webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 232 - Menjadi Lebih Kuat Part 1

Manusia disembah sebagai Dewa, mendengar hal itu yang membuat Arman tersenyum. Satu-satunya yang dia tahu bahwa manusia menyembah sebagai Dewa manusia adalah yang disebut pahlawan.

"Kalau begitu Andi, katakan padaku apa yang kamu lakukan di dalam jiwaku?"

"Kamu masih belum menebaknya? Kamu dan aku kita satu dan sama. Aku adalah kamu dan kamu adalah aku, kita memiliki jiwa yang sama. Jadi mengapa sebagian dari diriku tidak berada di sini."

Arman sudah tahu bahwa apa yang dikatakan Andi memang skenario yang paling mungkin, tetapi dia tidak bisa memastikan sampai dia mendengarnya dari mulut sosok misterius itu sendiri.

"Aku sudah menduga itu kemungkinan terjadi … Tapi … Hei, Andi katakan padaku, apakah kamu seorang pahlawan?" Ketika Arman menanyakan pertanyaan ini, dia langsung menyesalinya. Arman ingin mengambilnya kembali, tetapi Andi menjawab sebelum dia bisa melakukannya, dan jawaban yang dia dengar adalah jawaban yang paling buruk.