Kami menikmati perjalanan dengan santai di dalam kapal. Kapal memang langsung menuju ke Indonesia, Raka sudah menelponku beberapa kali. Kayaknya dia sudah tidak sabar. Dia akan merayakan ulang tahunnya di Sekolah Dwipathara. Maksudnya rumahnya di sana juga di Bali Indonesia. Sudah lama kami tidak ke sana. Semua sudah mengenal pulau Bali sebagai tempat wisata yang indah dan menawan di dunia
"Bali ?" tanya mereka.
"Aku juga pengen ke sana sih !" ujar yang lain.
"Yap, tapi kita kedunia sihirnya ya! karena kakek dan mamanya adalah kepala sekolah sihir di Indonesia! karena itu dia tinggal di sana! umurnya sama dengan kami semua rata-rata 18 sampai 14 tahun !" kataku menjelaskan siapa Raka.
"Kalian, jangan kaget dan terpana ya !" ujarku tersenyum.
"Memang, kenapa ?" tanya mereka heran.
Aku tak menjawab, biar menjadi misterius. Dan akhirnya kami tiba di Bali sihir. Yap tanpa mereka sadari kami sudah memasuki dunia sihir kembali. Karena begitu asyiknya di kapal. Mereka tidak merasakan goyangan apa pun itu di kapal, bahkan ombaknya cukup besar. tapi tidak terpengaruh.
Bahkan ketika sedang makan, dan juga berjalan di sekitaran tak ada rasa pusing. Kami pun bersantai di dek kapal menikmati indahnya lautan.
"Hei ada mermaid !" seru William kaget. Semua pun menuju pinggiran kapal, memang sebentar lagi kami akan tiba pelabuhan pulau Bali sihir bukan muggle. Letaknya satu jam lagi dari sini, dan sudah terlihat dari kejauhan.
Kami melihat sekumpulan para mermaid berenang. Di samping kiri dan kanan. Ada yang perempuan dan lelaki.
"Raka !" seru seseorang dan itu salah satu sepupuku, yang mengenalinya yang sedang berenang dia hanya melambaikan tangan. Dan memberi tanda untuk duluan, kemudian teman-teman pun mengikuti.
"Dia ... Mermaid ?" tanya Martina dan lainnya tak percaya. Aku mengangguk.
"Betul, dia dari klan Mermaid !" kataku tersenyum.
Satu jam kemudian kami pun tiba di pelabuhan Bali, yang sangat indah dan moderen, dan berbeda dengan muggle. Kami melihat Raka dan lainnya melambaikan tangan berdiri di pinggiran dermaga. Akhirnya kapal pun berlabuh, kami sudah bersiap diri dan membereskan barang bawaan untuk turun. Dan bis sudah siap di depan lobby hotel dan kami naik dan turun dari kapal. Tapi berhenti di depan pelabuhan. Raka dan teman-temannya pun nailk ke bis.
Aku dan lainnya berpelukan, sementara yang lain hanya bengong, karena Raka mempunyai wajah yang tampan dan gagah, berkulit coklat khas Indonesia. Raka mirip kakeknya sedang ayahnya sangat imut hampir mirip Akio. Akhirnya kami pun pergi ke sekolah sihir Dwipanthara.
Ketika kami sampai semua tertegun, bangunan moderen berpadu dengan unsur tradisional Bali yang kental dan masih ada pedesaan yang hijau. Ada banyak pura di sini. Kami melewati sekolah. Dan akhirnya tiba di rumah Raka bergaya tradisional Bali. Rumahnya seperti komplek perumahan. Ada rumah utama, dan untuk para tamu yang menginap. Seperti Villa atau Resot. Lelaki dan perempuan di pisah. Satu Villa ada dua kamar, dengan tempaf tidur bisa berdua. Jadi satu Villa atau resort bisa empat orang.
Kamarnya ada di atas, sedang di bawah ada ruang tamu, dapur kecil dan juga kolam renang menghadap persawahan yang hijau dan asri. Semuanya bernuansa tradisional, kecuali televisi dan kulkas serta kompor juga AC. Walau di sini sebenarnya sejuk sekali udaranya.
"Wow ... ini indah sekali !" ujar Martina. Aku mengangguk.
"Gue, suka sekali tempat ini !" Alena dan Zalena pun bergabung dengan kita di balkon kamar kami masing-masing.
