webnovel

Apa!? kamu mencintaiKu GURU.

"Hey! kau yang disana. Sedang apa?" "Menunggu mu Guru, Aku cinta kamu Guru."

author_gaje_ya_kan · Teen
Not enough ratings
10 Chs

Bagian 3

"Lama amat bro."

"A, aku tadi lagi ngadem ditaman."

Kebahagian bersama sahabat membuatku bisa sedikit melepaskan kerinduan kepada keluarga ku dikampung nan jauh disana, mengobrol dan bercerita tentang masa-masa muda yang penuh dengan warna, kisah cinta, komedi keseharian, atau pun hal-hal yang mesum.

"Kamu gak jadi kencan dengan Anisa, Di?" tanya ku, membuka bungkus keripik, kemudian memasukan kedalam mulutku, Aldi mendongakan kepalanya, menatap langit-langit dengan hening kami menunggu cerita darinya.

mulailah ia bercerita, tentang kenapa ia tak jadi kencan dengan Anisa.

menurutnya Anisa masih tak bisa melupakan mantan kekasihnya yang tak lain adalah sepupu aldi yang telah meninggal, meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

ia berpikir bila ia terus melangkah mendekati Anisa dan berpacaran dengan Anisa, yang ada hubungan itu hanyalah pelampiasan kesepian dari Anisa, menurutnya Anisa hanya berekting, bagai mana Anisa yang begitu ceria padahal didalam dirinya ia begitu bersedih, bagai mana Anisa yang tersenyum padahal Ia Anisa sedang menahan kesedihan didalam dirinya.

Awalnya Aldi mendekati Anisa haya karena ingin menghibur diri Anisa, namun lambat laun ia pun mulai suka dan memiliki perasaan yang mendalam dengan Anisa.

Tapi melihat ketulusan Anisa kepada mendiang Sepupunya, membuat Aldi mundur dan menjauh dari Diri Anisa.

"Ya aku berpikir, Cinta itu tak selalu indah. contohnya adalah dia, yang dimana harus ditinggal kekasihnya. Jika aku mendekatinya, namun perasaan yang ia berikan kepada ku hanya setengah saja, itu sama saja bohong. Aku juga tau betapa menyakitkannya sebuah ketulusan dalam cinta, Yakni Antara setia dan putus asa."

Suasana yang awalnya penuh canda dan tawa berubah jadi keheningan yang tanpa batasan.

"Aku tak tau tentang cinta, namun aku tau betapa sakitnya yang kamu rasakan ini Di. Ayo kuat dong jadi Laki-laki."

Mendengar sahabatKu yang satunya, memberi semangat kepada Aldi membuat aku ikut juga menyemangati Aldi, kami tau saat ini yang bisa diharapakan untuk mengurangi sedikit kesedihan Aldi adalah Kami temannya ini.

Hari beranjak sore, mereka pun pulang, kini kamar kost ku menjadi sepi, Aku sejenak berbaring dikasur lantai, membayangkan perkataan Aldi yang diucapkan barusan.

"Cinta itu apa sih, Wajah cantik seorang gadis? atau lebih dari itu?" tanya ku dalam hati tanpa menemukan jawaban didalam pertanyaan itu.

Malam tiba, orang tua ku menelpon ku, menanyakan kabar tetang diriku disini, tentang sekolah ku, tetang teman, guru, dan tentanga kost ku.

"Usaha disini berjalan lancar nak, kebun kita panen melimpah tahun ini, bulan depan ayah kirimkan uang lebih untuk kamu, tapi ingat pretasi kamu harus tetap bertahan ya."

"Iya Ayah, tapi aku kesusahan dalam belajar Ayah, sedangkan sepak bola, dua bulan lagi kami ikut turnamen sekabupaten, jika juara, kami ketingkat provinsi, kemudian nasional, dan bisa jadi diantara kami ada yang diambil timnas dan main melawan negara-negara lain." ucapku, Ayah hanya mengamini, apa yang barusan ku ucapkan, katanya itu adalah cita-cita ku yang akan terus beliau dukung.

"Hey nak! ini, mamak mu, mau bicara katanya kangen sama kamu."

"Hallo bujang mamak, gimana kabarnya baik? udah punya tunangan?."

beginilah kebiasaan dari ibu ku, ia akan nyerocos bicara tanpa jedah, kadang itu juga yang membuat ku tak betah bila harus berbicara dengan ibu, namun inilah ibuku, walau pun begitu aku tetap menyayangi dirinya.