webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Not enough ratings
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 38: Cute Ice Girl

Oleh: Manggala Kaukseya

"Oh iya Lin, kamu suka membaca gak?"

"Aku tak bisa bilang aku membencinya."

"Kamu bisa membaca buku apapun yang ada di ruangan ini. Tapi pastikan untuk mengembalikannya ke tempatnya."

"Tentu kak, akan kuingat dengan baik."

Adeline lalu mempersilahkan dirinya untuk melihat-lihat ke rak buku, untuk memilih buku yang mungkin menarik hatinya. Sementara untuk aku dan Lalita, kami sudah memegang bacaan kami masing-masing.

"Oiya kak, kita sudah mengundang Adeline ke keluarga kita... mengapa Lavani dan Lavanya belum?"

Lalita duduk di kursi di sebrang ku, terbatasi oleh meja rapat di hadapan kami. Di tangannya bukunya sudah terbuka lebar, siap untuk ia baca.

"Aku sebenarnya berniat melakukannya saat musim semi nanti saat warga dan tentara biasa akan dikirimkan kemari."

"Lalu? Mengapa Adeline sekarang?"

Itu pertanyaan yang cukup bagus, bahkan Adeline langsung menoleh untuk mendengarkannya.