webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 252 - Pasukan Mayat Hidup Part 8

"Apa yang terjadi padamu, Sapto,?" Firly bertanya dengan cemas ketika dia melihat ada sesuatu yang salah dengan paman Sapto. Ini adalah pertama kalinya dia melihat paman Sapto terlihat sangat lemah. Singa Tidur dari kingdom Romessa tidak pernah terlihat terlihat selemah ini.

Mendengar suara khawatir Firly, paman Sapto hanya bisa mendecakkan lidahnya saat pingsan.

-------

Di kejauhan, Ridho dan yang lainnya sedang memperhatikan pertempuran paman Sapto melawan naga muda mayat hidup. Meskipun mereka disuruh lari, kelompok itu tidak bisa tidak melihat pertarungan antara paman Sapto melawan naga mayat hidup dan terpesona olehnya. Ridho kagum pada betapa mudahnya Paman Sapto melawan lawan yang kuat. Selain guru Bahar dan juga Arman, dia belum pernah melihat seseorang menang melawan lawan yang kuat dengan cara yang luar biasa dan untuk paman Rasyid dia belum pernah melihatnya serius ketika bertarung.