webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 139 - Menjelajahi Reruntuhan Part 2

Ketika Goblin mati, tubuh mereka menguap menjadi sebuah Aura yang kemudian kembali ke Reruntuhan, untuk dihidupkan kembali nanti. Begitu dia yakin pembantaian itu selesai, Rini lalu mendekati Irwan.

"Bagaimana kamu melakukan itu?"

Irwan dengan wajah tanpa ekspresi hanya memiringkan kepalanya ke pertanyaan Rini. Dia sedikit tidak mengerti akan pertanyaan dari Rini.

"Bagaimana kamu membuat Tehnik Aura [Tebasan angin] menjadi seperti itu? Bagaimana bisa Tehnik Aura itu menjadi lebih kuat dari yang seharusnya?"

Bahkan setelah mendengar pertanyaan lengkap dari Rini, Irwan masih tidak bisa memahaminya. "Bukankah [Tebasan angin] seharusnya sekuat ini? Sebenarnya ini merupakan yang sangat lemah. Ketika Guru Rasyid mengajari Aku cara menggunakan [Tebasan angin] ia memotong sebagian pohon dan hewan di hutan." Ungkap Irwan.

Hilda melihat bahwa tidak ada gunanya bertanya pada Irwan, sebaliknya dia meminta bantuan dari Dewi.