webnovel

ARKA & ANITA

Memiliki wajah yang tampan itu percuma saja jika isi kepalanya itu kosong. Sangat berbeda dengan pria bernama Arka Raditya ini, selain tampan ia juga cerdas dan selalu dikagumi oleh para wanita. Dia tau bagaimana cara memperlakukan orang dengan baik dan menghormatinya tanpa pandang bulu. Bertanggung jawab, jujur, dan selalu dapat diandalkan oleh semua orang. Selain kesempurnaan fisik dan sifatnya, arka juga memiliki bakat Bermain Piano yang membuat Anita ini jatuh hati padanya. Anita Iva Jovanka seorang wanita yang memiliki sifat introvert dan cenderung fokus kepada pikiran dan perasaannya sendiri. Mendengar dan melihat arka bermain piano sudah menjadi hobby baginya. Dicintai oleh Arka adalah hal yang paling menyenangkan dan membahagiakan. Tapi anita juga harus siap dengan resikonya seperti jantung yang berdebar keras dan pipi yang merona merah. Hal-hal kecil yang arka lakukan, membuat anita percaya bahwa memang dia lah yang patut dicinta. Aku mencintaimu dengan nafas, senyum dan air mata sepanjang hidupku. -Arka Baca aja dulu yaa,, siapa tau sukaaa Vote-nya ya sayangg :) *Bahasa Baku*

Si_Lalalolo · Teen
Not enough ratings
20 Chs

chapter 2

Cahaya yang menuntunku adalah Dirimu

_________

Permainan pianonya sudah selesai, namun anita masih diam dibalik dinding. Ia berpikir akan ada yang kedua, anita masih ingin mendengarnya.

Anita tiba-tiba terkejut karna dosen dari kelas musik tersebut keluar dan melihatnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"tanya dosen tersebut membuat siswa didalam bingung apa yang terjadi.

"Aku hanya ingin mendengar permainan piano"jawabnya berusaha untuk tenang.

"Pergi! Apa kau tidak ada kegiatan lain?!" Ucap dosen ketus sambil menutup pintu dan pergi dari kelas.

Anita melihat punggung dosen tersebut semakin mengecil. Ia berdecih saat nenek-nenek (dosen) itu sudah jauh.

"Halo, jadi kau yang sedang menguping itu"arka keluar dari kelas dan bersandar di pintu serta melipat kedua tangannya.

Anita memutar bola matanya "sebenarnya aku malas memujimu, tapi aku akui kau sangat lihai dalam bermain piano"

"Aku tahu itu"ia tersenyum menyombongkan keahliannya.

Anita hanya menatapnya sinis, ia menyesal memujinya tadi.

"Kelasmu sudah selesai?"tanya arka

"Hmm.. sampai jumpa"

Anita pergi meninggalkannya, ia ingin segera pulang. Sebenarnya ia malu ketahuan menguping.

"Oke.. sampai jumpa"ucap arka membalas perkataannya walaupun ia tau anita tidak akan mendengarnya.

"Mungkin lain kali"arka kembali masuk kedalam kelasnya.

Anita terus melangkahkan kakinya menuju ke gerbang, dan anita reflek menghentikan langkahnya saat ada yang memanggilnya.

"Ada apa bu?"

Ini dosen dari kelas musik tadi kan?

"Kelasmu sudah selesai?" Tanya dosen itu.

"Iya, ada apa?"

"Kebetulan, ayo bantu ibu!"ucapnya pergi begitu sajaa.

What!! Padahal tadi dia menyuruhku pergi

Dengan berat hati anita mengikuti dosen itu dari belakang.

"Sepertinya kamu bukan dari jurusan musik"

"Saya sastra indonesia bu"anita menjawab sopan.

Ibu dosen tersebut hanya mengangguk kecil. Anita bingung, apa yang akan ia lakukan nanti. Lagi-lagi waktu berharganya terganggu.

Mereka kini sudah sampai ditempat yang anita sudah tau ini adalah studio latihan untuk jurusan musik.

"Apa yang akan saya lakukan disini?"tanyanya bingung.

"Kamu duduk dulu, ibu akan segera kembali" dosen tersebut keluar meninggalkan anita sendiri di ruangan itu.

Anita mengangguk dan ia melihat sekeliling studio tersebut. Ini pertama kalinya ia memasuki ruangan musik ini.

Anita mendekati piano, dan menekan asal tuts'nya. Jujur dia baru pertama kali menekan tuts piano, tanpa sadar senyumnya terukir.

Beberapa menit kemudian saat anita sedang melihat lihat, dosennya kembali bersama seseorang yang anita kenal. Ya dia arka.

"Anita? Bukannya kau sudah pulang?"tanya arka bingung melihatnya di ruangan ini.

