Kedatangan Adrian kekantor Firma Hukum Ariani semua orang menyambut nya dengan antusias dan beberapa pengacara sangat semangat untuk mendapatkan proyek besar ini dan mereka bersaing menyerahkan profil mereka, sedangkan Ariani tak mengetahui bahwa pengusaha yang dimaksud seluruh karyawan di kantor nya adalah Adrian, dan juga Ariani tak tertarik untuk mengetahui nya apalagi mengajukan diri.
"Deta saya keluar sekarang ya" , ucap Ariani dan bergegas meninggalkan kantor nya. Ariani menuju parkiran dan ketika melewati lobby Kantor dia mendengar begitu banyak obrolan tentang pengusaha muda itu, 'wahh dia tampan sekali yaa,',, 'dia masih single lohh' , 'dia cari pengacara buat hotel nya di kota kita, dan itu hotel terbesar di kota ini' , yaa seperti itu lah omongan omongan yang Ariani dengar, namun dia mengacuhkan nya dan tak memperdulikan nya. Dia hanya tersenyum dan menggeleng seraya berjalan dan menuju ke mobilnya.
-------_------
"Tuan ini profil pengacara pengacara terbaik kami di sini, silahkan dilihat" ucap Pak Hans ketika sekretaris nya menyerahkan beberapa map Data. Tanpa melihat dan menyentuh map itu Adrian sudah menentukan pilihannya, "saya hanya ingin Pengacara Ariani Yusuf Saputri" ucap Adrian dingin dan tegas, terdengar jelas itu sebuah perintah dan permintaan yang tak bisa ditawar. "ohh, baik Tuan , segera saya akan memanggil Ariani kemari" ucap Pak Hans yang masih kaget mendengar suara dan ucapan Adrian. "Tina tolong panggil kan Ariani kemari sekarang" perintah Hans ke sekretaris nya itu. "maaf pak, tapi Nona Ariani tak menyerahkan profilnya dan dia tidak ingin mengambil proyek ini" ucap Tina hati-hati, "Daan saat ini Nona sedang ada meeting di luar kantor" lanjut Tina lagi. Adrian, Ferdinand dan pak Hans serta direktur hotel Adrian dapat mendengar nya dengan jelas, mendengar hal itu ekspresi Adrian menjadi semakin dingin dan gelap, Hans yang melihat ini menjadi bingung harus berkata apa dia diam dan berkeringat dingin, Ferdinand melirik sekilas ke arah Adrian , dan dia dapat.menebak apa yang akan terjadi, benar saja Adrian langsung berdiri "Saya hanya ingin dia". Ucap Adrian penuh penekanan, dan meninggalkan ruangan Hans Wijaya diikuti oleh Ferdinand dan Direktur yang bersama mereka.
Sepeninggal Adrian, pak Hans gelisah dia menunggu Ariani kembali kekantor. Dia harus berbicara dengan Ariani, Ariani memang pengacara terbaik nya, tapi dia juga mengenal sikap keras kepala Ariani yang sudah hampir 5 tahun bekerja dengannya.
Ariani kembali tepat setelah jam makan siang selesai, dia langsung menunju ke ruangan nya. baru duduk dan berniat meregangkan tubuhnya suara ketukan pintu ruangannya membuat nya tak bisa melakukan itu. "masuk" ucap nya. melihat siapa yang masuk Ariani pun bertanya malas "iyaa, ada apa Deta?" ucapnya langsung. "maaf Bu, tapi anda diminta ke ruangan pak Hans sekarang." ucap Deta. mendengar itu Ariani kaget dan sedikit bingung dia menaikkan satu alisnya. "Hmm iyaa baiklah" ucap nya. Ariani menuju keruangan pak Hans dengan perasaan bingung tidak biasanya atasannya itu memanggil nya, kecuali ada kesalahan' atau hal penting.