webnovel

Penghianatan Cinta

"Gila ih permaenannya aa" ujar Widi di angkot

"Orang serius gak maen maen" kata Arie

"Suer baru pertama kali loh widi gituan tadi" widi menegaskan

"Aa suka sama Widi, ya tadi mungkin terbawa suasana.

Sepanjang jalan Widi hanya membayangkan peristiwa yg baru dialaminya.

Bukit kembarnya dijamah oleh orang yg baru dikenalinya.

"Gilaa aa" widi masih membayangkannya

"Gila apa seneng?" tanya Arie

"Aa udah sering ya gituan. Pasti sama wina juga gitu" widi berburuk sangka

"Enggak kok. Aa juga baru. Belom pernah aa juga" Ujar Arie meyakinkan.

"Aa harus kasih keputusan loh, pilih Wina atau Widi" ujar Widi

"Iya sayang nanti yayangpun tahu, kasih waktu aa ya" kata Arie

Sepanjang jalan mereka membahas yg baru aja terjadi.

Merekapun beranjak pulang ke rumah Widi.

***

Arie semakin asyik bermain di rumah Widi

Rumah di pinggir gang, 10 meter hingga 20 meter dari rel kereta api.

Mungkin bagi orang sekitar sudah biasa. Tapi bagi Arie setiap ada bunyi kereta api, beranjak ke jendela melihat kereta api.

Arie sudah sangat akrab dengan keluarga Widi.

Bermain game komputer seharian di rumah Widi.

Flinstone dan mario bross. Juga the jungle.

Kadang Arie menginap di rumah Widi.

"Aa sini Aa... Di jendela" Widi mengajak Aa Arie dijendela. Terlihat pemandangan. Rel kereta.

Widi melingkarkan tangannya di leher Arie.

Dan tiba tiba Widi mencium bibir Arie. Padahal ditepian jendela yang terbuka. Bisa saja orang melihatnya. Gak seperti biasanya Widi genit.

Lama mereka berciuman.

"Malu sayang nanti dilihat orang" ujar Arie

Mereka bergegas ke ruang tengah.

Tapi di ruang tengah bukannya bermesraan malah rebutan main komputer. Mereka main game.

***

Hari demi hari berlalu. Kemana mana Arie ajak Widi.

Dari mulai opspek mahasiswa baru. Atau acara band dan lainnya. Gak ragu ragu lagi Widi sering diajak ke politeknik. Widi juga pemain drum. Memang terlihat tomboy sekali anak ini. Dia tahu kalau ketukan drum tidak sesuai. Widi juga anggota paskibraka Bandung. Mungkin pembaca juga ada yang mengenalinya. Karena Widi sering mengibarkan bendera di acara 17 Agustusan di Kantor Gubernur atau Gedung Sate.

Widipun sudah mulai kuliah. Dia kuliah di A2B.

Sementara Wina meminta kepada orang tuanya untuk diijinkan masuk Politeknik.

Tetapi keakraban Widi dan Arie membuat Arie berpikir. Haruskah hubungan ini diakhiri.

***

Dear Arie

Ada perasaan aneh di dada Wina

Arie kok jarang telpon Wina. Apakah Ada cewek lain Aa Rie ...

Wina mau pindah kuliah ke Bandung aja. Wina pengen ketemu Aa Rie ...

Salam Rindu

Dari Wina

***

Serasa batin ini berkecamuk. Arie mulai dag dig dug.

Hari yang ditunggupun datang. Wina datang ke Bandung

Seperti biasa Arie datang ke Sarijadi. Tempat neneknya Wina. Karena ada Wina disana

Arie datang cium pipi Wina.

"Gimana kabar Na...?" ujar Arie

"Aa jahat ..." ucap Wina

Deg ... Hati Arie kaget ..

"Hah apa Wina udah tahu ya" gumam Arie didalam hati

"Ya tahulah" ujar Wina didalam hati

Hah rupanya mereka bisa ngobrol dari hati ke hati...

"Jahat kenapa?" ujar Arie memastikan

"Kenapa jarang telpon Wina? Aa jahat aa jahat .. Wina khan kangen heu heu" Wina mukul mukul dada Arie ... Banting banting tendang tendang macem hulk lebay hee

"Iya sayang cup cup cup" Arie nenangin Wina

Wina nangis. Karena rasa kangennya sama Arie gak bisa tercurahkan. Arie merasa telah jahatin Wina. Haruskah menyembunyikan apa yang telah terjadi sesungguhnya.

