webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 376 - Kedai Kucing Nenyendiri

'Ini benar-benar menggoda, tapi aku akan menunjukkan padanya wujud asliku ketika dia memulihkan kekuatannya. Aku yakin itu akan menjadi pertempuran yang akan mengguncang keberadaan aku!' Ramon menjadi bersemangat hanya memikirkan pertempuran yang tak terhindarkan dengan Frame.

"Tidak perlu kita sudah ada di sini," Ramon berhenti dan begitu pula Frame yang mulai melihat-lihat. Saat ini, keduanya kembali di kota di gang yang sepertinya tidak memiliki banyak lalu lintas manusia. Tepat di depan mereka adalah tanda yang mengatakan kedai Kucing Nenyendiri dengan gambar kucing hitam. Tanda itu ditulis dalam dua bahasa yang berbeda. Yang pertama adalah sesuatu yang umum digunakan, tetapi yang kedua adalah sesuatu yang berbeda. Tapi entah bagaimana Frame masih bisa memahaminya.

"Ini adalah tempat favoritku untuk makan, lelaki tua itu menyajikan banyak makanan lezat dengan bir yang enak." Ramon dengan bangga menyatakan seolah-olah dia adalah pemilik kedai minuman.