webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasy
Not enough ratings
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 20: Fire Trails

Oleh: Manggala Kaukseya

"Hm? Kak itu… gadis-gadis 2H enggak mau ngebantuin SS di depan mereka? Kegigit rubah segede gitu kayaknya gak enak…"

Saat ini aku dan Lalita sudah berada di luar area pertempuran. Kami menemukan sebatang pohon yang setidaknya cukup tunggu untuk dipanjat dan duduk di atasnya. Mengawasi jalannya pertempuran cukup terasa nyaman dari sisi ini.

"Mereka emang bagusnya tetap menyalakan Walusawu mereka… kalau dimatikan, nanti formasi tubrukan dengan Grandaka bisa rusak, bahkan gigitan Vulpes Vega bisa jadi lebih dalam dan terasa lebih sakit."

"Ouh… oke, berarti mau gak mau harus kelas lain yang ngebantuin mereka ya kak?"

"Tepat."

Ya… dan itulah yang saat ini sedang dilakukan para Waraney.

Kumpulan pisau kupu-kupu milik Ina Waraney mendadak terlempar tinggi ke atas para banteng besar itu. Masing-masing dari mereka kemudian berubah menjadi gadis-gadis yang memegang sepasang pistol kupu-kupu di tangan mereka.

*Darr!* *Darr!* *Darr!*