webnovel

Teror Surat Kaleng

"Kal, kita ke mana?"

"Pulang aja, lo semua pasti capek, kan? Gue mau ke markas bentar." Arkala melajukan motornya membelah jalanan ibu kota. Lelaki itu ingin menenangkan pikiran dan meredakan emosi yang membuat mual akhir-akhir ini.

Beberapa puluh menit yang lalu, dia melihat Arsena menangis karena diperlakukan tidak baik oleh Rangga. Dia tahu, kalau lelaki itu memang tidak benar-benar mencintai Arsena.

Melihat gadis itu menangis, anehnya hati Arkala merasa teriris. Seumur hidup dia tidak pernah bersikap pasar kepada wanita, kecuali Widya, ibu tirinya.

Motor besarnya berbelok memasuki pekarangan markas. Dia langsung merebahkan tubuh di atas sofa sembari menatap langit-langit.

"Kenapa Arsena masih tahan sama cowok kayak gitu? Kalau gue jadi dia, pasti udah gue tinggalin."

"Arkala."

Arkala menoleh dan langsung mengambil posisi duduk saat melihat Bu Ika.

"Kenapa, Bu?"

"Tadi ada orang yang nganterin surat ini, katanya buat kamu."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com