"Aa Rie sebenarnya ...." Arie mau ngucapin sesuatu.

Tiba tiba ...

"praaannggg" suara piring pecah ...

"Bentar ya aa" ujar wina bergegas ...

Ternyata piring pecah oleh ayam yang matuk nasi.

"Kunaon neng?" tanya Arie

"Itu ayam nenek masuk ke ruang tengah..." ujar Wina.

"Ya udah sini ... Aa kangen" ujar Aa Rie sambil narik tangan wina

Suasana kembali romantis. Bagaimanapun Arie masih sayang Wina.

Wina hanya tersenyum manis. Didudukannya Wina dipangkuan Arie.

Arie mengusap bibir wina dengan ibu jarinya.

Bibir yang dulu sempat diusapnya.

Wina terdiam. Pelan pelan Arie menciumnya.

Mencium Bibir Wina. Wina hanya terdiam. Ada rasa grogi. Tetapi lama kelamaan Arie melumatnya. Dan Winapun membuka mulutnya juga melumat bibir Arie.

Arie seakan tidak ingin melepaskan kuluman bibirnya.

Wina merasakan rasa rindunya terobati.

"Aa jangan tinggalin Na ya" pinta Wina

"Iya sayang" Arie berusaha menyembunyikan penghianatannya.

"Win maafin Arie ya" Arie dalam hati

***

Satu hari berlalu. Semuanya aman aman saja. Tapi Giliran Wina ikut ujian di Politeknik semuanya menjadi runyam.

Enggak runyam gimana, Arie yang terlanjur pernah bawa Widi ke kampusnya banyak orang yang tahu.

"Misi kak, Arie nya ada?" tanya Wina ke komandan kompi BS menwa

"Arie mana? Ini siapanya?" Aman sang komandan bertanya

"Arie anggota menwa. Ini Wina pacarnya kak Arie" Wina gak sungkan sungkan ngenalin diri

"Ihhh kak Arie mah udah punya pacar. Oh ini Wina yang dibogor ya" ujar kak Aman

"Ah yang bener kak ... Emang pacar Kak Arie siapa?" tanya Wina

"Ada namanya Widi, sering diajak maen ke kompi kok" ujar kak Aman

Bagai petir disiang hari. Wina mendengar pengakuan kak Aman. Kak Arie yang dipuja dan dicintanya menghianatinya.

***

Wina dengan hati yang sedih dan marah.

Mendatangi Arie.

"Aa Wina mau putus, kesiniin semua foto foto Wina, surat surat Wina. Gak nyangka ya kak Arie selingkuh dibelakang Wina" ujar Wina

"Apa ... Siapa yang bilang?" tanya Arie

"Arie gak usah jelasin lagi. Wina udah tahu semuanya. Sok aja Arie sama Widi" Wina kesal

"Iya iya ... Maafin yaa...." ujar Arie

Arie kepengen tahu siapa yang memberitahu Wina tentang hubungannya dengan Widi. Pasti ada temennya. Entah muti atau Aman. Mungkin juga keduanya. Karena belakangan muti juga dekat dengan Wina.

***

"Wit Aa Rie udah putus sama Wina" ujar Arie

"Kenapa atuh .... Kok Winanya ditinggalin" kata Widi

"Ya udah jangan dibahas ya...." ujar Arie

Hari demi hari Widi jalan sama Arie.

Tapi tidak seperti biasanya.

Widi juga bersikap dingin sama Arie.

Terlebih pas ulang tahun Arie, Widi gak ngucapin sama sekali.

"Aa maafin Widi ya" Widi memulai pembicaraan

"Kenapa gitu Wit?" tanya Arie

"Widi pengen putus sama Aa. Widi naksir sama yang lain. Ya udah aa balikan aja lagi sama Wina" ujar Widi

"Widi udah gak tahan lagi" Widi menambahi

"Emang salah aa apa? Khan aa juga udah putus sama Wina" ujar Arie

"Aa enggak salah, yang salah Widi kok" ujar Widi sepertinya ada yang disembunyikan.

