webnovel

Chapter 6

Karena merasa seperti ada yang menatapnya dengan tajam, Aric menatap ke belakangnya. Namun, yang ia lihat hanya tatapan dari para penumpang yang merasa khawatir, sekaligus lega. Apa hanya perasaanku saja? Batin Aric. Ia menggelengkan kepalanya pelan lalu kembali fokus dengan pekerjaannya.

Aric mengambil walkie talkie yang ia simpan di saku celana dan mendekatkannya ke bibir. "Tolong bersiap untuk menggerakkan kereta."

"Baik!"

Setelah selesai menghubungi masinis, Aric kembali menyimpan walkie talkienya lalu melepaskan kedua pedang esnya yang langsung menghilang, setelah itu mengambil kembali pistol yang berwarna silver dan mengarahkan pistolnya itu kearah alat pengait yang menyambungkan antar gerbong kereta.

Aric melepaskan dua tembakkan kearah pengait yang menyambung antar gerbong kereta, dan berhasil membuat gerbong yang tertimbun dengan gerbong yang berisikan penumpang terlepas. Kereta langsung bergerak menjauh dari gebong kereta yang tertimbun. Setelah menutup pintu bagian belakang kereta. Aric berbalik dan menatap kearah penumpang yang akhirnya dapat bernapas lega.

"Semua sudah baik-baik saja. Setelah kita tiba di stasiun terdekat, harap kalian keluar secara berhati-hati. Kalian tidak perlu khawatir jika ada monster yang akan muncul tiba-tiba, karena pasukan keamanan sudah berjaga di stasiun terdekat," ucap Aric lalu berjalan kembali ke ruang masinis.

Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka tiba di stasiun terdekat, stasiun yang menjadi tempat Aric pertama kali masuk. Pintu kereta langsung terbuka dan seluruh penumpang segera turun dengan teratur. Setelah memastikan seluruh penumpang turun. Aric membiarkan seluruh petugas untuk turun lebih dulu sebelum dirinya.

Begitu ia keluar dari stasiun bawah tanah, Aric dapat melihat kondisi jJadean yang lebih ramai dari pada sebelum ia masuk stasiun. Bahkan ia dapat melihat wartawan yang berbaris untuk mengambil beberapa foto dan merekam kejadian. "Untuk sementara tutup stasiun bawah tanah, sampai keadaan di pastikan aman," ucap Aric kepada prajurit yang ia temui tadi.

"Baik, kapten."

Pandangan Aric langsung tertuju kepada lima orang berpakaian hitam dengan setengah wajah yang tertutup masker hitam. "Apa mereka Weirless yang di panggil?" tanya Aric.

"Benar, kapten. Tapi, karena mereka baru datang setelah kami mendapatkan sinyal kalau kereta telah kembali beroperasi, kami melarang mereka untuk masuk dan berjaga di sekitar sini untuk memastikan tidak ada monster yang keluar dari bawah tanah."

"Begitu … kalau begitu, berikan laporan kepada tim penyelidik kalau monster yang menyerang di bawah tanah adalah tikus tanah yang bemutasi, beruntung mereka hanya monster yang lemah sehingga tidak memberikan dampak yang besar untuk pelindung keretanya," ucap Aric.

"Siap, kapten!"

"Kalau begitu, sisanya akan aku serahkan kepada kalian. Pastikan untuk memeriksa setiap stasiun. Kalian akan di bantu dengan pasukan khusus pertahanan negara sehingga akan lebih cepat," ucap Aric.

"Baik, kapten!"

Aric yang sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling langsung terdiam pada lima anggota Weirless yang tenggah menatapnya. Ia dapat melihat tatapan tajam dari kelima anggota Weirless itu, namun karena Aric menggunakan topeng polos yang menutupi seluruh wajahnya. Mereka tidak bisa melihat ekspresi yang di tunjukkan Aric atau mengetahui identitasnya.