"Iya, rasanya tidak panas atau gerah !" kata Alena, yang pernah beberapa kali ke pulau Bali untuk liburan.
"Ini kan dunia sihir! pasti ada perbedaannya !" kataku. Oh begitu.
"Lalu itu kota apa ?" tanya Zalena menunjuk sebuah kota di bawah bukit. Aku pun menjelaskannyq.
Bahwa setiap ada sekolah sihir selalu ada kotanya. Sekolahnya maju maka kotamya pun sama, mengikuti semuanya.
"Nanti gue ajak kalian kesana! tapi kita makan siang dulu! itu kentongan artinya tanda makan !" jawabku tersenyum,
Kami di jamu oleh keluarga Raka, nama lengkapnya Raka Arsena. Jadi bisa dipanggil Raka atau Arsena saja. Makanan yang di sajikan adalah masakan khas pulau Bali dan semua di dapat dari sekitar rumah. Karena di sini adalah sekolah tabib terbesar di dunia sihir. Kebun herbal dan rempah dari seluruh dunia sihir dan muggle lengkap di sini.
Semua tertegun ketika memakan makanan yang di sajikan, sangat enak dan lezat sekali. Dalam sekejap semuanya habis.
"Terima kasih tante! masakannya sangat enak sekali !" pujiku, dan semua mengangguk setuju, mama Raka tersenyum dia sangat cantik sedang papanya awet muda.
"Serius, itu papanya ?" bisik teman-temanku.
"Iya, mirip Akio !" ujar Alena, yang di sebut mukanya memerah.
Kami pun berjalan-jalan di sekitar villa dan itu adalah ke kebun herbal dan rempah. Yang di tanam baik tradisional atau moderen. Menurut Raka di sini banyak tumbuhan langka yang berhasil di tanam dan di panen. Ada yang harganya biasa sampai termahal. Bukan hanya tanaman, binatang langka pun ada.
Semua kagum dan tak percaya, setelah itu pulang dan istirahat. Ulang tahunnya akan di adakan besok malam. Sorenya aku dan Martina keluar kamar, kami pun sudah mandi rapi dan bersih. Kita bertemu dengan Alena dan Zalena yang menanyakan apa ada laundry di sini ? aku dan Martina tersenyum. Aku pun menunjukan sebuah kotak.
"Ini laundrynya ?" tanya keduanya heran, aku mengangguk dan meminta keduanya memasukan pakaian kotor mereka, lalu nanti lihat setelah makan malam selesai. Mereka setuju, di kapal pun ada sebenarnya.
"Kan sama aja, waktu di kapal juga! cuman bedanya ini yang sederhana bentuknya !" kataku tersenyum.
"Oh begitu! jadi pengen beli deh simple sih! alatnya ...!" ujar Alena dan Zalena tertawa.
"Ada kok, makanya setelah makan malam kita jalan-jalan ke sana !" kataku tersenyum.
"Oh, beneran ?" tanya mereka, aku mengangguk.
Dan akhirnya kami makan malam di rumah utama dan saling mengobrol, kali ini aku memperkenalkan teman-temanku. Mereka terkejut, tapi walau begitu keluarga Raka tak keberatan justtu senang. Dan setelah makan kami pun jalan-jalan ke kota dengan menggunakan kendaraan khusus. Aku satu kendaraan dengan Raka di depan yang lainnya sebagai petunjuk jalan. Dia sendiri yang menyetir, begitu pun yang lainnya. Mobil bis kecilnya mirip mobil golf seperti itu.
Menggunakan tenaga khusus, sehingga jalannya enak dan mulus. Karena dari rumah ke kota agak jauh kalau jalan kaki sekitar satu jam dan sebenarnya kalau pagi atau sore pemandangannya sangat indah. Sedang bila menggunakan ini cukup 30 menit. Aku duduk paling belakang dengan Albert, entah kenapa mereka seperti sudah mengerti kedekatan kami, walau masih teman dekat.
Selama perjalanan, jalanan mulus dan tidak gelap ada banyak lampu di pinggir jalan. Dan tak lama kami pun sampai di kotanya. Semua tertegun dan tak percaya. Bangunan moderen bersatu padu dengan tradisional. Kemarin memang hanya lewat saja tidak masuk ke kotanya.