"Oh namamu anita, tadi ibu menahannya, ibu butuh bantuan dia. dan kau anita, kau hanya perlu merekam arka, ibu masih harus mengajar siswa lain. Kalau sudah beres berikan saja pada arka" ucapnya sambil memberikan handycam kepada anita.

"Ah iya bu"anita menerima handycam tersebut.

"Oh iya satu lagi, siapa pembimbing akademikmu?"

"Pak zaga"

Dosen tersebut mengangguk dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Arka tersenyum pada anita"Mohon bantuannya ya"

Anita menghembuskan nafasnya kasar. "beruntung aku hanya perlu melakukan ini, sebaiknya cepat mulai. Aku akan merekammu dari sini" anita mendorong arka untuk segera memainkan pianonya.

Arka pun segera duduk di depan piano dan jari-jari tangannya sudah siap untuk menekan tutsnya.

Anita memberi aba-aba saat kamera sudah siap, arka mengangguk paham dan mulai bermain piano.

Suara piano tersebut sangat menggema di ruangan ini, berbeda dengan yang hanya ia dengar dari luar kelas tadi. Piano yang dimainkan dengan jari-jemari tangannya membuat anita seakan-akan hanya terpacu pada satu titik.

Ah aku sangat ingin melihatnya dari dekat, tapi aku harus merekamnya.

Arka begitu serius dalam memainkannya, ia seperti hanyut dalam permainannya sendiri.

Sekilas ia menatap anita di tengah permainannya dan mengulum senyum.

Saat permainan pianonya selesai, anita mematikan kameranya dan durasinya sekitar lima menit.

"Bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana?"tanya anita sambil berjalan menghampirinya.

Arka menghembuskan nafasnya. "Aku menunggu pujianmu"

Anita memberikan handycam tersebut padanya. "Aku suka" ucapnya datar.

Ia tersenyum pada anita. "senang mendengarnya, Kau tau judul lagu barusan?"

Anita mengangguk "la campanella"

"Ah kau sudah pasti tau, mau request?"tanya arka menaikan sebelah alisnya.

"Boleh?"

Arka mengangguk.

"G minor bach?"

"Oke aku tau, kau boleh duduk disebelahku"arka menepuk tempat duduk disebelahnya.

Anita langsung menuruti perkataannya untuk duduk di samping arka.

Tanpa aba-aba jari-jemarinya langsung menekan tuts-tuts nya. Tanpa sepengatahuan arka, anita terus tersenyum tipis.

Ia sangat senang bisa melihat orang bermain piano dari jarak sedekat ini. Bahkan tangan kekarnya pun sangat lentik saat bermain piano.

Jika bisa, ia ingin merequest lagu lebih banyak lagi. Begitu pikirnya.

Anita sangat fokus pada permainan pianonya, ia tidak sadar space diantara mereka hanya sekitar 15 cm.

Arka selesai memainkannya. "Kau suk-" arka terkejut saat ia menoleh ke sampingnya, jarak wajah mereka cukup dekat. Begitu juga dengan anita, anita langsung menggeser duduknya agar lebih jauh.

"Maaf"memalingkan wajahnya.

Kau bodoh sekali anitaa!!!!!

Arka terkekeh. "Sepertinya ada yang tertarik dengan permainanku,, ohhh atau jangan-jangan tertarik denganku??"

Anita dengan cepat langsung menoleh. "Percaya diri sekali anda tuan"

"Tentu"

Anita menghela nafasnya. "Ini pertama kalinya aku melihat orang bermain piano sedekat ini, terima kasih, aku sangat terkesan" ucapnya dengan senyuman.

Arka diam sejenak, ia menelan ludahnya. Entah kenapa tapi mungkin ia merasa gugup.

"Kalau kau mau, aku akan memainkan lagu lebih banyak lagi"

__________

Anita kini sudah berada di rumah dan bersantai dikamarnya, Jam sudah menunjukan pukul 16.00 wib. Setelah di kampus barusan saat ia bersama arka, ia lngsung pulang. Sebenarnya arka ingin mengantar anita karna kelasnya juga sudah selesai, namun anita menolaknya dan lebih memilih pulang sendiri.

Saat dirumah anita juga mengerjakan beberapa tugas makalahnya dan tugas presentasinya. Ia terus mengotak-atik laptopnya, jarinya sangat cepat dalam mengetik. Jangan lupa anita pasti mendengarkan musik klasik dari airpodsnya agar lebih konsentrasi. Ia hanya ingin tugasnya selesai lebih cepat.

Lagu di airpodsnya terus bergilir hingga terputar lagu g minor bach, saat mendengar lagu ini ia malah mengingat arka. Pikirannya terus tertuju pada jari-jemari arka yang lihai dalam bermain piano. Tanpa sadar sudut bibirnya tertarik mengukir senyum.

***

Makasih buat kalian yang udah ngikutin cerita aku ;)

Vote :)