webnovel

Anti Sosial

Laras itu gadis biasa, tidak suka basa-basi dan pendiam setengah mati, bergerak bagaikan robot dengan pandangan sayu dan mulut terkatup. Rafan adalah Bos yang sangat disiplin, bermulut pedas dengan wajah tidak merasa bersalah, seminggu yang lalu dia mengalami kecelakaan, kedua matanya mengalami kebutaan. Meski begitu, tidak pernah terlihat raut kesedihan di wajah tampannya, Seno bahkan sampai bingung karena Bos nya malah semakin gila kerja setelah keluar dari rumah sakit, bahkan Dia tidak sama sekali melupakan Hobinya yang suka memecat orang jika di rasa orang itu sudah tidak pantas untuk berkerja di perusahaannya. Rafan membutuhkan Sekertaris Baru, tidak masalah lelaki atau perempuan, asalkan bisa bekerja dengan benar. Seno pusing sekali mendengar ucapan Rafan, tidak bisa berpikir atau mencari ditengah pekerjaannya yang menempuk, Hingga Seno melihat Laras di ruang pentry sedang membuat kopi hitam untuk dirinya. "Apa dia saja ya ?" gumam Seno dengan sorot mata terus menatap Laras. Setelah membaca cerita ini dan masih ada rasa penasaran dalam benak kalian, aku sarankan untuk membaca kembali ceritaku yang berjudul I Missing You yang menjadi lanjutan cerita dari cerita ini, terimakasih.

Dina_Nurjanah_7988 · Teen
Not enough ratings
192 Chs

Hari Senin

Pagi ini aku dan Rafan sudah kembali ke ativitas kami seperti biasanya, Hari Senin waktunya kerja, keduanya kini berada di dalam mobil dengan Laras yang membacakan agenda harian pada hari ini.

"Rapatnya jam sebelas ?" tanya Rafan seperti memastikan.

"Iya Pak jam sebelas"

"Gak bisa di undur sehabis jam makan siang ? Tanggung banget jam sebelas, pasti nanti kepotong sama jam makan siang"

Laras pun mengangguk setuju dengan ucapan bosnya, Dia kembali melihat tab yang menampilkan agenda harian yang sudah ia susun.

"Yasudah, saya atur ulang lagi Pak"

Rafan tak menjawab namun ucapan Laras membuat dahinya berkerut seketika. "Gimana ngaturnya ? Kamu mau bikin pengumuman baru ? Mau kamu unda lagi satu-satu ? Bisa-bisa nama saya jelek di mata penanam saham karena gak profesional soal waktu" balas Rafan yang langsung membuat Laras terdiam.

Rafan menghela nafas, membenarkan letak dasinya. "Yasudah lah kalau sudah kami atur jam sebelas, lain kalau ngatur waktu jangan mepet-mepet banget"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com