Tak Terasa , mendekati Semester Genap atau semester akhir dan itu artinya waktu penentuan Kenaikan Kelas pun akan segera tiba . Hari hari Riani memang tidak bisa biasa , dia kadang masih menerima coklat rahasia, dan di tembak namun dia memilih jomblo dan fokus ke pelajaran nya. Hubungan nya dengan Rian semakin parah , bahkan mereka bisa bertemu dan bertengkar dimana saja, mengenai pertemuan ntah takdir yang sengaja mempertemukan mereka namun kadang Rian lah yang mencari-cari celah,,, untuk pertengkaran kedua nya yaa karena kedua nya, mereka berdua salah. Tidak ada yang mau mengalah, gengsi dan sma sama keras kepala. Bahkan didepan guru pun mereka sanggup untuk bertengkar, seperti hari ini. "apa pak , apa nggak salah dengar nie pak, saya membantu Dia untuk menyeleksi berkas siswa baru dan menjadi wakil nya untuk mengorientasi siswa baru" ucap ku ke kepala sekolah, dengan rasa kaget dan tak percaya. mengingat hubungan ku dengan dia selama ini, aku pun menyikut lengan Rian seakan memberi nya kode untuk mendukung pernyataan ku agar kami tidak di pasang kan. "hmmmm, kalau memang itu keputusan bapak saya terima pak, tidak masalah buat saya" ucapan Rian sontak membuat ku kaget kok dia malah setuju sih. anak ini benar benar yaa mau nya apa sih pikir ku dalam hati "tapi saya keberatan pak," ucap ku cepat "kenapa adik kelas Ariani Saputri tidak mau, itu artinya anda tidak menghormati keputusan kepala sekolah donk ,, adikk" sahut Rian dan mendengar ucapan nya aku tau dia sedang menyindir ku dan membuat ku merasa aku nggak boleh kalah kali ini "Kakak kelas Rian , pertama itu waktu libur, saya harus keluar kota tempat nenek saya jadi saya nggak bisa kan, ke-2 untuk menjadi wakil orientasi kan ada kak Dani selama ini dia kan wakil ketua OSIS, atau kan msih banyak anggota OSIS lainnya" ucap ku " iyaa kan pak, dan iyaaa kaan kakak Rian" balas ku padanya. 'yessss 1-1' ucap ku dalam hati sambil melihat kearah nya dan tersenyum puass. Kemudian dia membisikkan ketelinga ku "jangan sombong dulu Rian nggak pernah kalah" ucap nya membuat senyum ku hilang. "Ariani Saputri, sebelum memanggil kamu kemari saya sudah mengkonfirmasi ke orang tua kamu, katanya tidak ada liburan keluar kota , kalau pun ada paling sehari dua hari , dan malah kedua orang tua mu setuju mereka senang kalau kamu libur an punya kegiatan positif seperti ini, dan mengenai Dani, dia akan tetap mengorientasi namun posis nya akan sama dengan Rian" ucap Kepala sekolah dan memberikan ku kartu mati "tapi pak,,,," belum sempat aku menyelesaikan ucapan ku "kenapa sih susah banget bilang iya" ucap Rian dan memulai genderang perang "gimana mau bilang iya, aku bakalan ketemu kamu setiap hari , dan berdampingan sma kamu, yaa ampunn nggak kebayang" balas ku, "emang kamu pikir aku mau, ini juga buat sekolah makanya aku setuju" balas nya "yaa udah harus nya kamu tolak tawaran kepsek dari awal" balas ku lagi , "stop stop stop kalian ini Uda mau masuk usia dewasa juga malah berantem kaya gini" "kalian harus setuju" "nggak mau pak" ucap kami bersmaan , bukan nya marah Kepala Sekolah malah tertawa melihat kami "jawaban kalian kompak bangett , artinya kalian Cocok, keputusan saya udah bulat , kalian akan berdampingan titik." ucap Kepala sekolah, baru ingin membuka mulut ku Kepala sekolah melanjutkan ucapan nya "Jika kalian membantah saya akan telpon orang tua kalian, mau" ucap kepala sekolah "baik pak setuju" ucap kami bersmaan sambil saling menatap dan dengan maksud aku gak akan kalah .
