webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 52 - Ada Apa Dengan Rini,?!?

Kembali mereka semua saling melirik ketika Rini mengeluarkan belati itu, "apa yang terjadi pada Rini, kenapa pagi ini dia berbeda sekali,!!!" itu adalah pertanyaan terbesar dalam benak mereka semua.

Karena merasa penasaran dan juga khawatir, paman Rasyid lantas berdiri serta menunjuk Rini seraya berkata,

"Apa yang akan kamu lakukan dengan belati itu,?!?".

Paman Rasyid tidak ingin terjadi apa - apa terhadap Rini, apalagi dia adalah putri dari sahabatnya, jadi secara tidak langsung dia juga adalah paman Rini.

Rini hanya terdiam, dia tidak menjawab atau menggubris pertanyaan dari paman Rasyid, dia malah makin erat menggenggam belati itu dengan tangan kanannya.

"Hentikan sekarang,!!! .... Apapun yang ingin kamu rencanakan dengan belati itu, cepat hentikan,!!!!".

Karena Rini tidak menggubrisnya, paman Rasyid lantas membentak dirinya dengan nada yang tinggi sehingga membuat yang lainnya menjadi kaget, Arman dan yang lainnya lantas ikut berdiri.