Setelah saling bertatap beberapa menit, Aric langsung berbalik dan berjalan meninggalkan keramaian dengan aman tanpa ada yang menyadari kepegiannya kecuali lima anggota Weirless. "Kita kembali sekarang," ucap Aric yang telah masuk kedalam mobil.

Mobil langsung pulang, begitu mobil menjauh dari lokasi keramaian, Aric akhirnya dapat melepas topengnya dan mengembuskan napas pelan. "Tuan muda, apa Anda terluka?" tanya supir.

"Tidak, aku baik-baik saja. Berikan laporan penemuan ini kepada ayah, aku juga ingin mengetahui informasi mutasi monster di lima tahun terakhir ini," ucap Aric.

"Baik, tuan muda."

***

Setelah makan malam, Aric langsung mengurung diri di ruang belajarnya untuk memeriksa informasi mengenai mutasi monster di lima tahun terakhir yang di berikan Jade. Namun aktivitasnya terganggu saat mendengar suara ketukan pintu. "Masuk."

"Maaf mengganggu istirahat Anda, tuan Aric," ucap Morgan.

"Ada apa?"

"Saya mendapatkan perintah dari komandan Jayden untuk memberikan data mengenai mutasi monster lima tahun terakhir kepada Anda," ucap Morgan.

Mendengar itu, Aric mengangkat kepJadeya lalu menerima tablet yang diberikan Morgan. Aric memeriksa isi file di dalam tablet dan membaca setiap file di dalam tablet dengna teliti. "Apa kau yakin ini list monster yang mengalami mutasi lima tahun terakhir?" tanya Aric.

Morgan menganggukkan kepala. "Benar, tuan."

"Tapi, aku tidak menemukan monster yang aku lawan hari ini. Sepertinya monster kali ini jenis baru. Sebaiknya kita melakukan pemeriksaan kembali. Katakan kepada ayah untuk mengutus tim penyelidik, dan selama penyelidikan, pastikan untuk menutup akses kereta bawah tanah," ucap Aric.

"Baik, tuan. Tapi, jika kita mengeluarkan tim penyelidik. Kita harus menghubungi anggota Weirless untuk bekerja sama dengan pasukan pertahanan," ucap Morgan.

"Apa ada masalah soal itu?" tanya Aric.

"Tidak, hanya saja kita akan membutuhkan waktu sekitar beberapa bulan untuk mendapatkan persetujuan dari Weirless yang ingin bekerjasama dengan kita."

"Kenapa lama sekali? Bukankah biasanya tidak akan mendapatkan waktu lama untuk Weirless bekerjasama dengan kita?" tanya Aric.

"Dulu memang tidak sulit untuk membuat Weirless bekerjasama dengan kita. Tapi, lima tahun terakhir ini, tiba-tiba mereka sangat sulit untuk di hubungi. Setiap kali berhasil di hubungi, mereka selalu datang terlambat."

"Jadi itulah kenapa mereka hari ini datang terlambat saat terjadi penyerangan monster. Apa kalian tahu kenapa tiba-tiba mereka bersikap seperti ini di lima tahun terakhir?" tanya Aric.

"Maaf tuan Aric, kami sendiri belum mendapatkan hasilnya," ucap Morgan.

"Hah … baiklah. Karena aku sendiri sedang sibuk dengan penyambutan Alecia. Kita akan tunda masalah ini. Besok sore kita akan langsung pergi menjemput Alecia, aku akan membatalkan pertemuanku besok dengan Takeo. Semakin cepat kita menyelesaikan urusan Alecia, semakin cepat kita bisa memulai persiapan tim penyelidik."

"Baik, tuan."

Setelah itu Morgan meninggalkan ruangan Aric bersamaan dengan kedatangan Jade. "Anda memanggil saya, tuan muda?"

"Kirimkan pesan kepada keluarga Kishi, aku akan datang ke rumah mereka untuk mengadopsi anak mereka besok sore."

"Baik, tuan muda."