----------------------
"Wow ... ini luar biasa !" seru semuanya. Melihat kotanya tidak seramai di muggle. Disini tidak ada kendaraan bermotor atau mobil. Walau ada itu pun tidak banyak. Bahkan Raka memarkirkan kendaraannya di tempat khusus. Lalu kami menggunakan transportasi yang ada hanya di kota ini saja. Dari bis, kereta layang dan lainnya.
"Kalian mau jalan-jalan ke pusat kota moderen atau tradisionalnya ?" tanya Raka.
Alhirnya ke pusat kotanya saja, dan dia mengangguk. Kali ini kami menggunakan bis, yang bersih dan nyaman. Raka hanya menempelkan kartu saja dan bus tanpa sopir itu pun melaju. Menuju ke tempat tujuan. Mereka semua seakan bermimpi seperti jauh ke masa depan. Walau muggle sudah berubah tapi tak secepat kami.
"Coba deh ke kota sihirnya Las Vegas dan New York pasti sama dengan kota ini !" kataku menjelaskan, setiap kota di dunia muggle ada kota sihirnya. Semua pun tertegun dan tak percaya.
Kalau tidak salah, Miss Universe akan di selenggarakan di Bangkok Thailand. Sedang Miss World di Tokyo Jepang. Mungkin nanti kepengen lihat kota sihirnya seperti apa. Tapi aku mengatakan bahwa tidak semua kota bisa semoderen ini. Kadang kita seperti ke jaman dahulu. Semua terkait dari berbagai aktivitas kota sihir itu sendiri. Karena di sini ada sekolah maka perubahannya cepat.
Kota sihir ini seperti pada umumnya di kota besar, ada gedung kantor, mall, taman dan lainnya. Semuanya kagum. Mall pun lebih besar dan bagus, ada 5 lantai, semua komplit. Nah, banyak dari mereka menanyakan pembayaran di sini. Aku menunjuk sebuah bank sihir yang bisa menukar uang kita ke mata uang sihir.
Dan teman-temanku menukarkan uang muggle ke sihir untuk transaksi belanja di sini. Sementara aku dan lainnya tak perlu, karena sudah mempunyai sendiri.
"Serius ?" tanya mereka tak percaya, ketika aku menyebut punya gudang uang di bank sihir.
"Sebenarnya ini adalah uang warisan! jadi kami punya uang yang di bagikan dari turun temurun nenek moyangku! dan akan terus begitu sampai gue punya anak akan di bagikan lagi harta yang lainnya !" jelasku.
"Oh begitu, uang lo banyak dong ?" tanya Marcello.
"Tidak berupa uang kertas, kebanyakan harta benda seperti perhiasan emas, dan lainnya! uang sihir itu sebenarnya berupa koin! dan itu tak akan hilang atau di ambil oleh orang lain! karena sudah menjadi hak milik kita !" jawabku.
"Apa harta milikku bisa terlacak ?" tanya Albert, semua tertegun. Tapi dia menceritakan semua yang di hadapinya selama ini.
"Oh begitu, jadi karena itu lo menutup diri ?" tanya Marcello. Albert mengangguk.
"Gue adalah pangeran yang terbuang dari kerajaannya sendiri! itu semua karena konflik keluarga yang tiada akhir! gue akui, papaku memang tidak bijaksana! punya banyak istri dan anak! dan gue anak satu-satunya dari Ratu istri pertama dia yang memang sudah lama menginginkan seorang anak! sampai akhirnya, lahirlah gue! justru itu awal dari semuanya! gue merasa mereka tidak mau, gue menjadi penerus Raja sebelumnya! entah karena takut kelakuan papaku menurun kepada gue atau hal lainnya! yang jelas setelah papa meninggal semua memburu kami! sampai akhirnya kami memutuskan tinggal di muggle !" jelasnya sambil minum kopi dan lainnya di mall ini. Semua tertegun.
"Semua harta benda di sita! kami tak punya apa pun! tapi entah harta yang di bank apa di ambil atau di blokir! mendengar hal itu gue menjadi lega! karena terus terang ini bukan uang! gue bekerja kok, walau tidak banyak itu cukup menghidupi kami !" katanya, kemudian terdiam.
Aku memegang tangannya, untuk memberi semangat. Dia membalasnya dan tersenyum.
"Ehem, so sweet !" ujar yang lain. Muka kami memerah.
Setelah itu kami kembali ke bank untuk mengetahui semuanya, setelah mengisi formulir, pegawai bank datang.
"Pangeran Albertus Soares dari kerajaan Kartago! ya ?" katanya, Albert pun mengangguk.
