webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 137 - Menuju Reruntuhan

-----

Kembali ke Guild Petualang Sunrise, dimana paman Sapto dan paman Rasyid sedang mengobrol mengenai misi yang Arman dan kawan-kawan jalani.

"Gimana menurutmu kawan, apakah mereka bisa melewati Reruntuhan itu.?" tanya paman Sapto seraya menatap kearah jendela dan melihat pemandangan langit yang sangat cerah.

"Aku yakin mereka bisa melaluinya, terlebih lagi ada Arman dan juga Dewi.!!" jawab paman Rasyid dengan menenggak botol wine miliknya, dia selalu membawa stok wine miliknya dalam cincin penyimpanan miliknya.

"Benar, juga jangan lupakan ada Guru Indra bersama mereka. Meskipun kita belum pernah bertemu dengannya, tapi berdasarkan informasi dari Bahar bahwa dia adalah seorang Kultivator Hebat.!!" berbalik menghadap paman Rasyid, paman Sapto setuju dengan pendapat dari sahabatnya.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Tok. tok. tok.!!"