webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Not enough ratings
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 35: Giants

Oleh: Manggala Kaukseya

"Mang… ini tembok tinggi loh… beneran gak papa?"

Setelah penyihir Kaos menyelimuti setiap sisi tubuh kami dengan energi Kaos, kami pun bersiap untuk melompat turun dan menerjang para Suanggi yang membanjiri sisi luar kota.

"Yaelah sante bae et dah, itu di bawah pasir loh bukan tanah, pegangan ae sih ama si Devan, toh kalau pun kaki kita patah ada teh Sena ini."

Jujur merasakan elemen Kaos menyentuh tubuhku benar-benar bukan sebuah pengalaman yang menyenangkan. Semenjak awal sifat dari Kaos adalah ketidak seimbangan, dan bahkan para penyihir hanya meliputi energi ini pada benda mati.

Tapi kami membutuhkannya untuk melewati bunga cantik yang terpampang kian megahnya di hadapan kami.

"Ayo turun, semakin cepat kita membereskan mereka semakin baik."

"Dimengerti."

Kami pun melompat, kian tinggi dan jauh, melewati para Kaoma yang tengah bertempur dan Prajurit yang sedang memanjat.