Hari ini Ariani berangkat Bekerja seperti biasa. Dia memasuki Lobby kantornya seperti biasa pula, "selamat pagi Nona Ariani" sapa seorang pria berusia 30 tahun-an, "pagi pak" balas Ariani sopan. "Selamat ya atas terpilihnya kamu sebagai pengacara untuk Hotel Victoria Global" ucap pria itu sungguh sungguh. "terima kasih pak," sahut Ariani lagi , "kalau begitu Semangat yaa, dan saya duluan" ucap pria itu dan pergi meninggalkan Ariani. "Victoria Global, Global" ucap nya mengingat nama hotel yang nantinya akan menjadi tempat kerjanya yang baru. Ariani sedikit merasa aneh dengan nama itu, 'tapi tidak mungkin dia' Ariani mencoba menetralkan pikiran nya.
Ariani memasuki ruangannya dan duduk di sofa. Ntah Mengapa Mendengar nama Global membuat hati nya merasakan sesuatu yang aneh, ya dia tak bisa memungkiri bahwa terkadang hati nya masih merindukan Adrian tapi dia sudah memutuskan untuk meninggalkan semua itu saat dia meninggal kan Surabaya. Suara ketukan pintu ruangannya menyadarkan Ariani dari pikiran dan perasaannya. Dia tahu bahwa deta yang akan masuk, jadi dia masih dalam posisi nya yang santai. "Ibu, apa ibu Ariani kurang sehat hari ini" ucap Deta yang masuk dan melihat sikap Ariani tak seperti biasanya. "ohhh, tidak aku baik baik saja" ucap Ariani seraya memperbaiki posis duduknya. "ada apa?" lanjutnya. "ohh iya, setengah jam lagi Pihak Hotel akan tiba , anda di minta pak Hans untuk bersiap bu" ucap Deta menjawab pertanyaan Ariani. Ariani hanya meangguk malas , Deta pun keluar dari ruangan Ariani.
---------_-------
Tak sampai setengah jam kemudian pun ternyata Pihak Hotel telah memasuki ruangan pak Hans , kali ini hanya Adrian dan Ferdinand. "anda datang lebih awal pak, kami akan segera memanggil Nona Ariani." ucap Hans Wijaya yang telah mempersilahkan Adrian dan Ferdinand duduk serta menyajikan teh untuk mereka. Adrian memang sudah tak sabar sejak kemarin untuk melihat dan bertemu Ariani, dia harus melakukan ini agar Ariani tak bisa lari darinya, Adrian bisa saja menemui Ariani langsung tapi jelas ariani akan mengabaikannya dan semakin menjauhinya. Tak lama suara ketukan pintu terdengar dari balik ruangan pak Hans.
'toookkk, toookkkk,tokkkk' ,, suara ketukan pintu
"masuk" ucap Pak Hans cepat.
Ariani Pun melangkah kan kaki nya memasuki ruangan pak Hans tanpa mengetahui siapa yang ada di dalam dan telah menunggu nya.
"maaf pak saya baru datang, saya kira pertemuan nya masih setengah jam lagi" ucap Ariani dengan suaranya khasnya dan dengan nada yang lembut. dia masih berdir di depan pintu, dia sudah melihat ada 2 orang pria bersama pak Hans, namun dia baru melihat dari belakang saja. "tidak apa2, kemari lah" sahut Pak Hans seraya menyuruh Ariani mendekat ke arah nya.