webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 224 - Pangeran Pertama Kingdom Romessa

"Mengapa kalian bertanya padaku di mana mereka berada? Aku tidak tahu siapa pamanmu, dan kerabat lainnya."

"Jangan mengatakan itu! Kamu adalah satu-satunya yang punya motif untuk mengambil kerabat kita." Rika tidak tahan lagi dan berteriak pada Ridho.

"Seperti yang aku bilang aku tidak mengambilnya. Motif seperti apa yang mungkin aku miliki?" Ridho menjawab setenang mungkin.

"Motif apa? Kamu ingin menyingkirkan mereka, karena merekalah yang pergi ke sini dan mencoba mengambil pedangmu. Mereka sudah meninggalkanmu sendirian ketika kamu memberi tahu mereka, dan mereka tidak menemukan masalah denganmu. Mereka bahkan pergi segera setelah mengkonfirmasi hubungan Kamu dengan raja. Mereka tidak seperti delapan yang tinggal dan mencoba melakukan sesuatu. Kami tahu kami salah, tapi reaksi mu terlalu berlebihan! Kembalikan pada kami! Kembalikan Paman saya !"