webnovel

1 - HTS

'Kalau ini adalah sebuah mimpi, aku ingin berdoa kepada Tuhan agar mimpi ini tidak akan pernah berakhir. Kalau kamu adalah orang yang ditakdirkan Tuhan untuk memberiku pembelajaran dalam hidup ini, aku rela terus berpura-pura bodoh agar pelajaran kita tidak akan pernah berakhir. Kalau kamu adalah mawar berduri, aku tetap akan maju dan menggenggam mu tanpa pernah melepaskannya, meski sudah berdarah dan terasa sakit, I won't ever let u go...'

"Udah gila si menurutku, Ra." Suara Nana terdengar datar, seolah dia sudah menyerah dengan kebodohan temannya yang satu ini.

"Tapi gimana lagi, Na. Udah terlanjur sayang." Deera menatap kekosongan di depannya yang dia anggap Nana dengan tatapan memelas, gadis ini sudah tahu temannya akan bereaksi demikian, namun dia tetap membutuhkan validasi dan dukungan seseorang.

"Iya Ra, iya. Sebahagia mu aja gimana. Aku cuma bisa kasih saran, kalo emang sayang, kalo emang udah yakin, cepet minta kepastian."

Kini Deera memalingkan wajahnya, kata tersebut cukup untuk menusuknya saat ini. Tentu saja dia mau mendapatkan kepastian itu, tapi...

"Kenapa diem? Jangan bilang, kamu udah ngerasa cukup?"

"Na, aku takut. Gimana kalo udah jadian, dia bosen sama aku? Dia pergi kayak Eja?"

"Deera, astaghfirullah. Beneran, kalo aku rumahnya deket sana, udah otw dari beberapa detik yang lalu khusus cuma buat nampol kamu."

"Serius, Na. Aku ngerasa, gak tahu kenapa, orang bakalan pergi kalo udah gak penasaran sama aku."

"Ya udah, kalo gitu kasih diri kamu sama dia waktu. Tapi inget, jangan kelamaan."

"Iya, Na. Thanks ya udah dengerin curhatan ku."

"Santai, Ra. Oh iya, nanti malem free gak? Bantuin check thesis ku ya? Hehe."

"Kenapa gak sekarang aja mumpung masih teleponan."

"Ih, belum jadi. Ini aku kebut, nanti malem pokoknya aku booking yaa?"

"Iya, iya."

"Oke, thanks a bunch. Babai."

*Klik*

Deera menatap layar handphone nya yang berubah jadi gelap, dia memikirkan saran yang Nana berikan tadi kemudian senyuman getir muncul di bibirnya. Deera kembali teringat akan percakapannya kemarin bersama orang yang dari tadi dia bicarakan bersama Nana, orang yang selama beberapa hari ini sukses membuatnya kelimpungan dan kebingungan.

Alasan sebenarnya dari tidak adanya status untuk hubungan keduanya adalah memang sebagian kecil karena Deera masih takut, namun alasan utamanya adalah dia yang belum siap, dia yang belum bisa menerima, dia yang masih abu-abu.

'Ternyata karma ku belum berakhir? Aku kembali jatuh pada orang yang tidak siap, sampai kapan? Aku seperti terjatuh ke dalam lubang tanpa dasar, sangat gelap, dan menakutkan. Harus memakai cara apa lagi untuk meminta tolong? Teriakan ku, permintaan tolong ku terdengar seperti paksaan, desakan, dan ketidak percayaan. Bukan itu... Aku hanya ketakutan. Aku hanya ingin tahu, kemana aku menjatuhkan diriku kali ini.'