"Tenanglah, Sayang," Asad mengendarai mobil dengan hati-hati. Sesekali ia mengusap perut istrinya yang tengah mengalami kontraksi.
Pagi pukul 6, istrinya yang tengah hamil 7 bulan itu, Tiba-tiba mengalami kontraksi yang tak terduga. Padahal dokter sudah memperkirakan kelahiran dua bulan lagi, namun sepertinya Tuhan berkehendak lain.
Wanita yang duduk di sebelah Asad berusaha mengendalikan napasnya. Ia menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya secara perlahan. Ia melakukannya berulang-ulang.
*
"Apa yang kau rencanakan Nadir?!" Istri pria itu tak sengaja mendengar rencana Nadir dengan rekan-rekannya.
"Apa kau sudah gila, hah?!" Wanita itu membelalak, emosi.
Nadir menggerang, ia langsung mencengkeram lengan istrinya.
"Diamlah, dan keluarlah dari sini!" titah Nadir.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com