"Begini, sebenarnya ada usaha penutupan atau pengambil alihan oleh pihak tertentu yang mengaku keluarga! tapi, kami berkomitmen bahwa hak yang sebenarnya harta itu milik seseorang! bukan kerajaan Kartago, atau ayah, ibu dan sebagainya! kenapa karena harta itu menjadi hak milik seseorang! pertama ada surat wasiat, entah dari yang memberi atau yang mengkuasakan harta itu untuk di berikan kepada seseorang! kedua ada tanda tangan dari kedua belah pihak, baik si pemberi atau juga penerima! walau misal si penerima masih kecil atau bayi !" jelas si pegawai bank sihir, semua tertegun.
"Jadi ..."
"Betul, tuan Albert! harta warisan anda masih ada! baik dari kakek dan nenek dari pihak papa dan keluarga dari pihak mamamu !" jawab petugas bank, dan Albert terkejut ketika melihat surat wasiat pemberian dari dua keluarganya dan tanda tangannya hanya telapak tangannya ketika masih bayi. Albert seketika menangis.
"Aku .. tak menyangka! mereka memberikan ini kepadaku! aku tahu, mamaku berasal dari kerajaan yang tidak begitu luas! pada saat itu pernikahan papa dan mamaku di sebut pernikahan politik! karena kerajaan mamaku itu mempunyai sesuatu benda tambang berharga mahal! sayang, ketika papa meninggal tak lama semua hancur, bukan kerajaan papa saja tapi juga kerajaan mama yang sama berkonflik !" katanya terdiam mengenang apa yang terjadi.
"Jadi, bila ingin mengambil haruslah atas persetujuan kami! bahkan ada loh yang membawa itu! tapi setelah di telusuri itu palsu! karena sampai saat ini pemilik dari harta itu belum datang, sampai saat ini !" ujar pegawai bank.
"Kenapa anda bisa yakin, kalau di hadapan anda asli! bisa saja dia menyamar ?" tanya Zalena heran. Petugas bank hanya tersenyum.
"Itulah bank sihir! berbeda dengan bank di muggle atau dunia anda! kami bisa menilai mana yang asli atau tidak! bahkan bila tuan Albert misal meninggal hanya keturunannya yang akan mewarisi! cukup datang kesini dan kami langsung tahu dia keturunannya atau tidak !" jawab pegawai bank.
"Wow ... keren! apa aku boleh menabung di sini! walau .., apa tadi aku muggle ya ?" tanya Alena.
"Boleh saja! tak masalah! hanya ada ketentuan khusus! ini bisa anda baca dulu semua peraturan barunya! sejak perang besar kami bank sihir pun hadir di dunia muggle! oleh karena itu ada kebijakan berbeda antara seseorang keturunan dunia sihir dan muggle! tapi biasa yang lahir di dunia sihir itu sudah dari turun temurun! jauh dari atas kalian! jadi kemari hanya untuk pembagian wasiat harta saja! seperti contohnya tuan Albert sendiri! setelah di bagi dan menjadi hak miliknya tak bisa berpindah tangan ke orang lain, kecuali keturunannya! di muggle kan beda !" jawab pegawai bank.
---------------------
Rupanya Albert baru paham, dengan semuanya. Dan kini dia tak khawatir lagi karena walau tidak menjadi raja misalkan, dia bisa menjadi pengusaha kaya raya. Karena hartanya banyak sekali gabungan baik dari keluarga ayahnya atau pun ibunya.
Alena dan Zalena serta yang lainnya mulai tertarik. Apalagi ketika aku ceritakan, harta kakek dan nenekku juga di simpan di bank sihir! bank sihir memang fungsinya hanya menyimpan saja tak lebih. Berbeda dengan bank muggle, ada bunga dan lainnya sehingga berubah-ubah, kadang tidak aman banyak uang yang hilang. Sedang bank sihir, uang kita bertambah karena usaha kita dan yang utama aman dari tangan siapa pun! walau sekarang bank sihir berubah seiringnya jaman yaitu dengan mengeluarkan kartu kredit khusus.
Semua di serahkan ke kebijakan dari si pengguna kartu untuk mengambi, uang berapa pun dan di manapun berada. Mau di dunia sihir atau pun muggle tak masalah. Uang itu akan di konversikan ke mata uang muggle atau tetap uang sihir bila di dunia sihir.
Bersambung ...