"Dani ,, Citra kalian bantu mereka" ucapan kepala sekolah membuat ku dan Rian menoleh kebelakang. "Pasti pak" sahut Dani. Ternyata Dani dan Citra ada di dalam ruangan itu juga dan mereka sangat puas melihat kejadian didalam ruangan kepala sekolah tersebut.
------------------------------------------_--------------------------------
"Kayanya cuman kalian berdua deh siswa siswi yang secara terang terangan berani bertengkar diruangan kepala sekolah bahkan didepan kepala sekolah" ucap Citra ketika kami keluar dari ruang kepala sekolah, seolah tak mempedulikan omongan Citra , Aku masih ingin melampiaskan kemarahan ku ke Rian , Aku menoleh kearah Rian "Rian kenapa sih mesti aku" tanya ku kesal "yaaaa mana aku tahu" jawab Rian santai "udaa kita bakalan jadi partner jadi jangan galak galak" ucap Rian , membuat ku ingin meneriaki nya , namun belum sempat aku bereaksi Dani dengan cepat berkata "Kalian ini sedang bertengkar atau saling memperhatikan sihhh" ucap Dani , "Jangan terlalu benci, ntar berubah lohh benar-benar cinta" ucap nya lagi "diaammm" ucap kami bersmaan "tuhhh kan kompak gitu" ucap dani menggoda kami. Aku pun memilih pergi dari sana dan diikuti Citra "Rii, tungggu, Uda ahh jangan marah Mulu jelek tuhh" ucap Citra.
Rian memperhatikan ku dan tersenyum puass.
"senang banget kayanya kamu buat Riani marah Ian" ucap Dani yang melihat ekspresi Rian barusan "Dia terlihat sangat cantik saat marah" ucap Rian ntah Sadar atau nggak "udaa ahh ayoo cabut" ucap nya lagi. Dani yang menyaksikan hal itu hanya bisa tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.
-------------------------_--------------------
"Jadi Riani bakalan Jadi wakil nya Rian saat orientasi siswa baru?" ucap Lina tak percaya namun senang, sahabat2 Riani yang lain pun sama, mereka tau Riani memiliki perasaan ke Rian tapi Riani terlalu gengsi itu lah pendapat sahabat2 Riani sebenarnya mereka bisa melakukan lebih agar Riani bisa dekat dengan Rian tapi mereka nggak mau ikut campur lagi apalagi setelah kejadian Zaldi mereka memilih melihat dari jauh namun tetap mendukung dan melindungi Riani, "Dan gila nya mereka tetap bertengkar di hadapan kepala sekolah?" lanjut Cia semakin bingung sma 'pasangan' itu. ya itulah reaksi sahabat2 Riani setelah mendengar cerita Citra .. "aku dan Dani menyaksikan itu , malah berpikir sebaliknya mereka bukan sedang bertengkar, tapi mereka itu menuntut satu sama lain buat ngomong 'seneng deh bisa jadi wakil kamu atau senang deh kamu dampingi aku' seandainya salah satu dari mereka mengalah dan berani mengungkapkan perasaannya pasti mereka bisa Dani tapii yaa gitu mereka benar benar ego dan gengsi nya tinggi banget" ucap Citra dan "iyaapp bener banget" potong Dani yang datang tiba-tiba. "heheh sorry nimbrung , mau nitip ini buat Riani berkas OSIS , buat dia baca baca" tambah nya "tapi kenapa nggak kasih langsung kak" tanya Lina dan Dani pun mengatakan kejadian di ruang Osis saat ini "dia lagi berantem sama Rian di ruang OSIS cuman masalah tema buat orientasi." "Lagiiii" ucap Citra dan Sahabat2 Riani pun hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar ucapan Dani dan membuat mereka tertawa.
------------------------------------_----------------------
"Pesanin es jeruk donk ndra" ucap Riani ketika tiba di kantin dan bergabung dengan sahabat2 nya. "kenapa tu muka kusut amat, kalah tuhh benang layangan yang lagi kusut kusut nya" ucap Cia. "kaca mana kaca" ucap ku dan Citra pun memberikan kaca ke Riani. "Yaa ampunn sampai rumah aku mesti maskeran nie biar nggak keriput" ucap ku saat melihat wajah ku di kaca "ini semua gara gara si monster es itu" ucap ku , "astagaaaaa bisa gilaaaa aku kalau gini" tambah ku sambil menunduk kan kepala ku kemeja. menyaksikan sikap Riani sahabat2 riani hanya bisa geleng-geleng dan tertawa.