"Mungkinkah dibelakang ternyata Wina yang mengintimidasi Widi" Arie berpikir seperti itu

Tetapi untuk terakhirnya Widi bermesraan dengan Arie. Arie membuka baju Widi dan mimi susu Widi. Namun Widi hanya bersikap dingin. Sedingin embun. Tidak seperti dulu lagi.

Setelah Widi kuliah mungkin ada banyak laki laki yang menghampirinya walau tidak diajak ke rumahnya.

Ya udah apa buat dikata. Tai kambing rasa coklat.

Dan benar saja. Arie memutuskan untuk tidak bersama Widi lagi. Arie memutuskan dengan tidak ke rumah Widi lagi.

Ibunya Widi telpon

"Selamat ulang tahun ya nak Rie.... Maaf dulu wiwit gak ngucapin ulang tahun" ujar ibunya Widi. Padahal ultah Arie 2 bulan yang lalu.

Mungkin ibu Widi berpikiran hanya karena gak ngucapin ulang tahun Arie jadi gak ke rumah lagi.

"Iya mksih bu. Ini maunya wiwit kita pisah. Wiwit mau kita putus bu...." ujar Arie

"Ya udah maafin wiwit ya nak Rie" ibunya meminta maaf

"iya sama sama bu. Mungkin ini yang terbaik" itulah yang mengakhiri hubungan Arie dengan Widi. Entah perbedaan apa. Mungkin karena Widi suka main diluar sementara Arie sukanya main dirumahan. Masih terbilang anak mamah.

***

Melupakan Widi. Muncullah Wina kembali dalam kehidupan Arie.

"Itu kasihan Wina, dia lagi sakit kuning. Hepatitis B" ujar Aman

"Oh ya. Masa?" tanya Arie

"Aman aja tahu. Masa mantannya gak tahu" ujar Aman.

Arie merasa bersalah. Tapi waktu itu Arie lagi bersama cewek lain bernama Erni.

Erni diketahui menyukai Arie, semenjak Diklatsarmil. Erni manja gak mau ikut diklat dan lebih memilih tinggal di posko kesehatan yang dijaga Arie.

Ya Arie sebagai menwa yang ditugasi menampung peserta diklat yang sakit. Di posko kesehatan.

Ada yang unik dari Arie. Dia ditaksir banyak mahasiswi baru.

"Eh ganteng penjaga kesehatannya" begitu yang ia dengar.

Antara sakit dan males juga manja. Erni.

Entah kenapa issue kedekatan dengan Erni pun sampai ke telinga Wina. Wina rupanya masih suka stalkingin Arie.

Dia suka meledek Arie yang dekat dengan Erni. Yang matanya agak unik. Agak juling tapi gak permanen, hanya sesekali gak lurus. Mata mirip gisel gading marten.(ya khan gak juling, wina aja yg suka julit). Tapi Erni cantik, modis dan gadis kaya raya.

Arie hanya menganggap temen. Walau demikian Erni sering nelponin Arie bisa sejam lamanya.

Arie lagi gak pengen jatuh cinta lagi.

Tapi rasa ibanya dan perhatiannya terhadap Wina yang membuat Arie deket lagi sama Wina. Walau deket tapi tidak seperti dulu lagi.

Arie mengantar Wina berobat ke pengobatan tradisional.

"Ayo neng kita berobat. Ada kenalan nenek Arie yang pandai berobat. Dengan cara dimandiin minyak dan rempah rempah yang sudah didoain" ujar Arie

Wina tidak bisa menolak. Pada dasarnya ia juga masih ada rasa sayang dengan Arie.

Tapi tidak hanya Arie yang deket dengan Arie. Tapi ada Mohammad Farid yang juga menyukai Wina dan berteman dengan Wina.

Muhammad Farid adalah remaja yang taat beribadah dan masih satu jurusan dengan Wina. Ia orang jawa dan pintar.

Namun entah Wina masih lebih memilih Arie yang sedikit nakal dibanding Farid.

Belakangan Wina mulai deket sama Arie.

