Setelah mereka selesai mandi bersama, Alisa masih berada di dalam kamar mandi. Sedangkan, Saga keluar dari sana dan segera mengambilkan handuk yang lain untuk sang istri di lemari. Pria itu tidak akan membiarkan istrinya keluar dengan telanjang. Alisa masih mengenakan bra dan celana dalam, walau sudah basah kuyup sehabis mandi bersama tadi.
"Ini sayang. Cepat pakai, nanti kedinginan." Saga menyodorkan handuk bersih kepada Alisa. Wanita itu lekas menyambutnya. Alisa mengunci pintu kamar mandi untuk mengenakan handuk.
Sedangkan Saga masih melilitkan handuk di badannya. Rambutnya yang basah sehabis keramas. Otot-otot perutnya terlihat sixpack. Pria itu segera melangkah menuju ke lemari pakaian. Namun, tiba-tiba saja ponselnya berdering di atas nakas. Saga pun lekas mengambilnya.
"Reva ...? Mau apa lagi dia meneleponku?" Saga membiarkan saja ponsel itu tetap berdering. Ia sama sekali tak berniat untuk mengangkatnya.
Saga kembali lagi menuju ke lemari pakaian. Memilih-milih baju yang akan ia kenakan. Tak lama Alisa keluar dari kamar mandi. Wanita itu mendengar suara ponsel sang suami yang berdering di atas nakas.
"Kenapa tak kau angkat? Siapa tahu penting."
"Tidak penting sama sekali sayang, karena yang menelepon itu adalah Reva."
Alisa jadi diam seribu bahasa. Namun, ia juga merasa lega karena Saga tak menjawab panggilan tersebut. Ia pun melangkah menuju ke nakas dan meraih ponsel itu. Alisa dengan cepat menon-aktifkan benda komunikasi itu agar Reva tak terus menerus mengganggu suaminya.
Saga datang pada Alisa dan tiba-tiba memeluknya dari belakang. Wanita itu jadi terkejut.
"Rupanya kau inisiatif sendiri ya." Dengan gemas, Saga makin mengeratkan pelukannya dan mulai meraba-raba bagian bokong sang istri.
"Maafkan aku," lirih Alisa.
Saga menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa kau harus minta maaf?"
"Karena aku sudah mematikan ponselmu. Tidak marah kan?"
Saga langsung melumat bibir sang istri dengan tiba-tiba. Alisa memicingkan mata seraya meremas handuk yang masih melingkar di tubuh Saga.
"Buat apa aku marah padamu, sayang? Lakukan saja apa yang menurutmu baik."
Kemudian, Saga melangkah kembali ke lemari pakaian. Sedangkan Alisa masih diam di tempat. Lebih mendahulukan sang suami untuk berpakaian. Ia pun duduk sementara di tepi ranjang dan membelakangi Saga. Matanya tertuju pada ponsel yang ada di atas nakas tersebut.
Alisa takut, kalau suatu hari sang suami akan berpaling pada wanita lain. Sedangkan dirinya sudah menyukai pria itu. Alisa takut dengan keberadaan Reva. Ditambah orang tua Saga yang masih tak suka padanya.
'Sebisa mungkin, aku harus mempertahankan rumah tangga ini. Jangan sampai, Reva berani menyentuh Saga sedikit pun.'
Istri mana yang rela, kalau sang suami dikejar-kejar oleh wanita lain. Walau pun benteng pertahanan Saga kokoh sekarang, tapi itu semua tak menjamin bagi Alisa. Ia takut, Saga akan khilaf pada waktunya.
"Sayang?" Saga sudah ada di sampingnya dan pria itu telah berpakaian rapi, dengan setelan jas.
"Kau mau ke mana?" tanya Alisa.
"Ada yang ingin aku urus sebentar. Aku tinggal sebentar, tidak apa-apa kan?"
"Iya, tidak apa-apa." Alisa mengangguk-angguk.
"Oh iya, kau mau minta dibawakan apa?"
"Tidak usah dibawakan apa-apa."
Saga bangkit dari duduknya. Sebelum pergi, ia terlebih dulu mencium kening sang istri. Sedangkan Alisa mencium punggung tangan Saga dengan hormat.