***

Seorang pria berambut hitam tengah membaca koran di meja makan sambil menunggu kedatangan istri dan anaknya. "Selamat pagi, ayah!" ucap seorang anak laki-laki yang sangat mirip dengannya hanya berusia sekitar sepuluh tahun.

"Pagi Hideoki," sambut pria itu sambil tersenyum kecil melihat kedatangan putranya yang ternyata adalah kepala keluarga Kishi, Aito Dai Kishi.

"Apa hari ini kamu tidak pergi ke kantor?" tanya istirnya yang bernama Fumiya Eito Kishi.

Aito menggelengkan kepJadeya. "Hari ini aku mengambil cuti. Karena aku sudah berjanji akan mengajak Hideoki ke taman bermain, 'kan?"

"Ah benar juga," ucap Fumiya.

"Kalau begitu hari ini aku tidak perlu masuk sekolah, 'kan?!" tanya Hideoki yang terlihat sangat semangat.

"Tentu saja, sayang," ucap Fumiya.

"Permisi, tuan besar," ucap seorang pelayan yang datang mendekati Aito.

"Kenapa?"

"Ada surat untuk Anda," ucap pelayan itu lalu menyerahkannya kepada Aito.

Aito menerima surat itu dan melihat lambang yang terbentuk di surat itu, ia menjadi sangat terkejut. Fumiya yang seperti bingung dengan keterkejutan suaminya langsung bertanya. "Ada apa?"

"Ini … ini surat dari klan Shamus!"

"Apa?! Klan Shamus!" ucap Fumiya yang juga terkejut dengan perkataan suaminya. "Tapi, kenapa klan Shamus mengirimi kita surat ini? Apa terjadi sesuatu?"

"Aku tidak yakin," ucap Aito yang terlihat khawatir. Karena, ia tahu jika mendapatkan surat dari klan Shamus tidak selalu berisikan hal yang baik. Aito membuka surat itu dan membacanya dengan jantung yang berdegup cepat. Namun, dia menjadi sangat terkejut dengan isi di dalam surat itu.

"Ada apa?" tanya Fumiya.

"Klan Shamus ingin mengadopsi anak kita, dan pewaris klan mereka yang akan berkunjung ke rumah kita untuk menjemput Hideoki," ucap Aito.

"Benarkah? Aku akan menjadi bagian dari klan yang hebat itu?!" tanya Hideoki penuh semangat.

"Benar … hahaha … mereka pasti ingin mengadopsimu, karena melihat hasil penghargaan yang kau terima," ucap Aito.

"Tapi, bukankah Hideoki pewaris perusahaan Kishi. Jika dia menjadi bagian dari klan Shamus, bukankah Hideoki bukan lagi pewaris perusahaan Kishi?" tanya Fumiya.

"Tenang saja, sayang. Aku yakin klan Shamus mengizinkan Hideoki tetap menjadi pewaris perusahaan Kishi, meskipun dia telah menjadi anak angkat di klan Shamus. Lagi pula, mereka kan sudah memiliki pewaris klan," ucap Aito.

"Benarkah?" tanya Fumiya yang masih khawatir.

"Tentu saja ibu. Ibu tidak perlu khawatir," ucap Hideoki.

"Baiklah, sebaiknya kita bersiap-siap. Pewaris klan Shamus akan datang sore nanti. Sebaiknya kita batalkan dulu acara hari ini. Fumiya, kau pergilah ke salon bersama Hideoki, kita harus bersiap menyambut kedatangan pewaris klan Shamus," ucap Aito.

"Baiklah."

"Aku tidak menyangkah akan bertemu dengan pewaris klan yang sangat misterius itu, dan lagi dia akan menjadi kakak angkatku!" ucap Hideoki penuh semangat lalu berjalan meninggalkan meja makan bersama Fumiya.

"Haha … jika Hideoki menjadi anak angkat klan Shamus, maka perusahaan Kishi akan mendapatkan dukungan besar dari klan Shamus, dan menjadikan perusahaan kami berkembang lebih cepat."

Bersambung….