"Win maafin Arie ya. Yang telah ngecewain Wina. Tapi Arie udah putus kok dengan Widi" ujar Arie

"Wina sebel sama Arie. Udah tahu Wina kuliah ke Bandung itu mau deket dengan Arie. Wina korbanin kuliah Wina di Gunadarma karena pengen deket dengan Arie. Eh malah Arie punya cewek lain" wina menjalaskan kekecewaannya

"Tapi khan ini juga cita cita Wina kuliah di jurusan Teknik Kimia Politeknik ITB. Lagian Arie melakukan itu karena pengen membunuh rasa sepi Arie yang berbulan bulan gak ketemu Wina" Arie beralasan

"Tapi kalau kangen khan bisa ke bogor kenapa Arie gak kebogor?" tanya Wina

"Tapi khan Arie kuliah. Mosok harus ninggalin kuliah" ujar Arie

"Kenapa gak telpon?" tanya Wina lagi

"Loh khan udah. Kata Nendar Winanya gak ada. Winanya lagi belajar mau ujian" jawab Arie.

Oh ternyata Nendar, melarang Arie telponan sama Wina. Wina baru tahu. Dan ternyata orang tua Wina sendiri melarang mereka telponan. Mengingat Wina mau ujian akhir semester.

Wina mengambil foto. Ternyata ia masih menyimpan foto bersama dengan Arie. Lalu dia mengambil gunting dan menggunting foto Arie berssma Wina didepan Arie.

Wina menangis.

"Sudah sudah .... Cup cup cup .... Itu khan masa lalu. Maafin Arie ya" Arie merangkul dan menepuk nepuk punggung Wina. Memeluknya.

"Arie mau seperti dulu lagi. Arie sayang Wina. Cinta Wina ... Yaaa...." Arie memeluk Wina sangat erat.

Namun Wina sekuat tenaga ingin melepaskannya. Antara masih cinta dan sebel dengan Arie.

Tapi bagaimanapun tenaga Arie lebih kuat lagi.

"Aa jahat ... Aa jahat" ujar Wina

***

Wina yang rapuh seakan mau terjatuh. Kini enggak lagi. Arie hadir menemaninya kembali. Walau tidak seperti dulu lagi.

"Win, cepetan dimakan obatnya, vitaminnya" Kini Arie lebih perhatian dari sebelumnya.

Wina selalu dimanjanya. Selain karena perasaan bersalahnya, juga karena Wina lagi sakit.

Namun kadang Wina selalu terngiang ngiang akan penghianatan Arie. Membuat Arie berusaha lebih sabar lagi. Kadang Wina ngambek, merajuk, nyindir dan lainnya.

Wina kadang juga menyesal telah menerima Arie kembali. Memukul mukul kepalanya sendiri. Dihadapan Arie sendiri. Namun dilain sisi, Wina juga kadang manja dan ingin selalu diperhatikan.

Arie pun sempat berpikiran mungkin sebaiknya pergi menjauhi Wina agar ia tidak stress dan tidak mengingat ngingat peristiwa masa lalunya. Namun kesabarannya atas perlakuan Wina mungkin agar semua impas.

"Ayok kalahin Arie, bisa gak?" Arie mengajak Wina main game.

Game yang digandrunginya adalah game bart simpson yang meludah. Lomba meludah mengenai benda atau makhluk hidup. Game komputer lainnya.

Mereka lelah maen game. Lapar datang.

"Win makan yuk!" Arie mengajak Wina makan.

Karena makannya haruslah yang direbus rebus bagi penderita hepatitis B, maka terpaksa mereka menggunakan magic jar untuk mengukus atau merebus makanan. Kesukaan Wina adalah labu siam, wortel di iris di kukus terus dicoel dengan sambal kacang. Wuenaaakkk poolll.

Sehabis makan, mereka tiduran. Tak canggung lagi kadang Arie tidur sambil berpelukan.

Sesayang sayangnya Arie, ada aja hasrat sex yang kambuh lagi.

Arie mulai berani meremas remas buah dada Wina. Tadinya Wina menepisnya tapi lama kelamaan muncul rasa penasarannya. Seperti hari itu. Arie melingkarkan tangannya dibalik baju warna merah Wina, dibukanya pengait BHnya Wina. Wina diam saja.

Kemudian Ariepun membuka bajunya Wina.

Sepasang BH berbahan brokat dilepasnya. Terlihat gunung susu Wina. Kali ini Arie agak kaget. Karena puting susu Wina lebih gede dari puting milik Widi. Walaupun ukuran payudara Wina lebih kecil. Hanya 34C.