"Ya sudah, aku pergi dulu. Kau jangan lupa berpakaian. Jangan sampai aku kembali tergoda melihatmu basah, sehabis mandi seperti ini." Saga mengedipkan sebelah matanya. Pria itu melangkah keluar kamar dan menutup pintu.
Kali ini Saga sengaja tidak membawa ponselnya pergi. Alisa melihat ponsel sang suami masih tergeletak di atas nakas sehabis ia non-aktifkan tadi.
"Dasar Saga ...."
***
"Saga ...!" teriak Reva yang sedari tadi terus mengikuti pria itu ke mana pun pergi.
"Astaga Reva. Kenapa kau mengikutiku?" Saga terkejut karena sang mantan selalu berusaha untuk dekat dengannya.
"Kenapa kau tidak mengangkat panggilanku? Aku berkali-kali meneleponmu."
"Apa pedulimu?! Terserah aku saja!" Tak ingin terlalu lama mengurusi hal yang tak penting seperti ini, Saga pun menjauh dari hadapan Reva. Ia tak mau memberikan banyak harapan untuk wanita itu. Lagi pula, dirinya sudah tak ada rasa sama sekali.
Namun, Reva masih terus mengejar Saga. Ia juga mempercepat langkahnya agar bisa menyamai Saga.
"Saga, tunggu!" Reva langsung meraih lengan pria itu dan berhasil. Saga berhenti tepat di hadapannya.
"Aku ingin bicara denganmu, sebentar saja," ujar Reva.
"Nanti saja!" Saga menjauhkan badan Reva dari hadapannya dan ia langsung pergi.
Saga terpaksa harus pulang ke rumah, agar bisa menjauh dari Reva. Padahal ia ingin membelikan beberapa baju untuk Alisa di mall ini. Namun, sekarang ia urungkan niat. Saga langsung masuk ke dalam mobil dan memacu kecepatan.
Ia tak ingin bertemu dengan wanita itu lagi. Hidupnya selama ini tenang, saat Reva tak ada. Namun, saat wanita itu kembali lagi dan mengajak untuk balikan, Saga dengan tegas menolaknya. Ditambah lagi, posisinya sudah beristri sekarang.
"Aku heran, kenapa Reva masih terus saja mengejarku? Padahal aku sudah beristri. Harusnya dia mencari pria lain yang lebih baik dari aku." Saga memukul stir kemudi karena kesal.
Di mall, Reva terlihat sangat kesal karena ditinggal begitu saja oleh Saga. Padahal ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Namun, pria itu tampaknya sudah tak peduli lagi.
Sekarang Reva tak mengikuti ke mana Saga pergi. Hatinya sedang begitu kesal sekarang. Namun, anggap saja ini adalah sebuah ujian untuk bisa merebut sang mantan kembali. Apa pun akan Reva lakukan untuk membuat Saga kembali lagi ke sisinya.
"Aku tak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu kembali, Saga. Walaupun kau selalu saja menjauh dariku. Yang terpenting sekarang adalah, kedua orang tuamu ada di pihakku, bukan berada di pihak Alisa." Reva menyunggingkan senyum liciknya.
Baginya, walau Saga masih belum bisa ia dapatkan kembali, yang jelas ada orang tua dari pria itu yang selalu mendukung setiap langkahnya. Reva sangat ingin, Saga dan Alisa berpisah. Ia akan lakukan segala cara. Cepat atau lambat, dirinya harus membuat keduanya bercerai.
Reva sekarang berjalan ke arah parkiran dengan setengah berlari. Ia ingin pulang saja ke rumah untuk menenangkan pikiran sekaligus mencari cara untuk mendapatkan Saga lagi.
"Aku tak akan pernah ikhlas melihat kalian berdua bahagia. Saga akan aku dapatkan kembali dan kau Alisa ... kau akan menderita dan sakit hati, perlahan tapi pasti," ucap Reva sambil melajukan mobilnya. Wanita itu ngebut dan tak peduli dengan keselamatan nyawanya sendiri.
***
Yuhuuu, update lagi malam hari kayak gini. Aku bakalan rajin up loh, kalau ga ada halangan. Doakan ya guys. Semangat terus puasanya bagi yang menjalankan.