adrian tak bisa di hubungi" jelas Sasha lagi.

"....."

"baik mbaa"

Sasha pun menutup telpon Citra.

Davin yang berada didekat Sasha tentu mendengar obrolan tersebut.

Tak lama kemudian Orang Tua Ariani pun datang.

"Sasha, Ariani kenapa?" tanya Mama Ariani langsung begitu tiba di depan ruang UGD.

"maa, tenang dulu" sahut papa Ariani.

"tadi kami lagi meeting maa, paa,, meeting nya lancar, tapi pas kami mau balik mba Ariani pingsan tiba2" ucap Sasha menjelaskan kejadian nya.

"maaf , kamu siapa yaa nak?" tanya papa Ariani ketika melihat pria asing ada di sana. "Saya Davin Herlambang pak" ucap Davin sopan seraya mengulurkan tangan nya. "dia ini klien yang tadi meeting bersama kami paa, dan Pak Davin juga yang langsung menolong dan membawa mba Ariani ke rumah sakit" jelas Sasha lagi. "terima kasih banyak ya nak Davin" ucap papa Ariani. Davin pun hanya meangguk sopan dan tersenyum.

Sasha yang terus memperhatikan Davin dan mambatin 'ganteng nya, ya 11 12 lah sama tuan Adrian'.

Mereka pun kembali menunggu Dokter dalam suasana hening.

Sasha yang sibuk dengan handphone nya untuk membatalkan semua pertemuan dan pekerjaan Ariani sesekali membalas Chat iam adik Ariani yang menanyakan kondisi Ariani. Davin pun meminta sekretaris nya untuk membatalkan semua pekerjaannya hari ini. Davin menunggu dengan sabar menyandarkan tubuh nya didinding rumah sakit. Mama dan Papa Ariani duduk di kursi depan UGD dengan gelisah.

Akhirnya Dokter pun keluar dengan cepat mama dan papa Ariani mendatangi sang Dokter. "Dok, bagaimana anak saya,?" tanya mama Ariani langsung , dokter sempat bingung tentu karena pasien di UGD kan nggak cuman satu "pasien atas Nama Ariani dok yang masuk karena pingsan" jelas Davin dengan suara yang mampu membuat kaum hawa rela melempar tubuh nya ke Davin saat itu.

"ohh, Ariani, dia sudah sadar tapi kami menyarankan agar dia di opname karena tekanan darah nya sangat rendah, dan asam lambung nya naik, di tambah stress yang berlebihan dan pola makan yang tak teratur membuat tubuh nya drop total, jadi dia butuh cairan infus dan vitamin agar kondisi nya pulih dan menetralkan asam lambungnya" jelas sang Dokter. "baik, dok lakukan kami akan mengikuti arahan dokter" ucap Papa Ariani. "kalau begitu silahkan kebagian administrasi untuk mengurus permintaan ruang perawatan dan administrasi pembiayaan." kali ini sang suster yang berbicara. Papa Ariani hendak berbicara namun Davin terlebih dahulu membuka mulutnya. "anda masuk saja untuk menemui Ariani, dia pasti sendiri sekarang, biar saya yang urus administrasi nya" ucap Davin ke papa Ariani. "tapiii,,," papa Ariani ingin menolak secara halus artinya Davin lah yang akan membayar semua biaya rumah sakit, papa Kirana pasti menolak. "tidak apa2 pak, biar saya saja" ucap Davin dengan sopan namun dengan nada tak ingin di tolak. Papa Ariani pun menerima dengan berat dan penuh pertanyaan. Namun seolah mulutnya terkunci dan tak bisa berkata apa pun.

"masuk lah, Ariani butuh bapak dan ibu didalam" ucap Davin lagi.

Papa dan mama Ariani pun hanya meangguk dan masuk kedalam ruang UGD.

Sasha yang sedari tadi diam menyaksikan percakapan itu pun tersadar karena teguran Davin.

"maaf, dengan mba ???" ucap Davin bermaksud menanyakan nama Sasha. "Sasha" ucap Sasha cepat. "Hmm mba Sasha" ucap Davin lagi , "Sasha saja, saya asisten mba Kirana." potong Sasha.

"iya, Sasha bisa pinjam KTP Ariani , saya akan mengurus administrasi nya" ucap Davin.

"ahh iyaa, bisa" ucap Sasha dan membuka tas Ariani untuk mencari KTP Ariani.

"nahh, ini pak Davin" ucap Sasha seraya memberikan KTP nya. Davin mengambilnya dan langsung pergi ke bagian Administrasi.