Payudara dengan puting berwana coklat dengan puting yang besar.

Wina hanya terlihat senyum melihat kekagetan Arie. Tanpa ada sepatah katapun, diciuminya puting Wina. Diremas dan dibelainya. Layaknya extra puding. Arie juga menciumi perut Wina, membuat Wina bergelinjang.

"Udah aa... Geli Wina" ujar Wina

Senang telah memberi kesenangan pada Wina. Wina kadang menciumi ketek Arie. Hasrat yang aneh.

Wina duduk dipangkuan Arie. Sambil bermain komputer.

Seperti biasa Arie sibuk meremas remas buah dadanya Wina. Kini ia tidak lagi menepisnya. Dan membiarkan Arie meremas susunya. Sesekali mereka kulum kuluman bibir.

"Sengaja ya Aa, biar Wina kalah maen gamenya" ujar Wina.

Arie tidak menggubrisnya.

"Tuh khan kalah" ujar Wina

Kini Arie menggapai tangan kanan Wina. Dimasukkan tangan Wina ke dalam celana Arie. Wina menahannya. Tapi tenaga Arie lebih kuat. Membuat tangan Wina berhasil meraba kemaluan Arie. Wina malah menarik kemaluan Arie kebawah. Lama Wina memegang kemaluan Arie dari balik celana jeansnya. Bulu tangan Wina berdiri.

"Aa aaarghhh" Wina mendesah

"Udah Win. Arie menarik tangan Wina" Wina bergetar tubuhnya.

Baru kali ini ia menyentuh kemaluan laki laki.

Sekarang giliran Arie menyelinap dibalik celana panjang Wina.

"Jangan Aa ... "Wina menahan tangan Arie

Namun lagi lagi tangan Arie berhasil menyentuh bulu kemaluannya. Namun Wina segera meloncat menjauh.

Arie tidak melanjutkannya lagi.

Sepanjang malam Wina terus memikirkan apa yang telah terjadi. Antara grogi, penasaran, deg degan campur aduk.

***

Keesokan harinya Arie datang lagi ke kostan Wina. Kostan di Ciwaruga tidak jauh dari politeknik ITB yang sekarang menjadi Politeknik Bandung.

Seperti biasa mereka bercanda tawa, cium ciuman, tapi tak lupa juga mereka masih sholat bareng. Sholat iya tapi maksiat juga iya. Maklum gairah muda mereka lagi menggebu gebunya.

Seperti waktu itu. Arie memakai sarung. Sholat bersama sama. Arie menjadi imam.

Seperti biasa, selesai sholat Wina cium tangan Arie, dan Arie cium kening Wina.

Namun sepertinya Wina masih penasaran dengan kejadian kemaren.

"Aa pengen lihat" Wina memegang pangkal sarung Arie hendak membukanya.

"Hush jangan ... Ngapain?" tanya Arie.

Kemaren hanya pegang kemaluan Arie dari balik celana jeans nya, tapi sekarang Wina bener bener pengen melihatnya. Kalau kemaren memang belum tegang burung Arie. Tapi sekarang burung Arie lagi tegang dan keras. Apalagi memang Arie waktu itu tidak memakai celana dalam. Hanya sarung aja.

"Jangan Win...." ujar Arie

"Lihat... Bentar" ujar Wina sambil membuka sarung Arie.

Perlahan lahan terlihat pangkal kemaluan Arie.

"Hah kok besar amaat" ujar Wina .... Perasaan kemaren saat menyentuh kemaluan tidak terbayang sebesar ini. Karena kemaren gak sampai berdiri.

Terus Wina melanjutkan membuka sarung kebagian ujungnya.

"Haaah kok panjang amat wina menjauh" sambil gemetaran lihat sarung yang sudah terbuka.

"Sinii ... Gak usah takut, kemaren belom berdiri tuh sekarang udah berdiri" Arie menggapai tangan Wina.

Didekatkan dan disuruhnya Wina memegangnya ....

"Sini pegang .... Gak usah takut" ujar Wina.

Wina hanya mengelus elus dan memegang buah zakar Arie dan batang kemaluan Arie.

Terlihat mukanya memerah.

"Sini sok cium" ujar Arie.

Melihat Wina tampak grogi dan gemetar. Maklum baru pertama kalinya ia melihatnya.

Wina mendekat.