webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Not enough ratings
413 Chs

Chapter 7: Exhibit 7

Oleh: Manggala Kaukseya

Suara baja tebal yang tinggi berdecit kencang, kedua Mayat Hidup bersenjata pun membukakan gerbang wilayah ini untuk kami masuk.

"Demi Mentari…"

Ini bukan pertama kalinya aku masuk ke kebun binatang Tuan Verslinder maupun wilayah E7. Tapi tetap… pemandangan yang terpampang di dalamnya benar-benar mempesona.

Hewan dan Taanji sejauh mata memandang, mereka semua hidup tentram di antara rerumputan hijau, dan pepohonan yang dedaunannya sudah mengoren. Sungai mengalir di mana-mana, dari air yang berlarian sungguh membuat tentram hati ini. Di tambah dengan lantunan Kendang yang senantiasa mewarnai tiap perjalanan kami.

"Piknik di sini enak kali ya kak~" Lalita tersenyum dengan tulusnya ke arahku. Ia memang anak yang girang, tapi kecerahan wajahnya tak pernah gagal untuk membuatku turut bahagia.

"Iya… rasanya ingin aku berbaring di samping sungai, di bawah daun-daun jingga yang berguguran."

"Jangan lupa gelar tikar dulu kak."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com