webnovel

Apologize To Love

Takahashi Shinsuke adalah seorang detektif berlisensi. Namun, dia memiliki rahasia yang bahkan dirinya sendiri pun tidak mengetahui rahasia semacam apa itu. Hanasaki Kenkyo masih belum delapan belas tahun ketika dinikahkan dengan Takahashi Shinsuke. Gadis kecil itu harus menikah demi menjalankam wasiat sang ayah yang telah meninggal dan demi menyelamatkan dirinya dari lilitan hutang. Tapi, tak Kenkyo duga bahwa suami yang jaraknya cukup jauh dari usianya itu, ternyata bukan seperti yang dipikirkannya. Rahasia suaminya sangat aneh. Shinsuke memiliki dunianya sendiri. Tidak ada yang bisa membawa dia kembali ke dunia nyata. Dunia yang terlihat olehnya, berbeda dengan dunia yang terlihat oleh Kenkyo. Bahkan ketika dia bertemu dengan kedua putra kembarnya pun, Shinsuke masih mengira mereka sebagai orang lain. *** Kenkyo ingin menyelamatkan keluarganya dari bayangan masa lalu. Oleh karena itulah, Kenkyo membawa keluarganya untuk tinggal di Indonesia. Kenkyo pikir merawat dua anak kembar itu tidak terlalu susah, meski Shinsuke tidak berkontribusi banyak. Namun, ternyata itu sangat sulit. Belum lagi dua anak kembar mereka yang terlibat pertengkaran hanya karena hal sepele. Ini adalah perjuangan Kenkyo dan dua anak kembarnya. Mereka bertiga bertekad untuk membawa Shinsuke kembali ke istri dan anak-anaknya. Dan beberapa masalah rumit yang dihadapi si kembar karena dia tidak dijaga oleh ayah mereka selama ini.

Mijun_123 · Urban
Not enough ratings
165 Chs

Perhatian Saudara

"Kakak sudah gila?!" Kyosuke tak bisa menahan diri menampar Arka. Jemarinya melayang ke pipi, memberi cap merah. "Niat sekali ya mau menjahiliku?! Kalau tadi salah lompat bagaimana, hah? Kita berdua bisa jatuh dari pohon dan berakhir cedera dong."

"Ssshh ... tamparanmu panas juga ya, Kyo?" Arka mendesis nyeri. Ia mengusap pipi yang bisa jadi lebam segera. Menatap Kyosuke, ia terkejut melihat air mata menepati sudut mata remaja tampan itu.

Baru kali ini, Arka melihat tetangga tertegar itu menahan tangis. Tidak mungkin hanya gara-gara takut melompat dari pohon tadi, bukan? batin Arka, yang mulai merasa bersalah.

Pasalnya, Arka tidak pernah melihat Kyosuke menangis bahkan ketika dikerjai satu kompleks sekalipun, saat Kyosuke baru pindah ke Indonesia ketika berusia 7 tahun waktu itu.

Namun, saat ini baru pertama kalinya Arka melihat Kyosuke menangis. Ternyata, preman sekolahan seperti Kyosuke juga bisa menangis? batin Arka.

Demi menghibur Kyosuke yang mulai terisak lirih, Arka merogoh kantong celana, menarik satu origami berbentuk bangau. Kertasnya warna biru, warna kesukaan Kyosuke. Sebelah tangan yang tadi menyentuh bahu beralih pada kepala, mengusap sebagai pencipta tenang.

"Nih, burung buat kamu, Kyo. Waktu kita kecil, kamu pernah minta dibuatkan origami, 'kan? Kakak baru ingat tadi, makanya langsung buru-buru bikin terus datang ke kamar kamu. Maaf kalau Kakak salah dan tidak ingat jika Kyosuke memang phobia sama ketinggian, ya?"

Tidak. Arka sama sekali tak terlibat dalam sebab tangisannya Kyosuke kini. Kyosuke memang memiliki phobia pada ketinggian, tapi bukan itu masalahnya. Kyosuke saja yang terlalu lemah dan egosi. Kyosuke mampu melawan banyak lawannya ketika berkelahi, tapi Kyosuke tidak mampu menghilangkan iri hatinya pada Kensuke. Kyosuke merasa jika saudara kembarnya itu selalu saja ingin terlihat lebih dominan dari Kyosuke.

Kyosuke menangis tergugu hanya karena merasa diabaikan. Betapa cengeng dia. Tapi, Kyosuke hanya bisa menangis di depan orang-orang tertentu saja.

Dahulu, Kyosuke akan nyaman jika berasa di dekat Kensuke. Namun, seiring berjalannya waktu, Kyosuke menjadi tidak nyaman di dekat Kensuke. Hal itu disebabkan jika mereka ada di tempat yang sama, pasti ada saja orang yang membanding-bandingkan mereka. Padahal, meskipun mereka berdua kembar indentik, tapi kepala mereka berbeda, 'kan?

Sayangnya, orang-orang tidak mau peduli tentang hal itu. Mereka hanya melihat Kensuke sebagai remaja yang sempurna, tampan dan pandai. Mereka juga pada akhirnya menuntut Kyosuke untuk menjadi pandai dan baik seperti Kensuke. Namun, Kyosuke punya pilihan hidupnya sendiri dan tidak ingin hidup monoton seperti Kensuke.

"Sudahlah jangan menangis lagi, Kyo! Memangnya pantas seorang preman sekolahan menangis, huh? Aku 'kan sudah minta maaf?" Arka berucap sambil menyodorka sapu tangan hitam ke arah Kyosuke. Dia masih merasa bersalah karena berpikir jika Kyosuke menangis karena Arka yang mengajak Kyosuke melompat dari ketinggian.