webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 28 - Macan Betina!!!!!

Tak lama kemudian Beat tiba didepan restoran dan langsung masuk kedalam, dia menuju kemeja dimana teman-temannya sedang sarapan.

"syukurlah mereka masih sarapan, untuk saja aku tiba tepat waktu," bathin Beat ketika melihat yang lainnya masih menikmati sarapan pagi.

"owh kamu sudah tiba Beat," tegur Rey yang sedang menenggak segelas bir.

"iya tuan,"

"silahkan duduk dan sarapan, tadi kami sudah memesankan makanan buat kamu," ucap Rey seraya mempersilakan Beat untuk duduk.

Beat lantas duduk di kursi kosong dan meminum bir miliknya yang belum sempat dia minum tadi.

"gimana tugas yang aku berikan, apakah kamu mendapatkan informasi mengenai pemiliknya,???" tanya Rey yang tidak memberikan kesempatan kepada Beat untuk menyantap sarapannya sedikitpun.

"apa sih maunya orang ini,!!! baru juga duduk belum makan, sudah langsung ditanya lagi, coba berikan kesempatan untuk makan dulu," umpat Beat dalam hati.

"aku sudah dapat info mengenai itu tuan .... pemiliknya adalah salah satu dari tamu pemilik toko atau bengkel blacksmith yang diujung jalan itu tuan," jawab Beat dengan tepat dan cepat disertai dengan senyuman, namun didalam hatinya merasa kesal.

"ooh begitu kah,!!!! kalau seperti itu, sebentar kita akan ke toko itu, aku juga pengen lihat Griffin itu, tapi sebelum itu, lebih baik kita nikmati sarapan ini dulu, benarkan beat,??!?" ucap Rey yang tersenyum sinis syarat akan maksud tersembunyi.

"akhirnya aku bisa makan, selamat makan," bathin Beat sambil menikmati makanan yang ada diatas meja.

"Griffin yah,!!!! ayah pasti bangga padaku jika pulang membawa seekor Griffin, aku akan menghadiahkan untuknya nanti, tapi siapa yah kira-kira pemiliknya,?!? ... apakah dia seorang petualang atau cuman orang biasa,!?!? ah sudahlah, siapapun dia pasti akan ku habisi dan mengambil hak milik Griffin tersebut," pikir Rey.

Ternyata Rey memiliki maksud tersembunyi, dia ingin mengambil Harpic dari Arman, namun yang Rey tidak ketahui adalah sebenarnya Harpic bukan hewan buas biasa yang level rendah, melainkan berada di level 13. Sangat sulit untuk mengambil atau mencuri, apalagi Harpic sangat cerdas untuk ukuran hewan buas.

Selagi mereka menghabiskan makan mereka, tiba-tiba masuk seorang wanita yang mengenakan jubah layaknya seorang healer. Rey tergoda akan penampilan dari wanita tersebut, di samping wajahnya yang cantik putih bersih, tubuhnya juga sangat menggoda, apalagi kedua payudaranya yang sangat besar dan bokongnya yang montok. Setiap lelaki akan tergoda ketika melihatnya, begitupun dengan Rey dan anggota partynya.

"permisi tuan, apakah ada meja yang kosong,?!?" tanya wanita itu kepada resepsionis restoran.

"kebetulan meja sana sedang kosong nyonya, tapi tunggu sebentar biar kami bersihkan dulu," ucap resepsionis yang segera memanggil salah satu pelayan untuk membersihkan sisa-sisa makanan dari tamu yang baru saja keluar.

"baik tuan," ucap wanita itu seraya bersandar dimeja resepsionis dan melihat sekeliling seakan sedang mencari seseorang.

"duduk bersama kami saja cantik, kebetulan ada kursi yang kosong ini," teriak Rey yang melihat wanita itu berdiri bersandar pada meja resepsionis.

Wanita tersebut hanya membalas dengan senyuman, serta melirik kearah Rey dan anggota partynya, dia melihat Jirah Rey yang terlihat mewah sedangkan anggota partynya sangat sederhana namun kuat, dengan cepat wanita itu menafsirkan bahwa Rey merupakan Petualang bangsawan yang manja.

"dasar petualang bangsawan, hanya bisa pamer saja," umpat wanita itu dalam hatinya.

"meja anda sudah siap nona," tegur pelayanan kepada wanita itu.

"baik terimakasih, bawakan aku seporsi makanan dan minuman hangat," pinta wanita itu kepada pelayanan, setelah itu dia segera menuju meja yang telah dibersihkan sambil menunggu pesanannya.

Tak lama duduk pesanan pun datang,

"ini pesanan anda nona,"

"terimakasih, ini uang untuk makanannya, dan sisanya buat kamu," ucap wanita tersebut seraya mengeluarkan beberapa coin silver untuk membayar pesanannya.

"terimakasih nona," ucap pelayanan ketika menerima pemberian dari wanita tersebut, setelah itu dia kembali ke pekerjaannya.

Wanita itu lantas menyantap pesanannya seraya terus memikirkan sesuatu,

"akhirnya aku telah sampai didesa ini, tapi kemana aku harus mencari sahabatnya ayah,?!?" gumam wanita itu sambil memperhatikan jalanan yang sedang ramai oleh penduduk dan pengunjung yang tengah beraktivitas.

