webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Not enough ratings
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 36: Whale Stop

"Gita, kami datang untuk berguru~"

Gumara dan Costancia pergi mendatangi wilayah Susu Peri mereka untuk bertemu sang Sindhen yang memiliki tumpukan lempengan batu berisikan informasi di ruang bawah Kuil Airnya.

"Berguru? Apa ada hubungannya dengan teman kalian di depan pintu Kuil ini?"

Kedua Pelukis itu memarkirkan paus angkut mereka di dalam (sebagian) Kuil Air semenjak wilayah ini masih belum punya Halte untuk menampung para paus angkut yang datang.

Sebagai seorang penjaga, Gita dapat dengan mudah melihat segala hal yang terjadi di wilayahnya, tanpa perlu minggat dari singgahsananya.

"Iyap, apa kamu punya batu-batu tentang mereka?"

Gumara tampak senang ia tak perlu barbasa-basi dan bisa langsung turun ke topik.

Walau sebenarnya ia tak sama sekali membenci menghabiskan waktu dengan Sindhen itu, ia sedang memiliki proyek megah yang ingin segera ia laksanakan.