webnovel

Manusia-Manusia Pembenci

Malam pun tiba. Para peserta kemping tengah berbaris untuk mengambil makan malam mereka. Arsena yang berdiri di depan Arkala menunduk malu. Ia merasa tidak nyaman, ketika harus diperhatikan oleh semua orang.

Entah mengapa, namun tatapan para siswa lainnya begitu aneh. Padahal mereka tidak pernah seperti ini sebelumnya. Dulu, Arsena merasa mendapat banyak dukungan dari mereka. Tapi sekarang, semuanya seakan berubah. Tidak ada lagi tatapan pengertian dari orang-orang itu.

"Sen, kamu kenapa?" Arkala menyentuh bahu kekasihnya yang hanya terdiam sejak tadi. Biasanya gadis itu akan bawel dan mengeluh lapar, sambil mengelus perutnya sendiri.

"Kala, kamu ngerasa nggak sih, kalau banyak yang liatin kita?"

"Liatin kita?" Bola mata Arkala mengedar. Menatap satu per satu manusia kurang kerjaan yang tengah menatap tidak suka ke arahnya. Memang benar. Semua orang itu sedang menatap sinis pada kekasihnya.

"Nggak usah dipikirin, Sen. Mereka cuma kurang kerjaan aja. Atau mau aku labrak aja?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com