"ayah cuman memberitahu kalau nama sahabatnya itu adalah Rasyid, andaikan bukan karena jubahku yang rusak mungkin aku tidak akan sejauh ini untuk mencari orang tua yang tidak pernah aku temui,!!! kenapa sih mesti ke sahabatnya, bukannya di guild juga banyak blacksmith yang bisa memperbaiki jubahku," kesal wanita itu seraya memotong daging yang ada di piringnya.

Ternyata wanita itu adalah anak dari sahabat paman Rasyid, dia ke desa sepaku untuk memperbaiki jubahnya yang rusak akibat misi terakhir yang dia lakukan bersama temannya, wanita itu merupakan seorang petualang spesialis healer.

Ternyata bukan hanya Rey dan partynya yang memperlihatkan wanita itu, terlihat beberapa petualang dan pedangang juga yang dari tadi sedang memperhatikan wanita itu. Berbagai macam pikiran yang muncul dari para petualang dan pedangang 'wow sungguh besar gunung itu, mampukah aku mendakinya' atau 'andaikan dia satu party denganku pasti rasanya sangat puas jika malam telah tiba'.

Wanita itu menyadari bahwa dia telah menjadi pusat perhatian dari para lelaki hidung belang seperti para petualang dan pedagang, namun dia sudah biasa akan tatapan seperti itu, jadi dia tidak menggubrisnya selama mereka tidak berlebihan dan menyentuh dirinya.

Namun tak lama kemudian ternyata ada salah satu petualang yang berani melangkahkan kakinya menuju meja wanita itu, pria yang mengenakan Jirah warna merah dan sebuah pedang di pinggangnya.

"hai seksi, maukah kamu bermain dengan kami," ucapnya seraya menunjuk teman party lainnya yang sedang duduk menikmati sarapannya.

"hahaha!!!! benar ayolah cantik, dijamin kamu akan puas dengan kami," teriak salah satu anggota party.

Wanita itu hanya melirik sebentar dan kembali menghadap jendela melihat kearah jalanan, hal itu membuat pria itu menjadi kesal karena mendapat respon seperti itu.

"hei, aku sedang bicara denganmu dasar pelacur, kamu jangan sombong, kamu hanya seorang healer yang bertugas mengobati kami para ksatria serta memuaskan kami di ranjang, ahahaha" tawa petualang tersebut seraya memegang dagu wanita tersebut dengan kasar.

"lepaskan tanganmu, sebelum aku ...." pinta wanita itu.

"sebelum apa,.?!? kamu berani dengan ku hah,!!!" bentak pria itu yang makin kurang ajar, tangannya kini tak lagi memegang dagu dari wanita itu, melainkan menuju kearah payudaranya.

Tangan pria itu sedang menuju kearah payudaranya, namun dalam beberapa detik tiba-tiba tangannya terpotong dan jatuh kelantai.

"hei!!!! apa yang kamu lakukan dengan tanganku,!!! dasar pelacur,!!!" teriak pria Jirah merah yang menyadari tangan kanannya telah terpotong dan terjatuh dilantai.

"ada apa,!!!! bukannya aku hanya seorang healer biasa yang melayani kalian dan mengobati kalian,??" tanya wanita itu yang tiba-tiba berdiri dari kursinya dan terlihat ada sebuah pisau kecil mirip dengan pisau operasi yang biasa digunakan para healer untuk bertugas.

"hei pelacur,!!!! awalnya kami ingin bersenang-senang bersamamu, namun kini sebaiknya kami menghabisi kamu saja, ayo serang dia karena telah melukai ketua,!!!" teriak anggota party pria Jirah merah itu.

Rei dan kelompoknya hanya memperhatikan pertengkaran itu, mereka hanya mengamati dan tidak ikut campur, karena Rey telah diingatkan oleh salah satu anggotanya yang juga seorang healer, bahwa wanita itu bukan wanita biasa, dia adalah Rini healer dari kota Wonosari yang biasa dijuluki macan betina.

Perkelahian antar Rini dan anggota party itu cukup singkat, Rini tidak berpindah sedikitpun dari tempatnya berdiri, namun semua lawannya telah kehilangan kedua tangannya.

"siapa kamu,!?!" tanya pria Jirah merah.

"siapa saya,.?!?! bukannya saya seorang healer pelacur buat kalian,.!!!!" ucap Rini santai.

"maaf nona, kami menyesali semuanya,"

"sebaiknya kalian pergi dari sini, dan berhenti menjadi seorang petualang, kalian tidak pantas menjadi petualang, kalian hanya sampah,!!!!" hina Rini terhadap pria Jirah merah dan kelompok party miliknya.

Pria Jirah merah dan kelompoknya segera meninggalkan restoran itu sambil membawa potongan tangan mereka.

Terdengar suara bisik-bisik dari para pengunjung lainnya yang tadi memperhatikan perkelahian antara wanita itu dengan sebuah kelompok party.

"siapa kira-kira wanita itu, dan apa tujuannya datang kesini,"

"iya nih, untung saja tadi dia tidak menyadari bahwa kita sempat memperhatikan pahanya yang mulus, hehehe"

"husst diam, kamu mau tanganmu dipotong seperti mereka, hah!!!"

"tidak lah,"

Kini tak adalagi yang berani memandang Rini seperti pertama dia masuk kedalam restoran, pantas saja dia mendapati julukan Macan Betina, karena dia benar-benar seperti Macan Betina ketika sedang di ganggu.